2.1.
Cinta Kepada Allah
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ
مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آَمَنُوا
أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ
أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ
”Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan
selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun
orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya
orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada
hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat
berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Al Baqarah 2 : 165).
Menurut tafsir Jalalain yang dimaksud dengan tandingan-tandingan
adalah patung atau berhala. Mencintai mereka maknanya dengan cara mengagungkan (ta’zhiim)
dan tunduk patuhi (Khudhuu’). Orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada
Allah yaitu dengan mengkufuri dan membenci tandingan-tandingan tersebut.
Imam Thabari menyatakan bahwasanya ada manusia yang
mengambil selain dari Allah sebagai tandingan-tandingan bagiNya. Kemudian Allah
mengabarkan bahwa orang-orang beriman amat sangat cintanya kepada Allah yaitu
dengan cara mengkufuri tandingan-tandingan mereka. Atau dari patung-patung dan
berhala-berhala atau sembahan-sembahan mereka. [1]
Karena konsekuensi cinta adalah membenci sesuatu yang bertentangan dengan
sifat-sifat orang atau dzat yang kita cintai. Kalau dzat yang kita cintai
membenci berhala, maka dikatakan cinta apabila kita juga membenci
berhala-berhala tersebut.
Ayat di atas sangat jelas bahwa cinta kita kepada Allah
bukan cinta yang biasa-biasa saja. Tapi benar-benar cinta yang menghujam dan
tertanam dalam bentuk keimanan. Yang diwujudkan dengan pembenaran dalam hati (tashdiiqu
bil qalbi), pembenaran dalam lisan (taqriiru bil lisan) dan
pembenaran dalam amal perbuatan (a’malu bil arkan).
Dari Ibnu Mas’ud RA, Rasulullah bersabda :
يا رسول الله، أي الذنب أعظم؟
قال: "أن تجعل لله ندًا وهو خلَقَك"
Artinya, ”Ya Rasulullah, apa
dosa yang besar? Nabi berkata, “engkau menjadikan bagi
Allah tandingan-tandingan yang menciptakanmu.” (Shahih Bukhari).
Selanjutnya dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Bukhari yang menjelaskan secara tegas dan akurat bahwa cinta yang paling utama
adalah mencintai Allah kemudian RasulNya.
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْه عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ ثَلَاثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلَاوَةَ الْإِيمَانِ أَنْ يَكُونَ اللَّهُ
وَرَسُولُهُ أَحَبَّ
إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَأَنْ
يُحِبَّ الْمَرْءَ لَا يُحِبُّهُ إِلَّا لِلَّهِ وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِي
الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِي النَّارِ
Sabda Rasulullah saw : “Tiga hal, yg
barangsiapa memilikinya ia akan menemukan manisnya Iman, ia menjadikan Allah
dan Rasul Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan ia tiada mencintai
seseorang kecuali karena cintanya pada Allah, dan ia benci kembali kepada
kekufuran sebagaimana ia tidak ingin dilemparkan pada api.”[2]
Karena itu yang pertama dan yang paling utama tentu
saja mencintai Allah SWT. Agar dapat mencintainya dengan baik tentu saja kita perlu
mengenal Allah secara mendalam. Sehingga cinta yang lahir didasarkan kepada
ilmu dan pengetahuan, bukan berdasarkan praduga dan prasangka. Tapi berdasarkan
bukti dan dalil-dalil yang qath’i (tegas dan jelas).
Asal Kata Allah
Ada yang menyatakan bahwa Allah
itu berasal dari kata Ilaah (Tuhan) dan Al sehingga menjadi Allah. Jadi
Allah adalah ilaah yang sudah kemasukan partikel Al. Dalam bahasa Arab
semua kata yang kemasukan Al artinya khusus atau ma’rifat atau definitif.
Dengan demikian arti Allah adalah Tuhan Yang Khusus. Maksudnya Dia-lah Tuhan
yang sejati. Tuhan yang sebenarnya. Selain Dia adalah tuhan-tuhanan atau tuhan
jadi-jadian. Atau tuhan yang dibuat-buat oleh manusia, jin dan syetan.
Al Ma’buud
Dalam islam Allah
adalah Al Ma’buud, Al Marghuub, Al Mahbuub dan Al Marhuub. Al Ma’bud artinya Allah adalah tempat
atau dzat satu-satunya yang pantas disembah dan di-ibadahi. Karena itu tidak
ada ibadah kecuali kepada Allah SWT.
Untuk itulah
setiap hari minimal 17 kali kita mengulang-ulang komitmen penyembahan ini hanya
kepada Allah SWT. Yaitu dengan membaca surat Al Fatihah. Yang salah satu isinya
adalah sumpah kita hanya untuk mengabdi dan menyembah kepada Allah SWT semata.
”Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya
kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” (Al Fatihah : 5)
Na'budu pada ayat tersebut diambil
dari kata 'ibaadat: kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh
perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang disembah, karena
berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya. Sedangkan
Nasta'iin (minta pertolongan), terambil dari kata isti'aanah:
mengharapkan bantuan untuk dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak
sanggup dikerjakan dengan tenaga sendiri.[3]
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”(Adz Dzaariyaat 51:56).
Para
ahli tafsir menyatakan bahwa tujuan penciptaan jin dan manusia adalah dalam
rangka ubudiyah. Untuk mengabdi dan menyembah Allah Yang Maha Tunggal.
Pengabdian yang penuh ketulusan. Karena didorong oleh iman yang menghujam dalam
dada.
Ayat diatas menegaskan sekali lagi bahwa manusia hadir ke muka bumi ini
tiada lain hanyalah untuk menyembah kepada Allah SWT. Bukan menyembah yang
lain. Bukan untuk menyembah bintang. Bukan untuk menyembah matahari. Bukan
untuk menyembah api. Bukan untuk menyembah manusia. Bukan untuk menyembah
patung. Bukan untuk menyembah lautan. Bukan untuk menyembah pohon. Bukan untuk
menyembah atasan. Bukan untuk menyembah
sesuatupun juga kecuali hanya menyembah Allah Yang Maha gagah Perkasa.
Al Marghuub
Artinya yang paling diharapkan. Jadi Allah SWT adalah
harapan kita. Tempat kita berharap. Bertawakal dan mohon segala sesuatu. Hakekatnya
sumber harapan kita hanyalah Allah. Adapun atasan, saudara dan teman hanyalah wasilah,
sarana atau perantara saja. Karena itu yang pertama dan utama, kita minta dan
mohon kepada Allah terlebih dahulu. Baru setelah itu ikhtiar minta tolong kepada
hamba-hamba-Nya.
Allah tidak akan
mengecewakan kita. Allah itu Maha Kaya. Allah memiliki segala sesuatu. Allah
memiliki semuanya. Tadahkan tangan kepada-Nya. Jangan kepada yang lain.
Yakinlah bahwa Allah tidak akan mengecewakan anda!
”Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu
tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah
mereka itu memenuhi (segala peri ntah-Ku)
dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam
kebenaran.”( Al Baqarah 2:186).
Ayat
ini turun berkenaan dengan datangnya seorang Arab Badui kepada Nabi SAW yang
bertanya: "Apakah
Tuhan kita itu dekat sehingga kami harus berbisik-bisik kepada-Nya atau jauh
hingga kami jauh sehingga kami harus menyeru-Nya?"
Nabi SAW terdiam, hingga turunlah ayat ini (S. 2: 186) sebagai jawaban terhadap
pertanyaan itu. (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir, Ibnu Abi Hatim, Ibnu
Marduwaih, Abussyaikh dan lain-lainnya dari beberapa jalan, dari Jarir bin
Abdul Hamid, dari Abdah as-Sajastani, dari as-Shalt bin Hakim bin Mu'awiyah bin
Jaidah, dari bapaknya yang bersumber dari datuknya.)
Menurut
riwayat lain, ayat ini (S. 2: 186) turun sebagai jawaban terhadap beberapa
shahabat yang bertanya kepada Nabi SAW: "Dimanakah Tuhan kita?"
(Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq dari Hasan, tetapi ada sumber-sumber lain yang memperkuatnya. Hadits ini mursal.)
(Diriwayatkan oleh 'Abdurrazzaq dari Hasan, tetapi ada sumber-sumber lain yang memperkuatnya. Hadits ini mursal.)
Menurut
riwayat lain, ayat ini (QS 2: 186) turun berkenaan dengan sabda Rasulullah SAW:
"Janganlah kalian berkecil hati dalam berdoa, karena Allah SWT telah
berfirman "Ud'uuni astajib lakum" yang artinya berdoalah
kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya) (QS 40:60).
Berkatalah salah seorang di antara mereka: "Wahai Rasulullah! Apakah Tuhan
mendengar doa kita atau bagaimana?" Sebagai
jawabannya, turunlah ayat ini (QS. 2: 186) (Diriwayatkan oleh Ibnu 'Asakir
yang bersumber dari Ali).
Menurut
riwayat lain, setelah turun ayat "Waqaala rabbukum ud'uuni astajib lakum" yang artinya
berdoalah kamu kepada-Ku, pasti aku mengijabahnya (QS. 40: 60), para shahabat
tidak mengetahui bilamana yang tepat untuk berdoa. Maka turunlah ayat ini (S.
2: 186) (Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari 'Atha bin abi
Rabah.)[4]
عن النبي، صلى الله عليه وسلم، قال: الدعاء هو العبادة[5]
“Rasulullah SAW
bersabda, “Do’a adalah ibadah.” (HR Abu
Dawud dan Turmudzi : Hasan Shahih).
Untuk itu mari sempurnakan ikhtiar
kita dengan do’a. Selanjutnya kita serahkan hasilnya kepada Allah yang maha
mengabulkan do’a.
“Yaa Allah berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan
akherat”
(HR Muslim dari Anas
RA)
Al Mahbuub
Artinya
Allah-lah yang paling kita cintai. Hanya kepada-Nyalah kita ”mabuk kepayang
cinta sampai mati.”
Ketika Makan Ingat
Allah.
Ketika Minum Ingat
Allah.
Ketika Tidur Ingat
Allah
Ketika Bekerja Ingat
Allah.
Ketika Dagang Ingat
Allah.
Dimana saja Ingat
Allah.
Kapan Saja Ingat Allah
Untuk
itu ingatlah nama-Nya. Sucikan, puji dan agungkanlah Dia.
عن أبي هريرة، رضي الله
عنه قال: قال رسول الله، صلى الله عليه وسلم: كلمتان خفيفتان على اللسان، ثقيلتان
في الميزان، حبيبتان إلى الرحمن: سبحان الله وبحمده، سبحان الله العظيم متفقٌ
عليه.
“Dari Abu Hurairah RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda : Dua kalimat
yang ringan di lisan tapi berat timbangannya dan yang dicintai Allah yang Maha
Pengasih yaitu : SUBHANALLAH WABIHAMDIHI SUBHANALAHIL AZHIIM (Maha suci
Allah dan segala puji bagi-Nya dan Maha Suci Allah yang Maha Agung), Muttafaq
‘alaih / HR Bukhari-Muslim
وعنه
رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: لأن أقول: سبحان الله،
والحمد لله، ولا إله إلا الله، والله أكبر؛ أحب إلي مما طلعت عليه الشمس رواه
مسلم.
“Dari Abu Hurairah RA dia berkata, Rasulullah bersabda : ucapan SUBHAANALLAAH
WAL HAMDULILLAAH WA LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR lebih aku cintai
dari pada apa-apa yang diterbitkan matahari) (HR Muslim).
Cinta kepada Allah adalah harga mati yang tidak bisa
ditawar-tawar lagi. Cinta ini menempati urutan nomor satu. Urutan yang paling utama dan paling
prioritas. Karena itu cinta kepada ayah. Cinta kepada ibu. Cinta kepada istri.
Cinta kepada anak. Cinta kepada cucu. Harus tunduk dibawah cinta kepada Allah.
Harus selaras dan serasi dengan cinta kita kepada Dzat Yang Maha Pengasih, Raja
Manusia dan Raja Hari Pembalasan.
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ
وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ
تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ
فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ
الْفَاسِقِينَ
”Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak,
saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu
usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang
kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad
di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak
memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”(At Taubah 9:24).
Ayat
diatas dengan jelas menunjukan manajemen cinta. Yaitu Allah, Rasulullah, jihad,
bapak, anak, saudara, istri, kerabat, harta,
pekerjaan, rumah hingga hewan dan tumbuhan.
Artinya bahwa kita juga
boleh mencintai selain Allah. Karena cinta tersebut merupakan sifat alamiyah dan fitrah
manusia. Selama cinta tersebut sesuai dan selaras dengan aturan yang dibuat
oleh Allah SWT.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ
وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ
وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ
حُسْنُ الْمَآَبِ
”Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan
kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang
banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternakdan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali
yang baik (surga).”(Ali Imran 3:14).
Al Marhuub
Allah adalah dzat yang paling
kita takuti. Tidak ada yang lebih kita takuti kecuali Allah SWT. Mungkin kita
takut kepada ular dan binatang buas, tapi ini hanyalah takut naluriah.
Sedangkan takut kepada Allah adalah takut karena cinta. Takut ditinggalkan dan
diabaikan. Takut kepada punishment-Nya. Takut akan adzab-Nya.
Bedanya ketika takut kepada
Allah kita justru semakin mendekat. Serta lari dalam pelukan kasih sayang-Nya. Adapun takut kepada
makhluk-Nya maka kita menjauh. Kita lari dan terus lari menyelamatkan diri.
Engkau Dekat Aku Semakin Dekat
Engkau Cinta Aku Semakin Cinta
Engkau Sayang Aku Semakin Sayang
Sesungguhnya hati ini sangat cinta
Sesungguhnya hati ini sangat rindu
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
Karena sesungguhnya yang takut
kepada Allah hanyalah ulama (Al Fathir 35:28) Maksudnya orang-orang yang
berilmu. Para fuqaha, mujtahid, muhadits, siddiqiin dan awliya. Juga orang-orang
yang memiliki ma’rifah dengan benar terhadap Allah SWT. Serta orang-orang yang
mengetahui kebesaran dan keagungan Allah yang Maha gagah Perkasa.
Bukti kita takut kepada Allah
adalah dengan banyak be-istighfar dan bertaubat kepada-Nya. Nabi saja yang
dijamin masuk surga melakukannya hingga 70 atau 100 kali. Lalu bagaimana dengan
kita yang tidak ma’shum dan tidak dijamin masuk syurga.
وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله
صلى الله عليه وسلم يقول: والله إني لأستغفر الله وأتوب إليه في اليوم أكثر من سبعين
مرةً رواه البخاري.[7]
Dari abu Hurairah RA dia berkata aku
mendengar Rasulullah SAW berkata, “Demi Allah sesungguhnya aku mohon ampun kepada
Allah dan bertaubat kepada-Nya pada setiap hari lebih dari tujuh puluh
kali.” (HR
Bukhari).
وعن الأغر بن يسار المزني رضي الله عنه قال: قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم: يا أيها الناس توبوا إلى الله واستغفروه فإني أتوب في
اليوم مائة مرةٍ رواه مسلم.[8]
Dari Al Aghar bin Yasar Al
Muzani RA dia berkata, Rasulullah SAW bersabda, ”Wahai manusia taubatlah kepada Allah dan mohon ampunlah kepada-Nya, maka
sesungguhnya aku taubat pada setiap hari 100 kali.” (HR Muslim).
Tanda-tanda kekuasaan-Nya
Lalu bagaimana kita
mengenal-Nya? Yaitu dengan melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya. Baik dalam bentuk
ayat yang tertulis (Alqur’an) maupun yang tidak tertulis (alam semesta).
Alqur’an yang ajaib adalah bukti adanya Allah. Dia adalah
mu’jizat terbesar sepanjang zaman. Bagaimana mungkin seorang manusia dari
pedalaman yang tidak bisa baca tulis mampu menghadirkan kata-kata yang indah
dan menakjubkan. Mampu berbicara tentang sejarah bangsa-bangsa yang telah
berlalu. Mampu mengungkapkan ilmu astronomi, bulan, bintang, matahari dan tata
surya.
Walid bin Mughirah tokoh Qurays dan musuh Islam menyatakan
tentang Alqur’an:
“Demi Allah sesungguhnya ia adalah memiliki kemanisan,
dan sesungguhnya padanya memiliki keelokan, dan sesungguhnya sebelah bawahnya
sangat subur, dan sebelah atasnya sangat berbuah, dan sesungguhnya ia akan
meninggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya, dan sesungguhnya ia
tentu barang apa yang dibawahnya, manusia tidak akan bisa mengucapkan ini.”[9]
Lalu Utbah bin Rabi’ah, seorang pemuda Qurays yang gagah
berani, seorang orator ulung dan jogo debat berkata :
“Demi Allah, aku telah mendengar perkataan yang belum
pernah sekali-kali aku dengar seperti itu. Demi Allah, perkataan itu bukan
syair, dan bukan sihir dan bukan perkataan tukang tenung.”[10]
Kemudian Muth’im bin Adi, tokoh Qurays ketika mendengar
surat Ath-Thur QS 52 : 35-37 yang berbunyi :
“Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatupun
ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah
menciptakan langit dan bumi itu?; sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang
mereka katakan). Ataukah di
sisi mereka ada perbendaharaan Tuhanmu atau merekakah yang berkuasa?”
Selain dari sisi bahasa, bukti lainnya bahwa Alqur’an
memang berasal dari dzat Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana adalah
tantangan-tantangan Alqur’an yang sampai hari ini tak satupun manusia dan jin
sanggup melakukannya.
Katakanlah:
"Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al
Quran ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia,
sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain." (Al
Israa’ 17:88).
Bahkan mereka
mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat Al Quran itu", Katakanlah:
"(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh surat-surat yang dibuat-buat
yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang kamu sanggup (memanggilnya)
selain Allah, jika kamu memang
orang-orang yang benar." (Huud 11:13).
Atau (patutkah) mereka
mengatakan "Muhammad membuat-buatnya." Katakanlah: "(Kalau benar
yang kamu katakan itu), maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya dan
panggillah siapa-siapa yang dapat kamu panggil (untuk membuatnya) selain Allah,
jika kamu orang yang benar." (Yunus 10:38).
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al
Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat
(saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah,
jika kamu orang-orang yang benar.”(Al baqarah 2:23).
Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang
kebenaran Al Quran, dan itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan
semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad s.a.w.
Sekaligus menunjukkan bahwa ia berasal dari sisi Allah SWT.
Belum lagi jika
kita berbicara tentang kandungan Alqur’an. Di dalamnya ternyata penuh
dengan informasi yang menakjubkan. Misalnya tentang ilmu jiwa, informasi masa
lalu dan masa yang akan datang, ilmu komunikasi, ilmu kenegaraan, kemiliteran,
kesehatan, pendidikan, biologi hingga ilmu mengurus rumah tangga.
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang
berkembang biak.
Dan di antara tanda-tanda
kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri,
supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
kaum yang berfikir.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu.
Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi
orang-orang yang mengetahui.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari
karuniaNya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, Dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan
Dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah
matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”(Ar Ruum 30:21-24).
Dalam bentuk ayat-ayat kauniyah
dapat kita lihat pada fenomena alam semesta. Langit tanpa tiang. Bulan, bintang
dan matahari yang tidak jatuh. Bergantinya siang dan malam. Beraneka ragamnya
jenis hewan tumbuhan. Mulai dari yang tidak terlihat hingga yang sangat besar.
Serta beraneka ragamnya negara, budaya, adat dan bahasa. Ini semuanya
menunjukkan bahwa ada dzat yang mendisain, menata, mengatur dan memeliharanya.
”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy.
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan
(diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak
Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.”(Al A’raaf 7:54).
”Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya
bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? ”(Nuh 71:15-16).
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan
bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi
perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.(Yunus 10:5).
”Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan
siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam
garis edarnya.”(Al Anbiyaa’ 31:33).
”Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana dia diciptakan. Dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan? Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? ”(Al Ghaasyiyah
88:17-20).
Dan masih banyak lagi ayat-ayat
lainnya yang berbicara tentang keberadaan atau eksistensi Allah SWT. Semoga ayat-ayat diatas semakin menambah
kekuatan iman dan Islam kita.
Nama-Nya yang indah
Agar lebih paham
mengenal Allah maka kita perlu mengetahui dan memamahami nama-namanya yang
indah (Asmaaul Husna). Dibawah ini adalah nama-nama Allah yang indah. Yang
mempesona. Yang menyejukkan jiwa. Yang menentramkan hati. Yang memberikan
semangat hidup. Yang menghujam dalam dada. Yang mepengaruhi gerak gerik kita.
Yang mendorong untuk selalu aktif, kreatif dan produktif.
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ
السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ
اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ (23) هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ
لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (24)
“Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia,
Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang
Maha Memelihara, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala
Keagungan, Maha Suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. Dialah Allah Yang
Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Asmaaul
Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan bumi. Dan Dialah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana.”(Al Hasyr 59:23-24).
1
|
Honest
|
komitmen kepada
|
Al Mu’min
|
|
Jujur
|
|
(Maha Dipercaya)
|
2
|
Visioner
|
komitmen kepada
|
Al Aakhir
|
|
Mempunyai Visi
|
|
(Maha Akhir)
|
3
|
Dicipline
|
komitmen kepada
|
Al Matiin
|
|
Disiplin
|
|
(Maha Teguh/Kokoh)
|
4
|
Straight Forward
|
komitmen kepada
|
Az Zhohir
|
|
Terus Terang
|
|
(Maha Nyata)
|
5
|
Forward Looking
|
|
Al Mu’akhir
|
|
Berpandangan Jauh
|
|
(Maha Mengakhirkan)
|
6
|
Broad-minded
|
komitmen kepada
|
Al Waasi’
|
|
Berpandangan Luas
|
|
(Maha Luas)
|
7
|
Delegate
|
komitmen kepada
|
Al Waarist
|
|
Bisa mendelegasikan
|
|
(Maha Pewaris)
|
8
|
Competent
|
komitmen kepada
|
Al Qaadir
|
|
Kompeten
|
|
(Maha Penentu)
|
9
|
Fair-minded
|
komitmen kepada
|
Al ‘Adl
|
|
Adil
|
|
(Maha Adil)
|
10
|
Supportive
|
komitmen kepada
|
As Shomad
|
|
Mendukung
|
|
(Maha Dibutuhkan)
|
11
|
Courageous
|
komitmen kepada
|
Al Aziiz
|
|
Berani
|
|
(Maha Perkasa)
|
12
|
Creative
|
komitmen kepada
|
Al Khoolik
|
|
Kreatif
|
|
(Maha Pencipta)
|
13
|
Loyal
|
komitmen kepada
|
Al Waliiyy
|
|
Setia
|
|
(Maha Setia)
|
14
|
Care
|
komitmen kepada
|
As Samii’ & Al Bashiir
|
|
Peduli /
|
|
(Maha Mendengar
|
|
Mampu mendengar
|
|
& Melihat)
|
15
|
Independent
|
komitmen kepada
|
Al Qoyyum
|
|
Mandiri
|
|
(Maha Mandiri)
|
16
|
Objective
|
komitmen kepada
|
Al Haqq
|
|
Obyektif
|
|
(Maha Benar)
|
17
|
Cooperative
|
komitmen kepada
|
Al Jamii’
|
|
Kerja Sama
|
|
(Maha Menyatukan)
|
18
|
Protector
|
|
Al Muhaimin
|
|
Pelindung
|
komitmen kepada
|
(Maha Melindungi)
|
19
|
Peace Maker
|
|
As Salaam
|
|
Penyejahtera
|
komitmen kepada
|
(Maha Sejahtera)
|
20
|
Wise
|
|
Al Hakim
|
|
Bijaksana
|
komitmen kepada
|
(Maha Bijaksana)
|
21
|
Commitment / Trustee
|
|
Al Wakiil
|
|
Amanah
|
|
(Maha Amanah)
|
22
|
Maintainer
|
komitmen kepada
|
Al Muqiit
|
|
Pemelihara
|
|
(Maha Memelihara)
|
23
|
Decision Maker
|
komitmen kepada
|
Al Jabbaar
|
|
Berkehendak
|
|
(Maha Berkehendak)
|
24
|
Originator
|
komitmen kepada
|
Al Mubdi'
|
|
Pemulai
|
|
(Maha Memulai)
|
25
|
Appreciative
|
komitmen kepada
|
As Syakuur
|
|
Pemberi Penghargaan
|
|
(Maha Mensyukuri)
|
26
|
Unique
|
komitmen kepada
|
Al Waahiid
|
|
Tidak ada yang
|
|
(Maha Tunggal)
|
|
Menyamainya
|
|
|
27
|
Equitable
|
komitmen kepada
|
Al Muqsith
|
|
Penyeimbang
|
|
(Maha Menyeimbangkan)
|
28
|
Auditor / Accountable
|
komitmen kepada
|
Al Hasiib
|
|
Peng-audit
|
|
(Maha Pembuat
|
|
|
|
Perhitungan)
|
29
|
Constrictor
|
komitmen kepada
|
Al Qoobidh
|
|
Bisa Mengendalikan Diri
|
|
(Maha Mengendalikan)
|
30
|
Responsive
|
komitmen kepada
|
Al Mujiib
|
|
Tanggap
|
|
(Maha Mengabulkan)
|
31
|
Powerful
|
komitmen kepada
|
Al Muqtadir
|
|
Kuat
|
|
(Maha Berkuasa)
|
32
|
Intelligent
|
komitmen kepada
|
Ar Rosyiid
|
|
Cerdas
|
|
(Maha Cerdas)
|
33
|
Patient
|
komitmen kepada
|
As Shobuur
|
|
Sabar
|
|
(Maha Sabar)
|
34
|
Open Mind
|
komitmen kepada
|
Al Fattaah
|
|
Terbuka
|
|
(Maha Membuka)
|
35
|
Imaginative
|
komitmen kepada
|
Al Mushawwir
|
|
Imajinative
|
|
(Maha Pembentuk)
|
36
|
Inspirator
|
komitmen kepada
|
Al Baa'its
|
|
Inspirator
|
|
(Maha Membangkitkan)
|
37
|
Benefit
|
komitmen kepada
|
An Naafi'
|
|
Pemberi Manfaat
|
|
(Maha Pemberi Manfaat)
|
38
|
Forgiver / Pardoner
|
komitmen kepada
|
Al Ghoffar
|
|
Pemaaf
|
|
(Maha Pemaaf)
|
39
|
Aware
|
komitmen kepada
|
Al Khoiir
|
|
Waspada
|
|
(Maha Waspada)
|
40
|
Restorer
|
komitmen kepada
|
Al Mu'iid
|
|
Bisa Merestorasi
|
|
Maha Mengembalikan)
|
41
|
Esthetics
|
komitmen kepada
|
Al Badii'
|
|
Rapi, Bersih, Elegan
|
|
Maha Pencipta Keindahan
|
42
|
Enricher
|
komitmen kepada
|
Al Mughnii
|
|
Bisa Memberi Profit
|
|
(Maha Pemberi Kekayaan)
|
43
|
Ambitious
|
komitmen kepada
|
Al 'Aliyy
|
|
Cita-citanya Tinggi
|
|
(Maha Tinggi)
|
44
|
Distresser
|
komitmen kepada
|
Adh Dhorruu
|
|
Mampu Menghukum
|
|
(Maha Pemberi Hukuman)
|
45
|
Preventer
|
komitmen kepada
|
Al Maani'
|
|
Mampu Mencegah
|
|
(Maha Mencegah)
|
|
Hal yang Merugikan
|
|
|
46
|
Self Sufficient
|
komitmen kepada
|
Al Ghoniyy
|
|
Mampu Mencukupi
|
|
(Maha Kaya)
|
47
|
Mediator
|
komitmen kepada
|
Al Maajid
|
|
Bisa sebagai Sarana
|
|
(Maha Mulia Sarana-Nya)
|
48
|
Respective
|
komitmen kepada
|
Dzul Jalaali wal Ikraam
|
|
Pimpinan yang terhormat
|
|
(Maha Besar dan Mulia)
|
49
|
Sovereign
|
komitmen kepada
|
Maalikul Mulk
|
|
Berdaulat
|
|
(Maha Menguasai
|
|
|
|
Segala Kerajaan)
|
50
|
Compassionate
|
komitmen kepada
|
Ar Rauuf
|
|
Mempunyai Welas Asih
|
|
(Maha Belas Kasih)
|
51
|
Pardoner
|
komitmen kepada
|
Al 'Afuww
|
|
Mampu memberi maaf
|
|
(Maha Pemaaf)
|
52
|
Avenger
|
komitmen kepada
|
Al Muntaqim
|
|
Mampu membalas
|
|
(Maha Penyiksa)
|
|
orang yang dzolim
|
|
|
53
|
Acceptor of Repentance
|
komitmen kepada
|
At Tawwaab
|
|
Menerima Orang
|
|
(Maha Penerima Taubat)
|
|
yang Taubat
|
|
|
54
|
Benefactor
|
komitmen kepada
|
Al Barr
|
|
Dermawan
|
|
(Maha Dermawan)
|
55
|
Chairman
|
komitmen kepada
|
Al Muta'aali
|
|
Mampu meraih
|
|
Maha Tinggi Derajatnya)
|
|
kedudukan tinggi
|
|
|
56
|
Governor
|
komitmen kepada
|
Al Waalii
|
|
Mampu memberi komando
|
|
(Maha Memerintah)
|
57
|
Majestic
|
komitmen kepada
|
Al Mutakabbir
|
|
Mampu meniadakan
|
|
(Maha Memiliki Kebesaran)
|
|
pengaruh negatif
|
|
|
58
|
Hiddeen
|
komitmen kepada
|
Al Baathin
|
|
Mampu melihat
|
|
(Maha Ghoib)
|
|
hal-hal tersembunyi
|
|
|
59
|
Counsellor
|
komitmen kepada
|
Al Kabiir
|
|
Pembimbing
|
|
Maha Besar
|
60
|
First - Pioneer
|
komitmen kepada
|
Al Awwal
|
|
orang pertama
|
|
(Maha Awal)
|
|
yang memberi contoh
|
|
|
61
|
Preserver
|
komitmen kepada
|
Al Hafiiz
|
|
Penjaga Kelestarian
|
|
(Maha Menjaga Kelestarian)
|
62
|
Generous one
|
komitmen kepada
|
Al Kariim
|
|
Mulia
|
|
(Maha Mulia)
|
63
|
Expediter
|
komitmen kepada
|
Al Muqoddim
|
|
Bisa mempercepat urusan
|
|
(Maha Mendahulukan)
|
64
|
Able
|
komitmen kepada
|
Al Qoodir
|
|
Sanggup, Mampu
|
|
(Maha Memiliki Kesanggupan)
|
65
|
Finder
|
komitmen kepada
|
Al Waajid
|
|
Penemu
|
|
(Maha Menemukan)
|
66
|
Dinamycs
|
komitmen kepada
|
Al Hayy
|
|
Dinamis
|
|
(Maha Hidup)
|
67
|
Optimistic
|
komitmen kepada
|
Al Mumiit
|
|
Mematikan pikiran buruk
|
|
(Maha Mematikan)
|
68
|
Giver
|
komitmen kepada
|
Al Muhyii
|
|
Pemberi Hajat Hidup
|
|
(Maha Menghidupkan)
|
69
|
Accountant
|
komitmen kepada
|
Al Muhshii
|
|
Penghitung
|
|
(Maha Menghitung)
|
70
|
Praiseworthy
|
komitmen kepada
|
Al Hamiid
|
|
Terpuji
|
|
(Maha Terpuji)
|
71
|
Friendly Protector
|
komitmen kepada
|
Al Waliyy
|
|
Sahabat Penolong
|
|
(Maha Melindungi)
|
72
|
Strong
|
komitmen kepada
|
Al Qowiyy
|
|
Kuat/Sehat Fisik/Jiwa
|
|
(Maha Kuat)
|
73
|
Witness
|
komitmen kepada
|
As Syahiid
|
|
Saksi
|
|
(Maha Menyaksikan)
|
74
|
Glorious
|
komitmen kepada
|
Al Majiid
|
|
Megah
|
|
(Maha Megah)
|
75
|
Loved
|
komitmen kepada
|
Al Waduud
|
|
Dicintai
|
|
(Maha Mencintai)
|
76
|
Watchful
|
komitmen kepada
|
Ar Roqiib
|
|
Pengawas
|
|
(Maha Pengawas)
|
77
|
Perfect
|
komitmen kepada
|
Al Jaliil
|
|
Sempurna
|
|
(Maha Sempurna)
|
78
|
Merciful
|
komitmen kepada
|
Ar Rahman
|
|
Pengasih
|
|
(Maha Pengasih)
|
79
|
Compassionate
|
komitmen kepada
|
Ar Rahim
|
|
Penyayang
|
|
(Maha Penyayang)
|
80
|
Provider
|
komitmen kepada
|
Ar Rozzaq
|
|
Pemberi
|
|
(Maha Pemberi Rezeki)
|
81
|
Gracious
|
komitmen kepada
|
Al Lathiif
|
|
Lembut hatinya
|
|
(Maha Lembut)
|
82
|
Holy
|
komitmen kepada
|
Al Qudduus
|
|
Bersih hati dan pikirannya
|
|
(Maha Suci)
|
83
|
Degrader
|
komitmen kepada
|
Al Mudzill
|
|
Mampu menurunkan
|
|
(Maha Menghinakan)
|
|
orang berbuat curang
|
|
|
84
|
Builder
|
komitmen kepada
|
Al Malik
|
|
Pembina
|
|
(Maha Raja)
|
85
|
Subduer
|
komitmen kepada
|
Al Qohhaar
|
|
Pengunjuk Kekuatan
|
|
(Maha Pengunjuk Kekuatan)
|
86
|
Bestower
|
komitmen kepada
|
Al Wahhaab
|
|
Mampu menganugerahi
|
|
(Maha Pemberi Anugerah)
|
87
|
Scientist
|
komitmen kepada
|
Al ‘Aliim
|
|
Berilmu pengetahuan
|
|
(Maha Mengetahui Keilmuan)
|
88
|
Expander
|
komitmen kepada
|
Al Baasith
|
|
Mampu meluaskan
|
|
(Maha Memperluas)
|
89
|
Evolver
|
komitmen kepada
|
Al Baari
|
|
Penata
|
|
(Maha Penata)
|
90
|
Abaser
|
komitmen kepada
|
Al Khoofidh
|
|
Perendah untuk keadilan
|
|
(Maha Merendahkan
|
|
|
|
Demi Keadilan)
|
91
|
Exalter
|
komitmen kepada
|
Ar Roofi’
|
|
Peninggi untuk keadilan
|
|
(Maha Meninggikan
|
|
|
|
Demi Keadilan)
|
92
|
Honorer
|
komitmen kepada
|
Al Mu’izz
|
|
Pembening
|
|
(Maha Membeningkan)
|
93
|
Judge
|
komitmen kepada
|
Al Hakam
|
|
Penilai/Penetap,
|
|
(Maha Menilai / Menetapkan)
|
94
|
Everlasting
|
komitmen kepada
|
Al Baqii
|
|
Mampu konsisten
|
|
(Maha Kekal)
|
95
|
Forbearing on
|
komitmen kepada
|
Al Haliim
|
|
Penyantun
|
|
(Maha Penyantun)
|
96
|
Great one
|
komitmen kepada
|
Al Azhiim
|
|
Mampu menjadi yang
|
|
(Maha Agung)
|
|
tertinggi dalam segala hal
|
|
|
97
|
All Forgiving
|
komitmen kepada
|
Al Ghofuur
|
|
Menyembunyikan
|
|
(Maha Pengampun)
|
|
kekurangan orang lain
|
|
|
98
|
Lighter
|
komitmen kepada
|
An Nuur
|
|
Mampu menerangi
|
|
(Maha Bercahaya)
|
|
hati
|
|
|
99
|
Guide
|
komitmen kepada
|
Al Hadii
|
|
Mampu memberi
|
|
|
|
petunjuk
|
|
|
[1] Tafsir Thabari 3:279
[2] Shahih Bukhari 1:26:15, 1:35:20, Shahih
Muslim 1:152:60, 1:153:61
[3]Tafsir Depag
[4]Imam Jalaluddin Al Mahalli dan
Jalaluddin As Suyuthi, Tafsir
Jalalain, Sinar Baru Algensindo (Jakarta :2006),
hal. 185-186.
[5]Riyadhush
Shaalihiin 1/157
[6]Ibid
[7]Riyadhus
Shaalihin 1/4 bab taubah
[8]Ibid.
[9]K.
H. Moenawar Cholil, Kelangkapan Tarikh Nabi Muhammad SAW Buku Kedelapan, Bulan
Bintang (Jakarta :1994),
hal. 187.
[10]Ibid
hal. 189.
[11]Ibid
hal. 193.
[12]Ary Ginanjar , Rahasia Sukses Membangun
Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ, Arga
(Jakarta:2001), hal. 70-71.
No comments:
Post a Comment