Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Wednesday 9 April 2014

Ngakali



2.  NGAKALI

Ngakali atau nguriki atau ngadali atau ngapusi adalah sinonim dari menipu atau membohongi. Yaitu menyatakan sesuatu yang berbeda dengan kenyataannya.
Contohnya seorang atasan yang takut dikejar-kejar oleh Bank. Maka ia menyuruh sekretarisnya apabila Bank menghubungi saya, bilang,” saya tidak ada di tempat ya.” Padahal ia tidak kemana-mana.
Atau ibu rumah tangga yang ditagih oleh tukang kredit barang. Maka untuk menghindarinya ia tidak mau menemuinya. Dan menyuruh anaknya agar bilang bahwa ibu sedang pergi. Padahal ia ada di kamar.

Atau seperti yang pernah menimpa saya waktu baru beberapa bulan di Jakarta. Seperti biasa sebagai pendatang baru saya tertarik dengan jual beli kaki lima yang menawarkan hadiah yang menggoda. Dalam jual beli ini penjual menawarkan kepada pembeli untuk memilih 5 buah kotak yang diputar-putar. Dalam kotak itu ada yang berisi sapu tangan, kaos, jam tangan, senter hingga radio dengan harga yang murah.
Sebagai pembeli saya tahu bahwa yang saya tunjuk adalah jam tangan. Namun ternyata penjual tersebut tidak sendirian, ia didampingi banyak teman-temannya yang berpura-pura sebagai pembeli. Maka setiap kali pembeli tepat memilih barang yang bagus, maka segera teman-temannya mengerubuti pembeli. Sehingga konsentrasinya dialihkan. Maka pada saat itulah pilihan pembeli tersebut digeser. Akhirnya yang selalu didapatkan oleh pembeli hanya sapu tangan.
Ini masih untung hanya ditipu. Tidak sedikit pembeli yang dipaksa dengan menyerahkan seluruh isi dompetnya dengan membeli barang yang tidak berharga. Sebab pembeli hanya sendirian dan dikerubuti oleh 5 hingga 10 orang teman-teman penjual.
Ngakali model ini dampaknya tidak seberapa meskipun merugikan orang lain. Lain halnya jika dilakukan oleh korporasi, pengusaha atau politisi atau kepala daerah. Maka dampaknya sangat luar biasa.
Contohnya ngakali yang dilakukan oleh para pengusaha, pejabat dan politisi dalam kasus Century, Hambalang, impor daging, pencetakan Alqur’an hingga simulator SIM. Maka kerugiannya sangat besar, milyaran hingga trilyunan rupiah. Semua kasus ini dimulai dari akal-akalan pelakunya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya.
Teman-teman saya di bagian pemasaran dan operional sering bercerita pada saya. Bahwa tender yang ada banyak akal-akalan. Karena pemenangnya sudah ditentukan sebelum adanya pengumuman tender. Bahkan sudah dilakukan jauh-jauh hari dalam pembahasan anggaran di departemen atau di DPR. Karena kenyataannya banyak mafia anggaran yang bermain disana. Bahkan pos anggaran itu kadang yang menentukan para pengusaha. Yang kadang tidak ada hubungannya dengan kesejahteraan rakyat. Karena intinya adalah supaya anggaran negara dapat dikeluarkan dengan aman serta dapat dibagi-bagi diantara oknum-oknum tersebut.
Karena itu tidak sedikit dibentuk perusahaan-perusahaan fiktif bermodalkan bendera dan formalitas belaka. Tujuannya adalah sebagai pendamping dalam proses tender. Dengan tujuan akhir untuk memenuhi ketentuan pengadaan barang dan jasa. Selanjutnya tentu saja mendapatkan cipratan yang dananya dititipkan pada pemenang tender.
Ngakali bukan hanya merugikan dalam bentuk harta, tapi juga moral, harga diri hingga martabat wanita, bangsa dan negara. Betapa sering kita saksikan bahwa ujung dari ngakali ini biasanya dibumbui dengan kisah cinta, asmara dan wanita-wanita cantik yang bukan istrinya.
Lalu bagaimana cara membakar energi negatif ini? Ada beberapa cara yang dapat kita lakukan, antara lain :

  1. Yakin dengan semboyan orang tua kita, jujur mujur (jujur beruntung), jangan diplesetkan menjadi jujur hancur.
  2.  Berkat benar meskipun pahit;
  3.  Jujur adalah modal bisnis jangka panjang, sementara bohong atau menipu hanya jangendek;
  4.  Lebih baik jujur meskipun hidup pas-pasan;
  5.  Meyakini bahwa kejujuran adalah pintu kebaikan;
  6. Memahami bahwa ngakali atau menipu adalah tindak pidana yang menyengsarakan banyak orang;
  7.  Meyakini segala sesuatu yang kita perbuat akan ada balasannya;
  8.  Melatih diri dengan mengikuti berbagai ritual dalam rangka pembersihan jiwa;

No comments: