Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 27 June 2013

Hilangnya Khilafah

II.3. Hilangnya Khilafah
          Hilangnya khilafah Islamiyyah merupakan salah satu sebab lahirnya berbagai aliran, organisasi dan kelompok perjuangan dalam Islam. Hal ini bisa kita lacak dengan lahirnya berbagai pergerakan Islam. Misalnya Ikhwanul Muslimin di Mesir, Hizbut Tahrir di Yordania, Syarikat Islam, DI-TII, Persis, Al Irsyad, Muhammadiyah dan Nahdhatul Ulama di Indonesia, Jami’at Al Islami di Pakistan dan Pan Islamisme di Dunia Arab.

          Sama-sama kita ketahui, organisasi dan kelompok tersebut memiliki manhaj, aturan, agenda, prioritas dan ladang dakwah yang berbeda-beda. Ada yang menyibukkan diri dengan penyucian jiwa, menyibukkan diri dengan fiqih, menyibukkan diri dengan pendidikan, menyibukkan diri dengan politik, menyibukan diri dengan seni dan olah raga. Sehingga merupakan hal yang wajar bila dalam aplikasinya terdapat perbedaan-perbedaan dan mungkin perselisihan-perselisihan dikarenakan kesalahpahaman. Serta kurangnya informasi dan komunikasi.
          Dengan hilangnya khilafah umat Islam seperti anak ayam kehilangan induknya. Bila ada perbedaan dan perselisihan, umat tidak punya rujukan yang memiliki otoritas untuk mendamaikannya. Bila ada permasalahan, kesulitan, gangguan dan ancaman, umat tidak memiliki kekuatan yang dapat melindungi hak-haknya. Umat hanya bisa berdo’a dan memohon kepada Allah SWT. Padahal do’a butuh ikhtiar, butuh usaha dan kekuatan untuk merealisasikannya.
          Tanpa khilafah umat kini terombang-ambing. Bahkan untuk masalah-masalah yang sederhana saja umat masih sering ”berkelahi”. Misalnya masalah penentuan awal ramadhan dan awal syawal. Demikian halnya masalah peringatan-peringatan, masalah tawasul[1] dan tabaruk[2]. Masalah tafwidh[3], itsbat[4] dan ta’wil[5] dalam ayat-ayat mutasyabihat. Apalagi masalah-masalah besar seperti tumpahnya darah kaum muslimin. Dan timbulnya aliran-aliran sesat dan menyesatkan yang tumbuh subur di berbagai dunia Islam. Umat tidak berdaya, bahkan cenderung pasrah.



[1]Berdo’a melalui perantara
[2]Mencari berkah dengan Alqur’an, sunnah, peninggalan Rasulullah, benda-benda dan lain-lain.
[3]Menyerahkan maknanya kepada Allah SWT.
[4]Menetapkan maknanya tapi bukan kaifiyat/caranya
[5]Memalingkan artinya kepada arti lainnya agar orang awam tidak bingung

No comments: