Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 16 July 2013

Perbanyak Tabayyun

IV.11.  PERBANYAK TABAYYUN
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوا أَنْ تُصِيبُوا قَوْمًا بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”(Al Hujuraat 49:6).
            Mengecek kebenaran sebuah berita merupakan salah satu ajaran agama. Jangan sampai kita menzhalimi saudara kita berdasarkan data-data yang tidak valid. Atau berdasarkan sumber-sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Atau berdasarkan prasangka-prasangka dan asumsi-asumsi. Untuk itu maka dibutuhkan tabayyun kepada banyak sumber.

          Contohnya ada sebuah kelompok yang disebut khawarij hanya karena melakukan demontrasi menentang kejahatan Israel atau AS. Lalu fatwa tersebut disebar di internet, m_list, majalah hingga buletin dakwah. Padahal orang yang melakukan penilaian tersebut ternyata tidak memahami apa itu khawarij karena tidak mau melakukan tabayyun atau bertanya lebih banyak kepada para ahlinya.
          Perlu diketahui bahwa khawarij berdemo menggunakan pedang dengan maksud menjatuhkan pemerintahan Islam dan keyakinan bahwa penguasa telah kafir. Ini tentu sangat berbeda jauh dengan orang yang berdemo dengan membawa pengeras suara. Mengutuk orang kafir harbi dan tidak berkeyakinan bahwa penguasa kafir. Apalagi demo tersebut dilakukan di sebuah Negara sekuler yang tidak mau menegakkan syareat Islam.
          Ada pula yang menuduh orang yang berjama’ah atau berorganisasi sebagai hizbiyin, musyrikin dan memecah belah agama tanpa mau mendengarkan pendapat pihak yang dihakimi. Lalu menyamakannya dengan orang-orang musyrik. Kemudian mengambil dalil yang tidak sesuai dengan objek yang sedang dihukumi. Serta menjadikannya sebagai sesuatu yang sangat dibenci dan dimusuhi seolah-olah merupakan hal yang haram dan menjijikkan.
فَتَقَطَّعُوا أَمْرَهُمْ بَيْنَهُمْ زُبُرًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ
“Kemudian mereka (pengikut-pengikut Rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).” (QS. Al Mukminuun 23:53).
Ayat ini berkaitan dengan ummat Nabi Isa AS yang telah berpecah belah dari agama dan milah yang satu. Dan setiap firqah tersebut kemudian memiliki kitab yang berbeda satu dengan yang lainnya. Dan orang-orang Yahudi memegang Taurat dan mendustakan hukum-hukum yang ada dalam kitab injil dan Alqur’an. Sedangkan orang-orang nashrani menurut sangkaan mereka berpegang kepada kitab Injil dan mendustakan hukum-hukum dalam Alqur’an. [1]
          إِنَّ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا لَسْتَ مِنْهُمْ فِي شَيْءٍ إِنَّمَا أَمْرُهُمْ إِلَى اللَّهِ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْعَلُونَ
        Sesungguhnya orang-orang yang memecah belah agama-Nya dan mereka menjadi bergolongan, tidak ada sedikitpun tanggung jawabmu kepada mereka. Sesungguhnya urusan mereka hanyalah terserah kepada Allah, kemudian Allah akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka perbuat.”(Al An’aam 6:159).
            Ayat ini berkaitan dengan ahli kitab yaitu Yahudi dan nashrani. Dikarenakan mereka membuat akidah-akidah baru. Yang mengakibatkan mereka keluar dan murtad dari agamanya. Jadi kuncinya karena membuat ajaran-ajaran baru dalam agama, bukan karena mereka berjama’ah atau berorganisasi. Karena masalah berjama’ah atau berorganisasi masuk dalam wilayah muamalah atau manajemen. Bukan masalah aqidah dan bukan pula masalah ibadah.
          مُنِيبِينَ إِلَيْهِ وَاتَّقُوهُ وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَلَا تَكُونُوا مِنَ الْمُشْرِكِينَ (31) مِنَ الَّذِينَ فَرَّقُوا دِينَهُمْ وَكَانُوا شِيَعًا كُلُّ حِزْبٍ بِمَا لَدَيْهِمْ فَرِحُونَ (32)

“dengan kembali bertaubat kepada-Nya dan bertakwalah kepada-Nya serta dirikanlah shalat dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah, yaitu orang-orang yang memecah-belah agama mereka dan mereka menjadi beberapa golongan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada golongan mereka.”
Menurut tafsir Depag maksudnya adalah orang-orang yang meninggalkan ajaran tauhid. Sekali lagi bukan karena mereka berjama’ah atau berorganisasi. Tapi karena menyekutukan Allah SWT.
Ayat ini mengajarkan kepada kita agar kita tidak seperti orang-orang musyrik yang menukar agama mereka sehingga mereka berselisih dan berpecah belah menjadi berbagai golongan seperti Yahudi dan nashrani.[2] Jadi mereka adalah yahudi dan nashrani yang telah meninggalkan agama tauhid.[3]
Bahkan tidak selamanya Hizby adalah tercela. Karena ada Hizbullah dan Hizbusy Syaithan. Organisasi dalam menegakkan kalimat Allah dan syareat Islam adalah sesuatu yang mulia. Yang harus dihargai, dimotivasi, ditingkatkan dan ditumbuhkembangkan. Yang dilarang adalah berkelompok-kelompok dalam mengikuti syetan atau hawa nafsu untuk melawan Allah dan RasulNya. Seperti organisasi mafia, kartel, preman, pencuri, pemabuk hingga waria.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَلَا يَخَافُونَ لَوْمَةَ لَائِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللَّهِ يُؤْتِيهِ مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ (54) إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ (55) وَمَنْ يَتَوَلَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَالَّذِينَ آَمَنُوا فَإِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْغَالِبُونَ (56) 
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk (kepada Allah). Dan barangsiapa mengambil Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya HIZBULLAH itulah yang pasti menang. (Al Maa’idah 5:54-56).
لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.”(Al Mujaadilah 58:22).
Perlu diketahui bahwa organisasi masuk wilayah muamalah yang hukumnya mubah kecuali ada larangan. Sebagaimana kaidah ushul fiqih, “Al Ashlu fil asyyaa’i al ibahah.” Hukum asal segala sesuatu adalah mubah. Yang sejalan dengan ayat-ayat Alqur’an dan sunnah Nabi berikut ini yang menyuruh kita untuk hidup berjama’ah dan memilih seorang pemimpin dalam berbagai bidang kehidupan.
Dalam keadaan perang Allah menyuruh kaum muslimin bershof-shof bagaikan bangunan yang kokoh.
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
“Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”(Ash Shof 61:4).
Dalam rumah tangga harus ada pemimpin yaitu suami sebagai kepala rumah tangga.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”(An Nisaa’ 4:34).
Kepemimpinan dalam pemerintahan.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (An Nisaa’ 4:59).
عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْأَمِيرُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ[4]

Dari Umar RA dari nabi SAW bahwasanya beliau bersabda, “Kalian semua adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban terhadap kepemimpinanmu. Seorang amir (penguasa) terhadap manusia akan ditanya tentang kepemimpinannya. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya dan dia akan ditanya tentang kepemimpinan terhadap mereka (keluarganya). Seorang wanita adalah pemimpin dalam rumah tangga suami dan anak-anaknya dan ia akan ditanya tentang kepemimpinannya atas mereka. Dan hamba pemimpin bagi harta tuannya dan dia akan ditanya tentangnya. Ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentang kepemimpinannya.”
Inilah salah satu bentuk tabayyun yang perlu kita lakukan. Yaitu mengecek dalil yang digunakan menurut pendapat berbagai ulama. Sehingga kita memperoleh kesimpulan hukum yang terbaik. Karena tidak semua buku itu benar. Kadang secara halus menjadi alat pemasaran dan black campaign kepada pihak lainnya dalam rangka memperbanyak pengikut.
Disinilah dibutuhkan saling bertanya. Saling berdialog. Saling mengecek kebenarannya. Sebab tidak sedikit informasi-informasi yang beredar di internet adalah sampah yang tidak memiliki nilai kecuali hanya mengadu domba sesama kaum muslimin.



[1] Tafsir Thabari 19:41
[2] Tafsir Thabari 20:100
[4] Shahih Muslim 9:352:3408, untuk lebih jelasnya dapat dibaca dalam shahih muslim bab imarah atau pemerintahan

No comments: