Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 21 May 2013

Menghancurkan Energi Jahat Dengan Do'a

 1.1.         Keutamaan Do’a

          Do’a memiliki banyak keutamaan, yang pertama karena ia adalah perintah Allah SWT. Sebagai muslim kita yakin bahwa setiap perintah allah pasti memiliki manfaat bagi kita semua.  Sebagaimana perintah Allah berikut ini :

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
”Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina." (Al Mu’min 40:60)
          وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
          Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”( Al Baqarah 2:186).

          Kedua, do’a adalah ibadah.
عن النبي، صلى الله عليه وسلم، قال: الدعاء هو العبادة[1]
“Rasulullah SAW bersabda, “Do’a adalah ibadah.”
Karena dalam ibadah kita sebagian besar berisi do’a. Misalnya dalam sholat ada do’a iftitah. Do’a di waktu ruku’, i’tidal, duduk antara dua sujud hingga do’a sebelum salam. Begitupun dalam zakat, ada do’a bagi mustahik (penerima zakat) untuk mendo’akan muzakki (orang yang berzakat). Dalam puasa maupun haji dan ibadah lainnya kita disuruh Allah untuk memperbanyak do’a.

  وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
          Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.”( Al Baqarah 2:186).
Bahkan kita disuruh berdzikir pada setiap waktu dan kesempatan. Baik dengan tidur, duduk maupun berdiri.
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآَيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ (190) رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191) رَبَّنَا إِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ أَخْزَيْتَهُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ (192) 
”Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (Ali Imran 3: 190-192).
          Ketiga, doa adalah otaknya ibadah.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ[2]

Dari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda, “Do’a adalah otaknya ibadah.”
          Karena memang inti dari ibadah kita adalah do’a. Lebih-lebih dalam ibadah sholat dan dzikir, sebagian besar berisi do’a kepada Allah SWT.

          Keempat, Do’a adalah senjata orang beriman. Karena Allah memberikan kepada kita banyak senjata, baik dalam bentuk meteriil maupun spirituil. Baik dengan tangan, lisan maupun hati. Dan salah satu senjata merubah kemungkaran adalah dengan hati atau lisan. Diantaranya dengan cara berdo’a kepada Allah SWT. Demikian halnya dalam merubah nasib kita, salah satunya adalah dengan do’a, tentuanya setelah didahului dengan ikhtiar dan ditutup dengan tawakal.

          Kelima, Do’a adalah kebutuhan manusia.

          لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ
          Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”( Al Fushshilat 41:49).
          وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
          ”Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka."(Az Zumar 39:8).
          Keenam, Do’a diwaktu senang

          Ketujuh,  Do’a menghilangkan sifat sombong
Berdoalah kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina dina (QS. Ghafir: 60).

          Kedelapan, Do’a membuktikan kita hamba Allah.
          Hamba adalah makhluk yang membutuhkan. Sedangkan Khaliq adalah dzat yang memberi dan mengabulkan. Karena kenyataan kita tidak mampu memberikan apa-apa kepada makhluk lainnya. Kita hanya bisa menyalurkan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Tugas kita hanya membagi dan sebagai perantara belaka.
          وَإِذَا مَسَّ الْإِنْسَانَ ضُرٌّ دَعَا رَبَّهُ مُنِيبًا إِلَيْهِ ثُمَّ إِذَا خَوَّلَهُ نِعْمَةً مِنْهُ نَسِيَ مَا كَانَ يَدْعُو إِلَيْهِ مِنْ قَبْلُ وَجَعَلَ لِلَّهِ أَنْدَادًا لِيُضِلَّ عَنْ سَبِيلِهِ قُلْ تَمَتَّعْ بِكُفْرِكَ قَلِيلًا إِنَّكَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
        Dan apabila manusia itu ditimpa kemudharatan, dia memohon (pertolongan) kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya; kemudian apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah dia akan kemudharatan yang pernah dia berdoa (kepada Allah) untuk (menghilangkannya) sebelum itu, dan dia mengada-adakan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: "Bersenang-senanglah dengan kekafiranmu itu sementara waktu; sesungguhnya kamu termasuk penghuni neraka." (Az Zumar 39:8).

          Kesembilan, Berdo’a karena kita lemah
                    Manusia diciptakan sebagai makhluk yang lemah dan banyak berkeluh kesah. Untuk itulah manusia butuh tempat untuk mencurahkan segala isi hatinya dan memohon serta mengabulkannya segala hajatnya.
          اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ ضَعْفٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ ضَعْفٍ قُوَّةً ثُمَّ جَعَلَ مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ ضَعْفًا وَشَيْبَةً يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَهُوَ الْعَلِيمُ الْقَدِيرُ
            “Allah, Dialah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) sesudah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa. (Ar Ruum 30:54).”
         
          لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ  
          Manusia tidak jemu memohon kebaikan, dan jika mereka ditimpa malapetaka dia menjadi putus asa lagi putus harapan.”( Al Fushshilat 41:49).

          فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ (16)
          “15. Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku." 16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku” (Al Fajar 89:15-16).
          إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21)
          Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, 20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, 21. dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir,”( Al Ma’aarij 70:20-21).

Kesepuluh, Do’a akan selalu dikabulkan.
          عَنْ سَلْمَانَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ رَبَّكُمْ تَبَارَكَ وَتَعَالَى حَيِيٌّ كَرِيمٌ يَسْتَحْيِي مِنْ عَبْدِهِ إِذَا رَفَعَ يَدَيْهِ إِلَيْهِ أَنْ يَرُدَّهُمَا صِفْرًا[3]

          Dari Salman, Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya Rabb kalian yang Mahasuci lagi Mahatinggi itu Mahamalu lagi Mahamulia, Dia malu terhadap hamba-Nya jika dia mengangkat kedua tangannya (berdo’a) kepada-Nya untuk mengembalikan keduanya dalam keadaan kosong (tidak dikabulkan).”
         
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا عَلَى الْأَرْضِ مُسْلِمٌ يَدْعُو اللَّهَ بِدَعْوَةٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ إِيَّاهَا أَوْ صَرَفَ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهَا مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ فَقَالَ رَجُلٌ مِنْ الْقَوْمِ إِذًا نُكْثِرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ[4]

“Tidaklah seorang muslim berdo’a kepada Allah dengan suatu do’a yang di dalamnya tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturrahmi, melainkan Dia akan memberikan kepadanya salah satu dari tiga kemungkinan; (yaitu, baik) dikabulkan segera do’anya itu, atau Dia akan menyimpankan baginya di akhirat kelak, atau Dia akan menghindarkan darinya keburukan yang semisalnya.” Maka salah seseorang sahabat pun berkata: “Kalau begitu kita memperbanyaknya.” Beliau bersabda: “Allah lebih banyak (memberikan pahala).”


[1]Sunan Abu Daud 4:278:1264, Sunan Turmudzi  10:229:2895, 11:42:3170, Imam Turmudzi berkata Hasan Shahih, Sunan Ibnu Majah 11:279:3818, Musnad Imam Ahmad 37:310:17629
[2]Sunan Turmudzi 11:220:3293, Hadits Gharib, Syaikh Albani berkata : dha’if
[3] Sunan Abu Daud 4:287:1273, Shahih Ibnu Hiban 4:242:877.
[4] Sunan Turmudzi 11:491:3497, Hasan Shahih.

No comments: