Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 27 June 2013

Adanya Kebutuhan

III.5 Adanya kebutuhan

          Manusia satu dengan yang lainnya memiliki kebutuhan yang berbeda-beda. Ada merasa cukup dengan moto atau simbol, tapi ada juga yang menginginkan memiliki mobil hingga pesawat terbang. Ada yang merasa cukup dengan tahu dan tempe tapi ada juga yang belum cukup meskipun makan dengan daging sapi.

          Sebagian merasa sudah cukup sekolah hingga SLTA, namun sebagian yang lain hingga sampai S-3. Sebagian merasa cukup dengan bercocok tanam, namun sebagian lainnya ingin menjadi pegawai hingga menjadi pemilik pabrik dan perusahaan yang besar.
          Perbedaan kebutuhan itulah yang membawa dampak dalam mendalami ajaran agamanya. Orang desa sebagian cukup hanya menjalankan rukun Islam, rukun iman, do’a dan dzikir. Namun sebagian orang kota ingin lebih dari itu. Ingin memiliki lembaga pendidikan yang banyak dan megah, memiliki perbankan syariah hingga memiliki negeri yang kuat dan disegani oleh lawan.
          Sebagian merasa cukup dengan belajar agama apa adanya. Atau belajar pokok-pokok dan prinsip-prinsip umumnya saja. Sebagian yang lain ingin belajar secara mendetil. Ingin mengkaji berbagai macam kitab fiqih. Ingin membaca Al Mughni, ingin mendalami bulughul maram, ingin memahami fiqhus sunnah. Bahkan ingin belajar tafsir dan hadits hingga membaca buku-buku berjilid-jilid tebalnya. Semuanya itu karena masing-masing orang memiliki kebutuhan yang berbeda.
          Perbedaan kebutuhan inilah yang membawa pada orientasi yang berbeda-beda dalam mengenal, memahami dan menerapkan ajaran agama. Sebagian orang cukup merasa puas dengan pendapat ustadz atau kyainya. Sebagian lagi baru puas kalau sudah membaca kitab fiqih 4 madzab. Sebagian yang lain baru puas kalau dapat langsung melakukan instinbath (menyimpulkan) hukum dari Alqur’an dan hadits secara langsung.
          Akibatnya dalam kehidupan kita menyaksikan kaum muslimin yang berbeda-beda. Ada yang cukup ”taqlid” saja kepada ulama tertentu. Ada yang ingin menjadi muttabi’ yaitu mengetahui alasan-alasan suatu perbuatan dengan mendalami dalil-dalilnya. Ada yang ingin menjadi mujtahid. Yaitu menyimpulkan hukum sesuai dengan kemampuannya berdasarkan Alqur’an dan sunnah nabi SAW.

          Kebutuhan itu dipengaruhi juga oleh waktu. Ada yang memiliki waktu luang sehingga dapat belajar lebih banyak. Tapi ada yang waktunya terbatas karena sibuk sebagai seorang direktur atau sibuk mencari sesuap nasi siang dan malam namun tetap saja hidup dalam kekurangan. Jangankan beli buku agama, untuk makan setiap hari saja sudah sangat kesulitan.

No comments: