- UMMI BARU
Seorang suami bernama Ryan
pergi ke Gramedia untuk membeli buku agama. Yaitu sebuah toko buku favorit yang
terletak di kawasan Matraman. Toko buku yang menyediakan berbagai referensi.
Mulai dari pelajaran sekolah, buku-buku agama hingga novel. Serta menyediakan
berbagai alat tulis kantor dan sarana prasarana perkantoran hingga elektronik.
Ryan termasuk kutu buku yang sangat hobi
mengoleksi dan membaca buku-buku agama. Sehingga ia sangat senang berlama-lama
di Gramedia. Khususnya buku-buku yang terkait dengan pergerakan (Harokah)
dan perbedaan pendapat (Al ikhtilaful ummah) di berbagai manhaj
keagamaan yang berkembang di tanah air.
Buku-buku karya tokoh
seperti Ikhwanul Muslimin, Salafiyin, Hizbut Tahrir dan Nahdliyin habis dilahap
dalam beberapa minggu.
Nah pada saat Ryan sedang
mencari-cari buku tersebut dia tertarik dengan sebuah majalah yang ada di rak
sebelahnya. Segera saja ia menghubungi istrinya:
”Assalamu ’alaikum Mi[1]?"
”Wassalaamu ’alaikum Bi[2]”
jawab istrinya dari rumah.
”Mau Ummi baru nggak?”
”Apa!!!” jawab istrinya
dari seberang telephone dengan muka merah dan tangan mengepal siap menonjok
pintu dan membanting HP.
”Jadi Abi mau nikah lagi....emang
Abi gajinya berapa....ngaca Bi....motor saja masih kredit...rumah masih
ngontrak...jangan macam-macam deh!” bentak istrinya di rumah sambil menutup HP.
Padahal yang dimaksud Ummi
oleh Ryan adalah nama sebuah majalah bagi para aktivis dakwah di kala itu.
Majalah tersebut adalah majalah favorit dan rujukan bagi para ummahat.
Karena gaya penulisannya yang mudah dipahami, bernas, padat berisi dan isinya
yang lengkap. Baik terkait dengan urusan masak memasak, kecantikan, konsultasi
keluarga, aqidah, fiqih hingga akhlak.
Namun apa mau dikata
karena salah paham akhirnya istrinya ngambek dan marah-marah. Karena itu kalau
jadi ibu-bu jangan mudah baper (bawa perasaan). Dan kalau jadi
bapak-bapak berbicaralah secara jelas agar tidak menimbulkan salah persepsi dan
pemahaman.
Yaitu dengan mengedepankan
prinsip-prinsip komunikasi. Seperti qaulan sadiidan (perkataan yang
tegas). Qaulan balighan (perkataan yang jelas). Qaulan ma’rufan
(perkatan yang baik). Qaulan layyinan (perkataan yang lembut).
[1] Artinya
ibu, panggilan suami terhadap istrinya
[2] Artinya
ayah, panggilan istri terhadap suaminya
No comments:
Post a Comment