Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 21 May 2013

Mereka Yang Sukses Berkat Ayat Kursi

1.3.         Kisah-Kisah Sukses

Sering membaca dan berdzikir dengan ayat kursi bukan hanya memberikan keberkahan di akherat namun juga keberkahan di dunia. Baik dalam bentuk pangkat, jabatan, status sosial hingga kepahlawanan. Keberkahan di dunia ini sebagai bentuk kasih sayang dan rahmat Allah terhadap hamba-hamba-Nya yang lisannya selalu basah dengan dzikrullah.
Pengamalan ayat kursi yang kami maksud disini bukan hanya dalam bentuk dzikir lisan. Namun juga dalam bentuk dzikir hati, pikiran dan perbuatan. Yaitu dzikir yang komprehensif dengan mengamalkan substansi dan kandungan ayat kursi. Memahaminya secara benar, menyeluruh dan mengamalkannya secara komprehensif.

1.4.1.              Rasulullah SAW

Beliau adalah manusia yang paling sibuk membaca ayat kursi. ”Anas berkata, ”Rasululah SAW bersabda, ”Barang siapa membaca ayat kursi setiap selesai sholat fardhu, dia akan dijaga hingga sholat berikutnya. Tidak ada yang selalu melakukannya kecuali Nabi, orang yang benar atau syahid.” (HR baihaqi).[1]
          Sama-sama kita ketahui Rasulullah SAW adalah manusia yang paling sukses dunia akherat. Beliau nabi, beliau menjadi kepala negara, mertua, keponakan dan cucunya pernah jadi kepala negara. Memiliki istri dan cucu yang sholih dan sholihat. Sahabat-sahabatnya ratusan ribu. Umatnya milyaran manusia dan akan tetap eksis hingga hari akhir. Dan yang pasti beliau ditempatkan oleh Allah SWT di tempat yang paling baik yaitu syurga yang tertinggi yang berada dibawah arasynya Allah SWT.

1.4.2.               Para Sahabat

Sebagaimana disebutkan pada hadits-hadits tentang keutamaan ayat Kursi yang diriwayatkan oleh beberapa sahabat. Semisal Ali bin Abi Thalib, Abdullah Ibnu Mas’ud, Abu Hurairah hingga Hasan bin Ali. Hal itu menunjukkan betapa sahabat adalah hamba-hamba Allah yang sangat rajin berdzikir, terutama membaca ayat Kursi. Sehingga wajar bila Allah memberikan keberkahan, kejayaan dan kebahagiaan di dunia.
Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik. “(Ali Imran 3:110).
Ayat yang mulia ini sudah cukup menjadi bukti kepada kita. Bahwa zaman Rasulullah dan sahabat adalah sebaik-baik zaman. Sebaik-baik generasi. Sehebat-hebat sebuah generasi. Sesuper-super sebuah masyarakat. Masyarakat paripurna yang menjadi landasan dan idealisme bagi kita untuk terus bangkit dan memperjuangkannya.

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ[2]

Bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Sabaik-baik manusia adalah zamanku, kemudian zaman orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka.”
Menurut Imam Ibnu Hajar yang dimaksud adalah zaman sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in.[3] Beliau juga cenderung zaman tersebut berkaitan dengan kelompok atau komunitas bukan individu. Jadi kebaikannya karena adanya unsur kerjasama, gotong royong dan tolong menolong dalam kebajikan dan takwa. Sahabat adalah super tim bukan superman.
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar. (At Taubah 9:100).
Dengan demikian nampak jelas sekali, bahwa Allah bukan hanya memberikan kesuksesan di dunia tapi juga kesuksesan di akherat. Karena mereka telah diberikan kemenangan untuk melakukan ba’iat, untuk berhijrah ke Medinah dan menang dalam perang Badar. Kemudian Allah akan memberikan kemenangan hakiki berupa syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.
Kemenangan di dunia ini ditandai dengan kemenangan Mekah (Fathu Mekah). Dihancurkannya para pembangkang, kaum riddah dan nabi palsu. Meluasnya wialayah Islam. Dan ditaklukkannya Yaman, Persia dan Romawi di zaman khulafa’ur rasyidin.

1.4.3.              Para Tabi’in
Para tabi’in termasuk orang-orang yang sangat intens dalam mengamalkan ayat kursi. Karena itu wajar bila mereka mendapatkan sanjungan dari Rasulullah yaitu sebagai kurun terbaik setelah kurunnya sahabat.
Ini terbukti dari banyaknya mereka dalam meriwayatkan fadhilah ayat kursi. Sebab tidak mungkin ulama mengatakan sesuatu sementara dia tidak melakukannya. Tentu mereka akan menjadi orang yang pertama-tama melakukannya. Sebagaimana Allah telah memperingatkannya dalam surat Ash Shof ayat 2-3 untuk tidak mengatakan apa-apa yang tidak dilakukan.
Hal itu dapat dilihat dalam hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam bab fadhilah surat kahfi dan ayat kursi. Yang didalamnya diriwayatkan oleh para perawi mulai dari sahabat, tabi’in, tabi’ tabi’in hingga Imam Muslim.[4]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ يَا أَبَا الْمُنْذِرِ أَتَدْرِي أَيُّ آيَةٍ مِنْ كِتَابِ اللَّهِ مَعَكَ أَعْظَمُ قَالَ قُلْتُ { اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ }
Rasulullah bersabda wahai Abu Mundzir apakah engkau tahu ayat dalam kitab Allah yang paling agung bersamamu, Abu Mundzir berkata :Allah dan RasulNya lebih tahu. Rasulullah bersabda ”Allahu Laa Ilaaha Illaa huwal hayyul qayyuum[5]
          Sedangkan Imam Tirmidzi mencantumkannya dalam Sunan Tirmidzi dalam bab fadhilah surat Al Baqarah dan ayat kursi.[6]
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامٌ وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ سَيِّدَةُ آيِ الْقُرْآنِ هِيَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ
Rasulullah Saw bersabda : ”Pada setiap sesuatu memiliki pemimpin, pemimpin Alqur’an adalah surat Al Baqarah dan di dalamnya ada pengulu Alqur’an yaitu ayat kursi.[7]
          Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada Sunan Ibnu Majah (10/390), Musnad Imam Ahmad (43/191), Mustadrak Imam Hakim (19/140), Mu’jam Imam Thabarani (7:269), Dailalun Nubuwwah Imam Baihaqi (5:417), Sunan Darimi (10/268-270) dan Musnad abu Ya’la (4:157).       Semua ini menunjukkan bahwa para tabi’in sangat perhatian terhadap ayat kursi.


[1]Ibid  hal. 49.
[2]Shahih Bukhari 11/482, 20/54-55, 20/345, 20/397,  Shahih Muslim 12/357, 12/360, lihat Fathul Baari 3651
[3]Fathul Baari 18:369-370
[4]Shahih Muslim 4/237
[5]Ibid hadits nomor 1343
[6]Sunan Tirmidzi 10/105
[7]Hadit nomor 2803, dhaif.

No comments: