Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Monday 27 May 2013

Ringkasan Hukum Puasa (Keutamaan Puasa)

RINGKASAN HUKUM IBADAH PUASA
(مختصر أحكام الصيام)

Keutamaan-Keutamaan Puasa
Allah ta’ala telah berfirman :
إِنّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصّادِقِينَ وَالصّادِقَاتِ وَالصّابِرِينَ وَالصّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدّقِينَ وَالْمُتَصَدّقَاتِ والصّائِمِينَ والصّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِـظَاتِ وَالذّاكِـرِينَ اللّهَ كَثِيراً وَالذّاكِرَاتِ أَعَدّ اللّهُ لَهُم مّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيماً
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang menjaga kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar” (QS. Al-Ahzab : 35).
Dalam ayat lain Allah juga telah berfirman :
وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لّكُمْ إِن كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah : 184).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan dalam sunnahnya bahwasannya puasa merupakan benteng dari hawa nafsu syahwat, penangkal dari sambaran api neraka, dan Allah ta’ala telah mengkhususkannya sebagai nama salah satu pintu surga.  Beberapa keutamaan tersebut adalah sebagai berikut :
1.       Puasa Sebagai Perisai
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kepada orang yang diliputi nafsu birahi untuk menikah.  Jika dia tidak mampu untuk melaksanakannya, maka ia diperintahkan berpuasa untuk mengekang nafsu syahwatnya.  Sebab puasa bisa menahan gejolak anggota tubuh dengan kelemahannya sehingga dapat mengekangnya dari tindakan yang menyimpang.  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء
Wahai para pemuda, barangsiapa diantara kalian telah mampu (ba’ah), maka hendaknya dia menikah, karena menikah itu dapat menjaga pandangan dan memelihara kemaluan.  Dan barangsiapa yang tidak mampu untuk menikah, maka hendaknya dia berpuasa, karena puasa itu bisa menjadi perisai baginya” (HR. Bukhari no. 4779 dan Muslim no. 1400 dari Ibnu Mas’ud radliyallaahu ‘anhu).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga telah menjelaskan bahwa surga itu dikelilingi oleh hal-hal yang tidak disukai, sedangkan neraka dikelilingi oleh berbagai kesenangan syahwat.  Oleh sebab itu, jelaslah kiranya bagi kita bahwa puasa itu dapat mementahkan syahwat dan menumpulkan ketajamannya yang bisa mendekatkan kepada api neraka, dan puasa itu bisa menjadi penyekat antara orang yang berpuasa dengan neraka.  Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah bersabda :
إنما الصيام جنة يستجن بها العبد من النار
Puasa itu adalah perisai yang dapat melindungi diri seorang hamba dari api neraka” (HR. Ahmad no. 15299; hasan lighairihi. Lihat Shahih At-Targhib no. 981).
Dan tentunya, hanya puasa yang ikhlash dan sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya sajalah yang dapat menjadi perisai dari api neraka.
2.       Puasa Dapat Memasukkan Seseorang ke dalam Surga
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya bahwa puasa itu dapat menjauhkan diri dari api neraka, yang otomatis mendekatkan dapat pelakunya kepada surga, bi-idznillaah. 
Diriwayatkan dari Abu Umamah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
يا رسول الله فمرني بعمل أدخل به الجنة قال عليك بالصوم فإنه لا مثل له
“Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang dapat memasukkan aku ke dalam surga”.  Maka Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pun menjawab : “Hendaknya kamu berpuasa, karena puasa itu tidak ada tandingan (pahala)-nya” (HR. Nasa’i dalam Al-Kubraa no. 2530, Ibnu Hibban dalam Al-Mawarid hal. 232, dan Al-Hakim no. 1533 dengan sanad shahih. Lafadh ini adalah milik Ibnu Hibban. Lihat Shahih Sunan An-Nasa’i no. 2097).
3.       Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Pahala Tak Terhitung Nilainya.
4.       Orang yang Berpuasa akan Mendapatkan Dua Kebahagiaan.
5.       Bau Mulut Orang yang Berpuasa Lebih Harum di Hadapan Allah Ta’ala daripada Bau Misk (Kesturi).
Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : Telah berfirman Allah ta’ala (merupakan hadits qudsi) :
كل عمل بن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به والصيام جنة فإذا كان يوم صوم أحدكم فلا يرفث يومئذ ولا يسخب فإن سابه أحد أو قاتله فليقل إني امرؤ صائم والذي نفس محمد بيده لخلوف فم الصائم أطيب عند الله يوم القيامة من ريح المسك وللصائم فرحتان يفرحهما إذا أفطر فرح بفطره وإذا لقي ربه فرح بصومه
Setiap amal anak Adam adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan Aku akan memberi pahala atasnya.  Puasa itu adalah perisai, maka pada saat berpuasa hendaknya seseorang diantara kamu tidak melakukan rafats (yaitu : berjima’ dan berbicara keji - Pent.) dan tidak juga membuat kegaduhan.  Jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan,”Sesungguhnya aku berpuasa”.  Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kesturi di hari kiamat.  Dan bagi orang yang berpuasa itu mempunyai dua kegembiraan, yaitu ketika berbuka dan ketika berjumpa dengan Rabbnya, ia gembira dengan puasanya” (HR. Bukhari no. 1805 dan Muslim no. 1151).
6.       Puasa dan Al-Qur’an akan Memberi Syafa’at Bagi Orang Yang Menjalankannya
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
الصيام والقرآن يشفعان للعبد يوم القيامة يقول الصيام أي رب منعته الطعام والشهوات بالنهار فيشفعني فيه ويقول القرآن منعته النوم بالليل فشفعني فيه قال فيشفعان
Puasa dan Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada seorang hamba pada hari kiamat nanti.  Puasa akan berkata : “Wahai Tuhanku, saya telah menahannya dari makan dan nafsu syahwat di waktu siang, karenanya perkenankanlah aku untuk memberikan syafa’at kepadanya”.  Dan Al-Qur’an berkata : “Saya telah melarangnya dari tidur di malam hari, karenanya perkenankan aku untuk memberi syafa’at kepadanya”.  Beliau bersabda,”Maka syafa’at keduanya diperkenankan” (HR. Ahmad no. 6626, Al-Hakim no. 2036, dan Abu Nu’aim 8/161 dari Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma ; hasan shahih. Lihat Shahih At-Targhib no. 984).
7.       Puasa Sebagai Kaffarat (Penebus Dosa)
Diantara keutamaan yang hanya dimiliki oleh ibadah puasa adalah bahwa Allah ta’ala telah menjadikan puasa sebagai penebus dosa bagi orang yang mencukur kepala dalam ihram karena ada halangan baginya, baik karena sakit atau karena gangguan yang terdapat pada kepala (lihat QS. Al-Baqarah : 196).  Dan puasa juga dapat menjadi kaffarat karena tidak mampu memotong hewan kurban (QS. Al-Baqarah : 196), membunuh seseorang yang berada dalam perjanjian karena kesalahan atau tidak sengaja (QS. An-Nisaa’ : 92), melanggar sumpah (QS. Al-Maaidah : 89), membunuh binatang buruan pada saat ihram (QS. Al-Maaidah : 95), dan zhihar (QS. Al-Mujaadilah : 3-4).
Demikian halnya dengan puasa dan shadaqah, keduanya berperan serta dalam penebus pelanggaran dosa seseorang, baik di dalam keluarga, harta, atau tetangga.  Dari Hudzaifah bin Yaman radliyallaahu ‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
فتنة الرجل في أهله وماله وولده وجاره تكفرها الصلاة والصوم والصدقة
 Fitnah (ujian) seseorang dalam keluarga (istri), harta, anak, dan tetangganya dapat ditutupi dengan shalat, puasa, dan shadaqah” (HR. Bukhari no. 502 dan Muslim no. 144).
8.       Ar-Rayyan Disediakan Bagi Orang-Orang yang Berpuasa
إن في الجنة بابا يقال له الريان يدخل منه الصائمون يوم القيامة لا يدخل معهم أحد غيرهم يقال أين الصائمون فيدخلون منه فإذا دخل آخرهم أغلق فلم يدخل منه أحد (من دخل شرب ومن شرب لم يظمأ أبدا)
Sesungguhnya di dalam surga itu terdapat satu pintu yang diberi nama Ar-Rayyaan.  Dari pintu tersebut orang-orang yang berpuasa akan masuk di hari kiamat nanti dan tidak seorang pun yang masuk ke pintu tersebut kecuali orang-orang yang berpuasa.  Dikatakan kepada mereka : “Dimana orang-orang yang berpuasa ?”. Maka mereka pun masuk melaluinya. Dan apabila orang terakhir dari mereka telah masuk, maka pintu tersebut ditutup sehingga tidak ada seorangpun yang masuk melalui pintu tersebut. (Barangsiapa yang masuk, maka ia akan minum minuman surga. Dan barangsiapa yang minum minuman surga, maka ia tidak akan haus selamanya)” (HR. Bukhari no. 1797 dan Muslim 1152, dan tambahan terakhir – di dalam kurung – adalah riwayat dari Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. 1902).

No comments: