Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 6 June 2013

Umat Pertengahan

I.5. Umat Pertengahan
         
Umat Islam adalah umat pertengahan. Yaitu umat yang memperhatikan dunia dan akherat. Bukan umat yang hanya sibuk dengan akherat seperti para rahib, pendeta dan bhiksu. Atau umat yang hanya sibuk dengan dunia seperti orang-orang yang berpaham materialisme, kapitalisme, konsumerisme dan permisifisme.
وَابْتَغِ فِيمَا آَتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الْآَخِرَةَ وَلَا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
          Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (Al Qashash 28:77)
          Ayat ini mengingatkan kita agar tidak terlalu cenderung pada salah satunya, baik kehidupan dunia ataupun akhirat. Sebab kecenderungan yang tidak moderat hanya akan mematikan bagian yang lain.[1]
          Begitupun dalam masalah membelanjakan harta. Allah menyuruh kita untuk melakukannya secara seimbang.
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
          Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (Al Furqan 25:67)
            Rasulullah bersabda, “Orang-orang terbaik diantara kalian bukanlah orang yang meninggalkan akhirat demi dunianya dan bukan pula yang meninggalkan dunia demi akhiratnya” (HR Ad Dailami dan Ibnu Asakir).
            Sebaik-baik perkara adalah yang pertengahan” (HR Baihaqi).
            “Sebaik-baik pekerjaan adalah yang pertengahan” (HR Ad-Dailami).[2]
          Karena itulah Allah mengingatkan kita untuk tidak berlebih-lebihan. Tidak boleh melampaui timbangan. Tidak boleh pula untuk melakukan kecurangan. Karena semua perbuatan ini termasuk perbuatan yang tidak seimbang. Yang pada akhirnya akan menghancurkan keharmonisan dan keserasian hidup.
وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ (7) أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ (8) وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ (9)
          Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. (Ar Rahman 55:7-9).
وَيْلٌ لِلْمُطَفِّفِينَ (1) الَّذِينَ إِذَا اكْتَالُوا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُونَ (2) وَإِذَا كَالُوهُمْ أَوْ وَزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ (3)
            “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi,  dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.” (Al Muthaffifin 83:1-3).


[1]Islam Moderat, IKADI (Jakarta:2007), hal. 11
[2]Ibid

No comments: