Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 28 May 2013

Mengenal Alqur'an

MENGENAL ALQUR’AN



“….Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkannya Alqur’an sebagai petunjuk bagi manusia, penjelas atas petunjuk tersebut dan sebagai pembeda …”( Al Baqarah 185)

            Bulan Ramadhan adalah bulan Alqur’an. Karena itu pada bulan Ramadhan Rasulullah menyibukkan diri bersama malaikat Jibril dengan Aqur’an. Imam Malik meliburkan kajian fiqihnya dan menyuruh jama’ahnya untuk banyak berinteraksi dengan Alqur’an. Demikian halnya Imam Syafi’i mengkhatamkan Alqur’an sehari dua kali atau sebulan 60 kali di bulan ramadhan. Ruaar biasa!. Tak terkecuali para sahabat, semisal Utsman bin Affan juga mengkhatamkan Alqur’an di bulan Ramadhan sebanyak 60 kali.
            Lalu bagaimana dengan kita? Adakah kita memiliki target untuk khatam Alqur’an di bulan mulia ini? Sebagian kaum muslimin semisal jama’ah tarbiyah, memotivasi anggotanya untuk berlomba-lomba dalam memperbanyak mengkhatamkan Alqur’an.  Ada yang khatam sekali, dua kali hingga sepuluh kali di bulan ramadhan.

Kedudukan Alqur’an

            Bulan ini adalah bulan yang sangat mulia karena di bulan ini Alqur’an diturunkan. Melalui dua tahap. Tahap pertama adalah tahap turunnya Alqur’an dari langit tujuh dari Allah SWT ke langit dunia kepada malaikat Jibril AS. Kemudian malaikat Jibril secara berangsur-angsur menurunkannya kepada Rasulullah SAW.
            Malam turunya Alqur’an tersebut disebut oleh Alqur’an sebagai lailatul mubarakah (malam yang penuh berkah). Atau lailatul qadr. Yang nilainya lebih dari seribu bulan (min alfi syahr). Pada bulan inilah kita memperingati nuzulul qur’an. Dengan harapan kita mencintai, memahami, membaca, mengamalkan dan menghafalkannya.
            Momen nuzulul qur’an tersebut sangatlah penting bagi kaum muslimin. Agar kita tidak salah dalam memahaminya. Kita harus menempatkan Alqur’an dalam kedudukannya yang mulia. Sebab tidak sedikit diantara kita yang kurang tepat menempatkannya yaitu  menjadikan Alqur’an sebagai jampi, sebagai jimat, sebagai penolak syetan, sebagai bahan bacaan untuk mayit.
            Padahal kedudukan Alqur’an adalah sebagai kitab ilmu pengetahuan. Yaitu berisi pokok-pokok ilmu pengetahuan (bukan rincian) di segala aspek kehidupan. Alqu’an adalah kitab panduan umat Islam. Alqur’an adalah way of life kita.
            Alqur’an adalah kitab hukum dan syariah. Tapi kita justru menjadi orang yang pertama kali menolaknya ketika Alqur’an akan dibumikan di negeri ini. Alqur’an adalah kitab pendidikan. Artinya anak-anak dan diri kita harus kita didik di atas landasan Alqur’an. Bukan di atas landasan psikologi atau teori pendidikan Freud dan Barat.
            Alqur’an adalah kitab jihad. Kitab yang berisi perintah untuk berjihad. Sekaligus sebagai pedoman kehidupan. Sebagai kompas dalam memandu kita menjalani perjalanan yang pendek ini.

Nama-Nama Alqur’an

            Selanjutnya kita juga harus memahami bahwa Alqur’an memiliki nama-nama yang mulia. Sekaligus sebagai sifat dan fungsi Alqur’an.
            Yaitu sebagai hudan (petunjuk). Karena itu Sayyid Qutb menulis buku ma’alim fith thariiq (petunjuk jalan yang lurus).  Alqur’an adalah Furqan yaitu pembeda antara yang haq dan yang bathil. Antara yang halal dan haram. Antara golongan yang selamat (firqatun najiyah) dan golongan yang binasa.
            Alqur’an juga sebagai rahmat. Membacanya mendapatkan pahala. Alif Laam Miim bukanlah satu huruf tapi aliif satu huruf Laam satu huruf Miim satu huruf. Alqur’an adalah An Nuur. Ia akan menyinari hati, memberikan penerangan untuk kita berjalan menyusuri hidup ini.
            Qur’an adalah syifaa’ (obat). Ia akan mengobati hati yang sedih, gundah  dan gulana. Obat penyakit jiwa. Bukan obat penyakit penyakit fisik seperti jantung, kanker, typhus, kolera dll. Qur’an juga obat bagi orang yang mengalami gangguan jin seperti keseurupan, santet, pellet dan tenung.
            Qur’an adalah bayan, penjelas. Agar kita memahami rambu-rambu kehidupan. Alqur’an adalah ma’uizhah, nasehat yang baik. Mintalah nasehat kepada Alqur’an sebelum kepada yang lain. Ia juga adalah adz dzikru yaitu pengingat. Alqur’an akan memberikan peringatan kepada kita. Namun ia juga harus kita ingat, kita hafalkan dan kita jadikan sebagai dzikir harian.
            Syaikh Hasan Al Bana mewasiyatkan kepada kita agar kita memiliki dzikir harian yang kita ambil dari Alqur’an dan hadits-hadits yang ma’tsur. Karena dengan dzikir hati kita menjadi tenang. Persoalan menjadi mudah pahala terus bertambah.
            Marilah kita jadikan bulan ini sebagai bulan Alqur’an. Penuhilah masjid,  kantor, rumah, bus, kereta api, stasiun, gardu dengan alunan Alqur’an. Singkirkan lagu-lagu cengeng dari kehidupan anda! Gantilah semuanya dengan Alqur’an.
            Insya Allah suatu saat Alqur’an akan tegak di negeri ini. “Tegakkan Alqur’an dalam hatimu maka ia akan tegak di bumimu” (Syaikh Hasan Al Hudhaibi)
            Abu Salsabila            
Sebagai referensi bacalah QS 2:2, 2:185, 25:1, 17:82, 5:15, 10:57, 2:147, 3:138, 15:9, 2:97,  35:29-30, 26:192-194, 53:3-4, 69:41-43, 2:23-24, 17:88.
           
           

No comments: