Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Monday 21 May 2018

Obat Sedih


BAB III
SEDIH

            Selanjutnya Nabi SAW mengajarkan kepada kita untuk berlindung kepada Allah dari sifat sedih (hazan). Biasanya kita akan bersedih tatkala kehilangan sesuatu. Misalnya kehilangan orang tua, kehilangan anak hingga kehilangan harta benda karena bencana alam atau kebakaran atau perampokan atau kecurian.


3.1.          Pengertian Sedih
Sebagaimana telah penulis jelaskan pada bab II bahwa antara gelisah dan sedih hanya memiliki perbedaan yang tipis yaitu terkait dengan  waktunya. Sedih terkait dengan apa-apa yang telah berlalu. Sedangkan gelisah terkait dengan masa depan.

3.2.          Ciri-Ciri Sedih
Demikian halnya dengan ciri-ciri sedih juga tak ada bedanya dengan gelisah. Yaitu terlihat dari wajah maupun sikapnya. Mulai dari murung, mondar-mandir, menangis, teriak-teriak bahkan mungkin hingga bunuh diri.

3.3.          Dampak sedih
Sama halnya dengan gelisah, dampaknya dapat berupa penyakit ruhani hingga penyakit fisik. Berupa murung, menyendiri, stress hingga gila. Serta menderita penyakit maag, pening, penyakit dalam, migren hingga jantung.

3.4.          Mengobati Sedih
Agar kesedihan tersebut tidak berlarur-larut maka perlu segera diobati. Jika tidak maka akan menggerogoti jiwa kita, yang ujungnya adalah menimbulkan penyakit fisik yang dapat membawa kepada penyakit kronis hingga kematian.





3.4.1.      Naqli (Alqur’an dan Sunnah)

Mukmin Berderajat Tinggi
Pertama meyakini orang-orang beriman adalah orang yang berderajat tinggi. Karena itu ia tidak pantas bersedih hati. Sebab seluruh hidup dan nafasnya akan mendapatkan balasan dari Allah. Selama hal itu dilakukan dengan ikhlash dan sesuai ketentuan syareat Islam.
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”(Ali ‘Imran 3:139).
إِنَّ الَّذِينَ آَمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (Al Baqarah 2:62).
Menurut Imam Ibnu Katsier ayat ini terkait dengan sahabat Salman Al Farisi pada masa lalu. Mereka adalah orang-orang yang sholat, puasa dan meyakini akan kedatangan Nabi SAW. Ketika ditanyakan kepada Nabi apakah mereka termasuk golongan yang selamat, maka Nabi menjawab mereka ada di neraka. Untuk menjawab hal ini maka Allah menurunkan ayat ini. Yang pada intinya orang-orang semacam ini akan mendapatkan kebahagiaan dengan syarat beriman kepada Allah, hari akherat dan beramal shaleh.
Termasuk orang Yahudi yang mengikuti taurat dan mentaati nabi Musa. Lalu datang kaum Nashrani yang memegang teguh injil dan mengikuti nabi Isa. Mereka semua tidak khawatir dan tidak takut. Namun setelah kedatangan Nabi SAW, maka mereka wajib mengikuti Alqur’an dan syareat Islam.




Janji Allah Pasti benar
Kedua, meyakini janji Allah itu benar adanya. Bahwa orang-orang beriman pada hari kiamat nanti akan mendapatkan pertolongan dari Allah. Sedangkan orang-orang kafir akan merasakan penderitaan dan ketakutan yang luar biasa.
يَا عِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ
"Hai hamba-hamba-Ku, tiada kekhawatiran terhadapmu pada hari ini dan tidak pula kamu bersedih hati.”(Az Zukhruf 43:68).
Bahkan Allah akan memasukkanya dalam golongan para hambaNya dan kemudian menempatkannya di syurga.
يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ (27) ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً (28) فَادْخُلِي فِي عِبَادِي (29) وَادْخُلِي جَنَّتِي (30)
“27. Hai jiwa yang tenang 28. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. 29. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, 30. masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Al Fajr 89:27-30).
Maksudnya adalah mengabarkan tentang perkataan malaikat kepada para waliNya (orang-orang beriman) pada hari kiamat. Bermakna pula orang-orang yang jiwanya tenteram terhadap apa-apa yang dijanjikan Allah. Atau orang-orang yang tenang hatinya dengan apa-apa yang difirmankan Allah.[1]

Mengikuti PetunjukNya
Ketiga, yaitu secara konsisten mengikuti petunjuk Allah. Dengan mengikuti jalanNya maka Allah akan menghilangkan kesedihan kita.
قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُمْ مِنِّي هُدًى فَمَنْ تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
”Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al Baqarah 2:38).”

Tawakal
Keempat, pasrah, menyerahkan diri dan tawakal kepadaNya.
بَلَى مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُ أَجْرُهُ عِنْدَ رَبِّهِ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
”(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. ”(Al Baqarah 2:112).
Karena Allah menjamin bagi siapa saja yang benar-benar tulus ikhlash dalam perbuatannya, maka Allah menjamin ketenangan hidupnya sehingga bebas dari rasa sedih, takut  dan khawatir baik di dunia maupun di akherat.[2]

Semua Milik Allah
Kelima, meyakini semua yang ada di dunia ini milik Allah. Karena itu tidak perlu bersedih dengan kejayaan orang-orang kafir hari ini. Sebab pada saatnya nanti akan dikembalikan kepada orang-orang beriman.
            وَلَا يَحْزُنْكَ قَوْلُهُمْ إِنَّ الْعِزَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
Janganlah kamu sedih oleh perkataan mereka. Sesungguhnya kekuasaan itu seluruhnya adalah kepunyaan Allah. Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Yunus 10:65).

Hari Esok Milik Kita
         Keenam, meyakini hari esok milik mukminiin.
         لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
”Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada hari kiamat), dan mereka disambut oleh para malaikat. (Malaikat berkata): "Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu."(Al Anbiyaa’ 21;103).

Kenikmatan Dunia Hanya Sementara
Ketujuh, meyakini kenikmatan yang diberikan kepada orang-orang kafir hanya sementara. Dan jangan silau terhadap apa-apa yang mereka miliki saat ini.
لَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ إِلَى مَا مَتَّعْنَا بِهِ أَزْوَاجًا مِنْهُمْ وَلَا تَحْزَنْ عَلَيْهِمْ وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ
”Janganlah sekali-kali kamu menunjukkan pandanganmu kepada kenikmatan hidup yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan di antara mereka (orang-orang kafir itu), dan janganlah kamu bersedih hati terhadap mereka dan berendah dirilah kamu terhadap orang-orang yang beriman.” (Al Hijr 15:88).

Allah Bersama Kita
Kedelapan, meyakini Allah bersama kita. Allah selalu menolong NabiNya dan orang-orang yang memperjuangkan risalah para Rasul. Karena kalimat Allah adalah kalimat yang tinggi dan pasti menang. Sedangkan kalimat kekufuran adalah kalimat yang rendah dan pasti hancur.
إِلَّا تَنْصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ اللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ الَّذِينَ كَفَرُوا ثَانِيَ اثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِي الْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُ بِجُنُودٍ لَمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ الَّذِينَ كَفَرُوا السُّفْلَى وَكَلِمَةُ اللَّهِ هِيَ الْعُلْيَا وَاللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
Jikalau kamu tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia berkata kepada temannya: "Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita." Maka Allah menurunkan keterangan-Nya kepada (Muhammad) dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Al-Quran menjadikan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. ”(At Taubah 9:40).
           
            Berdzikir Kepada Allah

            Jangan lupa selalu mengingat namaNya di waktu pagi dan petang. Karena dengan mengingatNya hati menjadi tenang.
            الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
            (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (Ar Ra’du 13:28).
            Diantaranya yaitu dengan memperbanyak membaca AL Ikhlash hingga ayat Kursi.
عن أنس « أن رسول الله صلى الله عليه وسلم . سأل رجلاً من أصحابه هل تزوّجت؟ قال : لا ، وليس عندي ما أتزوج به . قال : أو ليس معك { قل هو الله أحد } [ الإِخلاص ] ؟ قال : بلى . قال : ربع القرآن ، أليس معك { قل يا أيها الكافرون } [ الكافرون  ] ؟ قال : بلى . قال : ربع القرآن ، أليس معك { إذا زلزلت } [ الزلزلة  ] ؟ قال : بلى . قال : ربع القرآن ، أليس معك { إذا جاء نصر الله } [ النصر ] ؟ قال : بلى . قال : ربع القرآن ، أليس معك آية الكرسي؟ قال : بلى . قال : فتزوج » . وأخرج البيهقي في شعب الإِيمان عن أنس قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم « من قرأ في دبر كل صلاة مكتوبة آية الكرسي حفظ إلى الصلاة الأخرى ، ولا يحافظ عليها إلا نبي أو صديق أو شهيد » [3].
Dari Anas bahwa Rasulullah bertanya kepada salah seorang sahabatnya, ”Apakah engkau sudah menikah?” Dia menjawab, ”Belum.” Aku tidak memiliki sesuatu untuk menikah. Rasulullah berkata, ”Bukankah engkau hafal qul huwallahu ahad (Al Ikhlash)?” Sahabat menjawab, ”Ya aku hafal.” Rasulullah berkata, ”Itu sama dengan seperempat Alqur’an.” ”Bukankah engkau hafal qul yaa ayyuhal kaafiruun (Al Kaafiruun)?” Sahabat menjawab, ”Ya aku hafal.” Rasulullah berkata, ”Itu sama dengan seperempat Alqur’an.” ”Bukankah engkau hafal idzaa zulzilat (Al Zalzalah)?” Sahabat menjawab, ”Ya aku hafal.” Rasulullah berkata, ”Itu sama dengan seperempat Alqur’an.” ”Bukankah engkau hafal idza jaa’a nashrullah (An Nashr)?” Sahabat menjawab, ”Ya aku hafal.” Rasulullah berkata, ”Itu sama dengan seperempat Alqur’an.” ”Bukankah engkau hafal ayat kursi?Sahabat menjawab,Ya aku hafal.” Rasulullah berkata,Itu sama dengan seperempat Alqur’an.[4]
Bayangkan?  Dengan membaca ayat kursi anda telah membaca seperempat Qur’an. Apa maknanya? Apa hakekatnya? Tiada lain karena ia berisi pokok-pokok keimanan. Rububiyatullah (ketuhanan Allah), uluhiyatullah (penyembahan kepada Allah) dan asmaa wa shifat (nama-nama dan sifat Allah yang indah). Akankah anda mengabaikannya dan membiarkan hari-hari anda tanpa berdzikir atau membaca atau merenungkan ayat kursi? Sungguh kita termasuk orang-orang yang rugi. Jika hanya satu ayat saja, kita tak sanggup menjadikan sebagai dzikir atau bacaan harian. Camkanlah wahai saudaraku!

3.4.2. Aqli (Akal atau Ilmiyah dan Kisah)
Secara umum cara mengobati sedih sama dengan cara mengobati gelisah. Sebab hanya waktu saja yang membedakannya. Yaitu gelisah terkait dengan masa depan sedangkan sedih terkait dengan masa lalu.
Karena itu sangat relevan dalam mengobati sedih kita lakukan dengan cara mulai dari melihat orang di bawah kita, melihat masalah dengan baik, merubah masalah menjadi peluang, muhasabah, minta nasehat, pergi ke psikiater hingga ke dokter.

            Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan pada bab 2 dan bab 3 di atas maka ada pokok-pokok kesimpulan besar agar kita dapat terhindar dari penyakit gelisah dan sedih.  Antara lain sebagai berikut :
Pertama, meyakini bahwa dunia ini hanya sementara sedangkan yang kekal adalah alam akherat. Yaitu alam yang terdiri dari dua tempat, jannah (syurga) dan an naar (neraka).
Dalam ayat Alqur’an banyak sekali kita temukan kata-kata Khaalidiina Fiiha yang maknanya mereka kekal di dalamnya yaitu di dalam syurga atau neraka. (Antara lain lihat QS 2:25, 217, 3:136,198, 4:57, 5:85, , 11:107,108, 13:5, 14:23, 20:76, 29:58, 48:5, 57:12,)
Lebih tegas lagi dengan kata-kata Khalidiina fiiha abada yang maknanya mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya (QS 4:122, 4:169, 5:119, 9:22,100, 18:3, 33:65, 65:11, 72:23, 98:8).
وَبَشِّرِ الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ          
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (Al Baqarah 2:25).
            فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ ِ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (Ar Rahmaan 55:56).
            كَأَنَّهُنَّ الْيَاقُوتُ وَالْمَرْجَانُ
”Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.”(Ar Rahmaan 55:58).
            فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
Di dalam syurga itu ada bidadari-bidadari yang baik- baik lagi cantik-cantik.” (Ar Rahmaan 55:70).
            حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
”(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah.” (Ar Rahmaan 55:72).
            لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
Mereka tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni syurga yang menjadi suami mereka), dan tidak pula oleh jin.” (Ar Rahmaan 55:74).
Kedua, gelisah dan sedih yang membawa sifat pesimis adalah ciri orang kafir. Karena kita mukmin maka tidak pantas kita dihantui oleh kegelisahan atau kesedihan yang berlebihan.
            وَالَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَلِقَائِهِ أُولَئِكَ يَئِسُوا مِنْ رَحْمَتِي وَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
Dan orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah dan pertemuan dengan Dia, mereka putus asa dari rahmat-Ku, dan mereka itu mendapat azab yang pedih.” (Al ’Ankabuut 29:23).
            إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (Al Fushshilat 41:30).
            إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita.” (Al Ahqaaf 46:13).
Ketiga, orang yang beriman adalah orang yang berderajat tinggi, karena itu tidak pantas merasa hina apalagi gelisah, bersedih dan putus asa dari rahmat Allah SWT.
            وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Ali Imran 3:139).
Keempat, mengetahui bahwa hakekat dunia ini hanya tempat permainan, sendau gurau dan  kesenangan yang menipu.
            يَا قَوْمِ إِنَّمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَإِنَّ الْآَخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِ
Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.”( Al Mu’min 40:39).
            وَالْآَخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَى
Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.”(Al A’laa 87:17).
            وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَلَلدَّارُ الْآَخِرَةُ خَيْرٌ لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ أَفَلَا تَعْقِلُونَ
Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”(Al An’aam 6:32).
            وَمَا هَذِهِ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا لَهْوٌ وَلَعِبٌ وَإِنَّ الدَّارَ الْآَخِرَةَ لَهِيَ الْحَيَوَانُ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ
“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui”(Al ‘Ankabuut 29:64).
Kelima, yakin bahwa kemenangan itu dekat sebagaimana janji Allah SWT.
            وَأُخْرَى تُحِبُّونَهَا نَصْرٌ مِنَ اللَّهِ وَفَتْحٌ قَرِيبٌ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman.” (Ash Shaf 61:13).
            وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ
Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut (agama) Allah itulah yang pasti menang.” (Al Maa’idah 5:56).
            أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”(Al Mujaadilah 58:22).
Serta masih banyak lagi ayat suci Alqur’an yang mengajak kita meninggalkan kegelisahan dengan cara membangun sifat optimis. Untuk lebih jelas dan lengkapnya silahkan baca buku penulis Energi Ayat Kursi Bab III : Optimist.[5] Dalam bab tersebut penulis menerangkan secara jelas dan detil tentang optimis sebagai obat untuk menghilangkan segala kegundahan dan kegelisahan.
Yang terakhir jangan lupa banyak berdo’a dengan do’a perlindungan dari sifat hammi (gelisah) dan banyak mengingat Allah SWT. Karena dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.
            الَّذِينَ آَمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.”( Ar Ra’du 13:28).
Ternyata kebahagiaan itu ada dalam hati. Ketika hati tenang, dimanapun kita berada maka kita akan bahagia. Meskipun berada di penjara sekalipun sebagaimana yang dialami oleh Imam Abu Hanifah, Imam Ahmad, Imam Ibnu Taymiyah, Imam Ibnul Qayyim hingga Sayyid Qutb.
Mari kita dengarkan syair Sayyid Qutb :
Saudaraku engkau merdeka, meski berada di balik jeruji besi penjara
saudaraku engkau merdeka meski diborgol dan dibelenggu
bila engkau berpegang tegh  kepada Allah
maka tipu daya musuh tidak membahayakanmu
wahai saudaraku, pasukan kegelapan akan binasa
dan fajar baru akan menyingsing di alam semesta
lepaskan kerinduan jiwamu
engkau akan melihat fajar dari jauh telah bersinar
saudaraku, engkau jangan jenuh berjuang
engkau lemparkan senjata dari kedua pundakmu
siapakah yang akan mengobati luka-luka pada korban
dan yang  meninggikan kembali panji-panji jihad?.”[6]
Namun ketika hati gundah, sedih dan gelisah, dimanapun kita berada dengan fasilitas dan makanan yang lezat sekalipun semuanya akan terasa hambar dan tiada guna.


[1] Tafsir Thabari 24:423
[2] Lihat Tafsir Ibnu Katsier atas ayat tersebut
[3]Imam Suyuthi, Ad-Durr Al Mantsur  2/151
[4]HR Imam Ahmad.
[5] Haryanto, Energi Ayat Kursi , Pustaka Ikadi (Jakarta:2011), hal. 37-82.
[6] Abdulah Al Aqil, Mereka Yang Telah Pergi , Al I’tishom Cahaya Umat (Jakarta:2003), hal.  614

No comments: