Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Sunday 9 June 2013

Menuju Persatuan Umat (Ikhlash)

Salah satu landasan terpenting untuk mengurangi derajat pertikaian diantara kaum muslimin untuk menuju persatuan adalah dengan mengikhlashkan diri kepada Allah SWT.
          Betapa banyak kritikan atau nasehat yang dilandasi oleh kebencian atau kepentingan tertentu menyebabkan permasalahan menjadi melebar. Sehingga menimbulkan sikap saling tahdzir (memperingatkan dengan keras) bahkan cenderung kasar, saling hajr (menjauhi/boikot) hingga mubahalah.
          Allah SWT dan Rasulullah Saw banyak sekali memberikan bimbingan kepada kita untuk bersikap ikhlash dalam segala hal. Baik dalam masalah ibadah maupun bekerja.
وَمَا أُمِرُوا إِلَّا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”(Al Bayyinah 98:5).
        قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163)
          Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)." (Al An’aam 6:162-163).
          “Sesungguhnya manusia yang pertama kali diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Ia dikenalkan pada nikmat ketika masa hidupnya, sehingga ia mengenalnya. Kemudian ia ditanya, “Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat itu?.” Ia menjawab, ‘Aku telah berperang dijalanMu sampai aku mati syahid. Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kamu berperang agar dikatakan pemberani dan sebutan itu telah kau peroleh. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka diseretlah wajahnya sehingga dijerumuskan ke dalam neraka. Yang kedua adalah orang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta membaca Alqur’an. Ia dikenalkan pada nikmat ketika masa hidupnya, sehingga ia mengenalnya. Kemudian ia ditanya, “Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat itu?.” Ia menjawab, ‘Aku telah menuntut ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca Alqur’an karenaMu.” Allah berfirman, “Kamu berdusta. Akan tetapi kamu menuntut ilmu agar dikatakan orang yang alim dan kamu membaca Alqur’an agar dikatakan sebagai Qari’ dan sebutan itu telah kau peroleh. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka diseretlah wajahnya sehingga dijerumuskan ke dalam neraka. Yang ketiga adalah orang diberikan keluasan rizki oleh Allah dan dianugerahi sebagian harta benda. Ia didatangkan kemudian dikenalkan pada nikmat ketika masa hidupnya, sehingga ia mengenalnya. Kemudian ia ditanya, “Apa yang telah kamu lakukan dengan nikmat itu?.” Ia menjawab, ‘Aku tidak pernah meninggalkan kesempatan dimana Engkau menyukai infaq pada saat itu kecuali aku infakkan hartaku karenaMu. Allah berfirman, “Kamu berdusta. Kamu berperang agar dikatakan pemberani dan sebutan itu telah kau peroleh. Kemudian Allah memerintahkan malaikat untuk membawanya. Maka diseretlah wajahnya sehingga dijerumuskan ke dalam neraka.   (HR Muslim dan Nasa’i).[1]
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا
“Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa." Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya." (Al Kahfi 18:110).
             ( فَمَنْ كَانَ يَرْجُوا لِقَاءَ رَبِّهِ ) قال: ثواب ربه
        Maksudnya,” Barang siapa mengharapkan bertemu Tuhannya” adalah ia berkata (Said bin Jubair): pahala dari Tuhannya.[2]
      Dan firmanNya, “ Dan janganlah menyekutukan dalam beribadah kepada Tuhannya dengan sesuatupun juga” maknanya jangan riya’. Bahwa pada zaman Nabi ada seseorang laki-laki yang mencintai jihad di jalan Allah namun ingin juga untuk dilihat amal dan kedudukannya, maka Allah menurunkan ayat tersebut. [3]
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر". قالوا: وما الشرك الأصغر يا رسول الله؟ قال: "الرياء، يقول الله يوم القيامة إذا جزي الناس بأعمالهم: اذهبوا إلى الذين كنتم تراؤون في الدنيا، فانظروا هل تجدون عندهم جزاء"
           Rasulullah Saw bersabda, “ Sesungguhnya yang aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.” Apakah syirik kecil tersebut Ya Rasulullah ? Beliau menjawab, “Yaitu riya’. Allah berfirman pada hari kiamat disaat menilai amal-amal mereka, pergilah kalian kepada orang-orang yang kalian perlihatkan amal-amal kalian ketika di dunia, maka perhatikanlah, “Apakah kalian akan mendapatkan balasan dari sisi mereka? (HR Ahmad).[4]


[1] Sayyid M. Nuh, Penyebab Gagalnya Dakwah, Gema Insani Press (Jakarta:1998), hal. 193.
[2] Tafsir Thabari 18:135
[3] Ibid
[4] Tafsir Ibnu Katsier 5:207

No comments: