Ahlu Sunnah Wal Jama’ah
Istilah
ini sudah ada sejak zaman Rasulullah namun belum dipakai secara formal dan nama
sebuah golongan. Aliran ini baru muncul setelah lahirnya berbagai aliran yang
menyimpang dari Alqur’an dan sunnah. Yaitu ditandai dengan lahirnya aliran
qadariyah, jabariyah, syi’ah, khawarij, mu’tazilah dan aliran lainnya yang
terpengaruh filsafat Yunani.
Aliran ini
dipelopori oleh Abu Hasan Al Asy’ari dan Abu Manshur Al Maturidi. Imam Ahmad,
Abu Bakar Al Qaffal, Abu Ishaq Al Asfaraini, Al Baihaqi, Al Jawaini dan
seterusnya.[1]
Inilah
aliran yang dianut oleh mayoritas umat Islam hingga hari ini. Dan merupakan
aliran yang paling sesuai dengan Alqur’an dan sunnah Rasulullah SAW. Sekaligus
merupakan satu-satunya aliran yang dijamin oleh Rasulullah sebagai firqatun
najiyah (kelompok yang selamat) atau thaifah manshurah (golongan
yang ditolong) oleh Allah SWT. Pembahasan lebih detil masalah ini akan
dijelaskan pada bab III. Insya Allah ta’ala.
Hingga hari ini sejarah mencatat
berbagai aliran dan kelompok yang menyimpang dari ajaran Alqur’an dan sunnah
Nabi SAW. Diantara aliran-aliran tersebut yang tumbuh subur hingga ke Indonesia
antara lain Syi’ah, Ahmadiyah, inkar sunnah, JIL, Salamullah, LDII,
NII, Lembaga Kerasulan dan Baha’iyyah.[2]
No comments:
Post a Comment