Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 28 May 2013

Manajemen dan Manajer

MANAJEMEN DAN MANAJER


     Manajemen dan manajer adalah ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Dimana ada manajemen maka disana ada manajer. Manajemen adalah sistemnya sedangkan manajer adalah orang yang mengelolanya.
     Jadi setiap orang yang bekerja dengan prinsip-prinsip manajemen sebenarnya ia adalah manajer. Meskipun jabatannya bukan manajer. Contohnya seorang ibu yang mengelola urusan rumah tangga, maka ia adalah manajer bagi anak-anak dan rumah tangganya. Seorang ustadz yang mengelola Majelis Ta’lim, maka ia adalah manajer untuk ta’limnya.
     Dengan demikian manajer itu bertingkat-tingkat dan ada di berbagai kegiatan. Mulai dari jualan bakso, jualan Koran, jualan buku, konsultan hingga jualan ISO 9000. 
Manajer kelas bawah (bottom), biasa disebut mandor atau supervisor. Kelas menengah (middle) biasa disebut Manajer atau Senior Manager. Manajer kelas atas (top) kadang disebut General Manager, Vice President hingga President Director atau Chief Executive Officer (CEO).
Dalam konteks kenegaraan. Manajer tingkat kelurahan disebut Kepala Kelurahan. Manajer tingkat Kecamatan disebut Kepala Kecamatan. Manajer tingkat kota disebut wali kota. Manajer tingkat negara disebut Presiden.
Apapun posisi kita pada dasarnya kita adalah manajer. Demikian halnya Rasulullah, beliau adalah manajer. Manajer bagi da’wah, keluarga, pendidikan hingga daulah (negara).

1.1.         Pengertian Manajemen

Dalam tulisan ini penulis tidak ingin berbelit-belit mengartikan manajemen berdasarkan pendapat pakar. Tapi kita langsung saja ke inti permasalahannya.
Manajemen secara sederhana dapat diartikan mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan POAC. Yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan pengawasan (controlling).
Dalam buku-buku mutu disebut dengan PDCA. Yaitu Planning (perencanaan), Doing (pelaksanaan), pengawasan (controlling) dan action (perbaikan kembali).
Sumber daya tersebut meliputi manusia (man), bahan (material), alat/sarana-prasarana (machine), cara/metode/aturan (methode, uang (money)dan waktu (time). Sering disingkat 5M dan 1-T.
Berdasarkan uraian tersebut Manajemen dapat digambarkan sebagai berikut :

Pada proses manajemen yang baik bukan hanya sekedar menghasilkan output (hasil) tapi juga out come (nilai tambah). Misalnya kita membuat tempe. Tapi bukan hanya tempe sebagai teman nasi, namun tempe yang berkhasiat menyembuhkan penyakit kulit misalnya.
      
1.1.         Unsur-Unsur Manajemen

Sebagaimana telah dijelaskan, bahwa dalam manajemen ada 6 unsur pokok yang terdiri dari 5M dan 1-T.
Man adalah unsur yang paling penting dan paling dominan dalam manajemen. “The Man Behind The Gun” (Manusia di belakang mesin). Sebaik apapun 4M dan 1-T yang dimiliki jika dikelola oleh manusia yang tidak kompeten maka hasilnya tidak optimal.
Contohnya Indonesia, meskipun memiliki sumber daya yang melimpah, namun karena manusianya tidak kompeten maka hasilnya seperti yang kita rasakan saat ini. Miskin, bodoh, korup, kacau dan semrawut.
Bandingkan dengan Singapura. Meskipun sumber dayanya pas-pasan, tapi karena manusianya kompeten makanya hasilnyapun memuaskan. Kaya, cerdas, bersih, rapi dan teratur.
Dalam dunia pendidikan atau manajemen ada 3 aspek utama dalam diri manusia. Yaitu unsur afektif, kognitif dan psikomotorik.
Unsur afektif adalah unsur yang berkaitan dengan moral dan kepribadian. Unsur kognitif berkaitan dengan otak dan kecerdasan. Unsur psikomotorik berkaitan dengan skill atau ketrampilan.
 

Dalam Islam manusia terdiri dari dua. Yaitu ruh dan jasad. Dalam ruh ada fungsi sama’ (pendengaran), bashar (penglihatan) dan fuad (hati). Sedangkan jasad berfungsi untuk duduk, berbaring, berjalan, berlari dan bergerak.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”(Al Israa 36)




Pada dasarnya unsur yang paling dominan dalam diri manusia adalah ruh. Karena dalam ruh tersebut ada fungsi hati dan akal. Disanalah terdapat perasaan, sedih, senang, damai, tenang, bahagia, setuju-tidak setuju. Beriman tidak beriman.
Pada hati manusia mengenal baik dan buruk. Pada akal manusia mengenal benar dan salah. Sedangkan pada jasad manusia mengenal enak-tidak enak.
Karena itu agar hidup menjadi baik, benar dan enak dibutuhkan keseimbangan unsur-unsur tersebut.
Material, atau bahan. Adalah segala bentuk materi yang disediakan oleh Allah di alam ini. Baik berupa hewan, tumbuhan maupun benda mati. Ataupun segala sesuatu hasil kombinasi diantara benda mati dan benda hidup. 
Pada dasarnya antara materi dan alat terdapat banyak persamaan. Bedanya kalau materi turut bereaksi menjadi produk. Sedangkan alat tidak turut beraksi. Atau dengan kata lain materi berubah dari bentuk satu ke bentuk yang lain sedangkan alat tidak berubah.
Contohnya sapi bisa menjadi alat bisa menjadi bahan. Ketika dipakai untuk membajak sawah maka sapi adalah alat. Tapi ketika disembelih maka ia menjadi bahan makanan berupa daging.
Machine, adalah benda hidup atau mati selain manusia yang berguna untuk membantu atau memudahkan proses produksi dan tidak turut beraksi. Misalnya gedung, komputer, mobil, motor dan printer.
Method, adalah cara atau aturan. Dapat berupa instruksi kerja, prosedur, petunjuk teknis, panduan, pedoman hingga peraturan perundang-undangan.

Machine
Money, adalah alat tukar. Dapat berupa uang atau emas. Dapat berupa rupiah, ringgit, real, peso, poundsterling hingga dolar.


1.1.         Prinsip-Prinsip Manajemen

Dalam manajemen ada 4 prinsip utama yaitu POAC. Dari prinsip tersebut kemudian berkembang prinsip-prinsip turunan lainnya.
Misalnya dalam manajemen harus ada tujuan. Dalam jangka pendek disebut program kerja. Dalam jangka panjang disebut visi atau misi atau rencana strategis atau rencana jangka panjang.

Tujuan dan Visi


Dalam perusahaan biasanya ada RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan). Dalam yayasan ada RKAY (Rencana Kerja dan Anggaran Yayasan). Dalam negara ada APBN. Dalam da’wah ada RKAD (Rencana Kerja dan Anggaran Da’wah). Dalam Majelis Ta’lim ada RKAM (Rencana Kerja dan Anggaran Majelis Ta’lim).
Dalam bentuk visi misalnya “Menjadi Organisasi Da’wah  Paling Berpengaruh di Dunia.” “Menjadi Perusahaan Kelas Dunia di Bidang Inspeksi.”
Visi tersebut kemudian harus dijelaskan sehingga dipahami oleh setiap orang. Misalnya visi majelis ta’lim “Menjadi Majelis Ta’lim Rujukan Bagi Badan Usaha Milik Negara Dalam Membentuk Perilaku Pegawai Yang Berakhlak mulia,” dapat dijabarkan sebagai berikut :
Menjadi Rujukan Artinya :

u                Majelis Taklim menjadi tempat melakukan benchmark bagi Majelis Taklim / Badan Pembinaan Rohani Islam bagi BUMN yang ada di wilayah Jakarta pada khususnya dalam pembentukan perilaku pegawai yang berakhlak mulia.
u                Majelis Taklim menjadi pemimpin / pemrakarsa / inspirator dan sekaligus sebagai pilihan prioritas dalam melaksanakan berbagai kegiatan keagamaan di lingkunngan BUMN.

u                Pengurus Majelis Taklim menjadi pembicara mengenai pengelolaan Majelis Taklim dalam berbagai kegiatan keagamaan di lingkungan BUMN.
u                Mendapat rekomendasi dari pimpinan BUMN atau pihak lainnya.



Berakhlak Mulia disini memiliki dua dimensi yaitu dimensi vertikal (hablum minallah) dan dimensi horisontal (hablum minannas), dengan maksud sebagai berikut:


u    Bermanfaat dan bermakna bagi orang lain (nafi’un lighairihi). Yaitu peran dan pengelolaan individu yang bersemangat / bergairah untuk saling berbagi  informasi dan pengetahuannya secara tulus termasuk pengamalannya, ditunjukkan dengan berupaya membantu kolega dan temannya yang membutuhkan dan memberikan segala yang dimilikinya baik berupa do’a, ilmu, tenaga dan hartanya bagi kemajuan dan kesejahteraan  jama’ah atau Majelis ta’lim.


u    Profesional (mutqan). Upaya terbaik dalam pelaksanaan tugas,  baik untuk tugas perusahaan, organisasi maupun tugas kemasyarakatan, yang ditunjukkan dengan mutu kerja yang memuaskan pelanggan. Baik pelanggan internal maupun pelanggan eksternal.



u    Sehat dan kuat fisiknya (qawiyyul jism). Ditunjukkan dengan penampilan yang selalu bersih, rapi, nampak segar bugar dan selalu berseri-seri mukanya, berolah raga dan makan makanan yang bergizi secara teratur, tidak merokok, tidak mengkonsumsi minuman keras dan obat -obatan terlarang serta makanan atau minuman yang merugikan lainnya.

u    Budi pekertinya luhur (matiinul khuluq). Ditunjukkan dengan cara hidup yang serasi, selaras, seimbang dan harmonis antara niat, pemikiran, perkataan dan perbuatan, berbakti kepada kedua orang tua, menghormati atasan, teman, bawahan, tamu dan tetangga serta berbuat baik kepada makhluk ciptaan Allah lainnya seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan sesuai dengan peran dan fungsinya, guna menuju/terwujudnya kebenaran dan keadilan sehingga dapat menjadi teladan bagi pegawai di lingkungan BUMN lainnya.

u    Disiplin waktu (haritsun ‘ala waqtiha). Ditunjukkan dengan tertib sesuai ketentuan dan menepati janji, disiplin waktu dan tidak menggunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat.
u    Wawasannya luas (mutsaqaful fikr). Ditunjukkan dengan kecintaannya dengan kecintaannya kepada majelis ilmu, dengan belajar terus menerus secara utuh (learn, re-learn, unlearn) mencakup learning how to learn, learning how to think, serta memiliki wawasan ilmu pengetahuan dan ketrampilan sehingga competent di berbagai bidang kehidupan khususnya di bidang keagamaan dan bidang yang dapat menghantarkannya untuk hidup mandiri  memenuhi kebutuhannya.

u    Lurus akidahnya (salimul aqidah). Dibuktikan dengan sikap tidak menyekutukan Allah dan menjauhi berbagai bentuk kemusyrikan, kekafiran, kemunafikan dan lain-lain.
u    Benar ibadahnya (shahiihul ibadah). Dibuktikan dengan selalu melaksanakan sholat lima waktu, berpuasa di bulan ramadhan, membayar zakat dan pergi haji bagi yang mampu. Serta menjauhi sikap TBC, yaitu taklid (ikut-ikutan tanpa dalil), Bid’ah (mengamalkan ibadah tanpa ada dasarnya hukumnya baik yang tercantum dalam Qur’an, sunnah ataupun contoh  sahabat )  dan Churafat (segala perbuatan yang berkaitan dengan perdukunan, kesaktiaan, jimat dan dunia jin).

Dalam perencanaan ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan. Yaitu harus bersifat SMART (Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time.
Specific artinya perencanaan harus jelas maksud maupun ruang lingkupnya. Tidak terlalu melebar dan terlalu idealis.
Measurable artinya program kerja atau rencana harus dapat diukur tingkat keberhasilannya. Seperti anak kuliah misalnya ada A, B, C, D dan E.
Achievable artinya dapat dicapai. Jadi bukan anggan-angan.
Realistic artinya sesuai dengan kemampuan dan sumber daya yang ada. Tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Tapi tetap ada tantangan.
Time artinya ada batas waktu yang jelas. Mingguan, bulanan, triwulan, semesteran atau tahunan. Sehingga mudah dinilai dan dievaluasi.

Organizing

)Îb¨ #$!© ätÏ= #$!©%Ïïúš ƒã)s»GÏ=èqcš ûÎ y6Î#Î&Ͼ ¹|ÿy$ .x(rR¯gßO /çY÷Šu»`Ö B¨ö¹ßqÉÒ ÈÍÇ

Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh. (Ash Shof ayat 4)

Agar tujuan tercapai maka dibutuhkan pengorganisasian. Dalam perusahaan biasanya diwujudkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dipecah menjadi berbagai jabatan. Pada setiap jabatan biasanya memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dan uraian jabatan (Job Description).
Semakian tinggi suatu jabatan biasanya semakin tinggi tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Biasanya juga semakin besar penghasilannya.
     Dalam Negara organisasi diperinci dalam berbagai wilayah. Ada kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi hingga Negara. Dalam perusahaan biasanya diperinci menjadi corporate (kantor pusat), divisi, branch (cabang) dan sub branch (sub cabang).
     Dengan pembagian tugas tersebut maka pekerjaan menjadi ringan. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Disinilah salah satu prinsip dari manajemen. Yaitu membagi-bagi tugas sesuai dengan keahliannya masing-masing.

¢( ruwŸ ?sèy$ruRçq#( ãt?n #$}MOøOÉ ru#$9øèãôruºbÈ 4 ru#$?¨)àq#( #$!© ( )Îb¨ #$!© ©xÏƒß #$9øèÏ)s$>É ÈËÇ
     “….. dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” (Al Maaidah 2)

Untuk hal-hal khusus biasanya dibentuk tim-tim kecil. Tim ini bermanfaat untuk membantu organisasi formal agar berjalan dengan efektif, efisien dan ekonomis. Karena itu dalam organisasi modern sering dibentuk tim peningkatan mutu dan gugus kendali mutu. Atau dibentuk sebuah komite yang beranggotakan pegawai dari berbagai unit kerja.

Pelaksanaan

ru%è@È #$ãôJy=èq#( ùs¡|zŽu #$!ª åxHu=n3ä/ö ruußq!è&ã¼ ru#$9øJßs÷BÏZãqbt ( ruyIäŽuŠrcš )Î<n4 ãt»=ÎOÉ #$9øótø=É ru#$9¤kp»yoÍ ùsã^t7mÎ¥ã3ä/ /ÎJy$ .äZêäL÷ ?sè÷Jy=èqbt ÈÎÉÊÇ

     “Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan.” (At Taubah 105)

Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan pelaksanaan kerja. Untuk itu maka dibutuhkan kerja keras, kerja cerdas dan kerjasama.
     Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi.
     Pelaksanaan kerja harus sejalan dengan rencana kerja yang telah disusun. Kecuali memang ada hal-hal khusus sehingga perlu dilakukan penyesuian.
     Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan perannya masing-masing. Tidak boleh saling jegal untuk memperebutkan lahan basah misalnya.
Karena pada dasarnya pekerjaan utama pada organisasi bisnis adalah mencari laba. Namun untuk kemudahan dan efektifitas maka pekerjaan tersebut dibagi-bagi sesuai dengan keahlian dan kompetensi masing-masing SDM.
     Begitupun dalam organisasi da’wah. Tidak boleh saling serobot pekerjaan. Yang memiliki kompetensi tabligh menjadi khatib. Yang memiliki potensi membina dia menjadi murabbi (pendidik). Yang memiliki kompetensi keuangan akuntansi menjadi business support (pendukung bisnis).
    



Pengontrolan

ru9s)sô zy=n)øZu$ #$}MS¡|»`z ruRtè÷=nOÞ Bt$ ?èquóqȨâ /ÎmϾ Rtÿø¡Ýmç¼ ( ruUwtø`ß &r%øt>Ü )Î9sømÏ BÏ`ô my7ö@È #$9øquÍƒÏ ÈÏÊÇ )ÎŒø ƒtGt=n+¤ #$9øJßGt=n)eÉu$bÈ ãt`Ç #$9øuJÏüûÈ ruãt`Ç #$9±eÏKu$AÉ %sèÏÓ ÈÐÊÇ B¨$ ƒt=ùÿÏáà BÏ` %sqöA@ )Îwž 9syƒ÷mÏ u%Ï=ë ãtGÏŠÓ ÈÑÊÇ
“Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (Al Qaaf 16-18)

Pengorganisasian

     Dalam manajemen harus ada pengorganisasian. Biasanya ditunjukkan dalam bentuk bagan organisasi. Yang kemudian dijabarkan dalam tugas, wewenang, hak dan tanggung jawab. Atau dalam bentuk job description (uraian jabatan).
     Dengan danya pembagian kerja, maka pekerjaan yang berat menjadi ringan dan yang ringan menjadi nyaman. Berat sama-sama dipikul, sedikit sama-sama dijinjing.
“……………………”
     Pengorganisasian juga dapat dilakukan dalam bentuk tim-tim kecil. Biasanya tim-tim ini lebih fleksibel, praktis dan lebih mudah bergerak. Karena tidak tersekat-sekat oleh birokrasi atau formalitas.
     Dalam era globalisasi ini yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan bertindak maka dibutuhkan organisasi kerja yang betul-betul fleksibel.
     Pada kondisi-kondisi tertentu kadang dibutuhkan tim-tim lintas kerja. Tim ini diharapkan dapat bekerja lebih cepat dan menyelesaikan permasalahan secara menyeluruh karena diwakili berbagai unit kerja.

Pelaksanaan

     Perencanaan, program kerja, visi, misi dan pengorganisasi yang baik tidaklah bermakna manakala tidak dilaksanakan.
     Karena itu program kerja harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh. Yaitu dengan bekerja secara profesional. Melalui kerja cerdas, kerja keras dan kerjasama.
     Kerja keras saja tidak cukup tanpa dibarengi dengan strategi dan terobosan-terobosan yang jitu.
    


    
     Agar pekerjaan berjalan sesuai dengan visi, misi, aturan dan program kerja maka dibutuhkan pengontrolan. Baik dalam bentuk supervisi, pengawasan, inspeksi hinga audit.
     Kata-kata tersebut memang memiliki makna yang berbeda, tapi yang terpenting adalah bagaimana sejak dini dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Baik dalam tahap perencanaan, pelaksanaan maupun pengorganisasian.
Sehingga dengan hal tersebut dapat segera dilakukan koreksi, antisipasi dan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan situasi, kondisi dan perkembangan zaman.

I.4. Pemimpin dan Manajer

     Dalam teori-teori kepemimpinan sering dibedakan antara pemimpin dan manajer. Pemimpin berorientasi pada masalah-masalah strategis, visi, filosofi, nilai dan motivator bagi bawahan untuk mencapai tujuan. Sedangkan manajer lebih berorientasi pada masalah jangka pendek dan kegiatan-kegiatan teknis.
     Namun saya tidak membedakan dua fungsi tersebut. Karena pada dasarnya manajer juga menjalankan fungsi-fungsi kepemimpinan. Demikian halnya pemimpin juga harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial.
     Karena itu dalam buku ini yang dimaksud Rasulullah sebagai manajer sekaligus juga sebagai pemimpin. Karena dua hal tersebut memang tidak dapat dipisahkan.
     Walaupun demikian dalam pembahasan buku ini penulis akan lebih menitikberatkan pada kehebatan Rasulullah dalam mengelola da’wahnya.

No comments: