Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday 18 June 2013

Zakat Fitrah


Zakat Fithrah
1.       Hukum Zakat Fithrah
Zakat fithrah hukumnya wajib.  Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma :
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم فرض زكاة الفطر من رمضان على كل نفس من المسلمين
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fithrah di bulan Ramadlan terhadap setiap orang dari kalangan muslimin” (HR. Muslim no. 984).



2.       Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fithrah ??
Zakat fithrah diwajibkan kepada semua golongan dari kaum muslimin baik anak kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, merdeka dan budak.  Hal berdasarkan hadits Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma :
فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر صاعا من تمر أو صاعا من شعير على العبد والحر والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين
Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam telah mewajibkan zakat fithrah di bulan Ramadlan kepada manusia; satu sha’ tamr (kurma) atau satu sha’ gandum atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan wanita dari kalangan umat muslimin” (HR. Bukhari no. 1432 dan Muslim no. 984).
Seorang muslim wajib mengeluarkan zakat fithrah untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, baik anak kecil, besar, laki-laki, wanita, orang merdeka, maupun budak.  Berdasarkan hadits dari Ibnu Umar radliyallaahu ‘anhuma :
أمر رسول الله صلى الله عليه وسلم بصدقة الفطر عن الصغير والكبير والحر والعبد ممن تمونون
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan menunaikan zakat fithrah untuk anak kecil, orang tua, orang merdeka, dan budak yang masuk dalam tanggungannya” (HR. Ad-Daruquthni 2/1410 dan Baihaqi 4/161 dengan sanad hasan).
Tidak wajib zakat fithrah atas janin yang masih ada di dalam perut ibunya.
3.       Jenis-Jenis yang Dibayarkan Sebagai Zakat Fithrah
Jenis-jenis yang dapat dibayarkan sebagai zakat fithrah adalah semua jenis makanan pokok, gandum, kurma, keju, dan kismis (anggur kering).  Hal berdasarkan hadits dari Abu Sa’id Al-Khudry radliyallaahu ‘anhu :
كنا نخرج زكاة الفطر صاعا من طعام أو صاعا من شعير أو صاعا من تمر أو صاعا من أقط أو صاعا من زبيب
Dulu kami mengeluarkan zakat fithrah (sebanyak) satu sha’ makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ tamr (kurma), atau satu sha’ keju, atau satu sha’ anggur kering (kismis)”  (HR. Bukhari no. 1435 dan Muslim no. 985).


4.       Ukuran Zakat Fithrah
Seorang muslim mengeluarkan zakat fithrah sebanyak satu sha’ dari berbagai jenis makanan yang telah disebutkan.  Satu sha’ kira-kira hampir setara dengan 3 kg beras.
5.       Yang Berhak Menerima Zakat Fithrah
Adapun golongan yang berhak menerima zakat fithrah hanyalah dari golongan orang-orang miskin saja, sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma :
فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين
 “Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mewajibkan zakat fithrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor, serta menjadi makanan bagi orang-orang miskin  (HR. Abu Dawud no. 1609, Ibnu Majah no. 1827, dan Hakim 1/409. Dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/447 dan Irwaaul-Ghaliil 3/332 no. 843).
Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fataawaa (25/71-78) dan muridnya Ibnul-Qayyim dalam kitabnya Zaadul-Ma’aad (2/44).
Adapun mengqiyaskan pemberian zakat fithrah ini dengan zakat maal (yaitu untuk delapan golongan), maka pengqiyasan ini adalah pengqiyasan yang salah.  Zakat fithri berbeda sifatnya dengan zakat maal, sehingga tidak boleh adanya pengqiyasan (terhadap 2 hal yang berbeda). 
6.       Waktu Penyerahan Zakat Fithrah
Zakat fithrah dikeluarkan sebelum orang-orang berangkat menunaikan shalat ‘Ied, dan tidak boleh menundanya hingga shalat didirikan.  Hal ini didasarkan pada hadits Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma :
.... من أداها قبل الصلاة فهي زكاة مقبولة ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات
….Barangsiapa yang menyerahkannya sebelum shalat (‘Ied), berarti ia adalah zakat yang diterima.  Dan barangsiapa yang menyerahkan setelah shalat (‘Ied), maka ia hanyalah sedekah biasa” (ibid)
Diperbolehkan membentuk panitia pengumpulan zakat fithrah serta diperbolehkan juga membayarkannya bagi kaum muslimin sehari atau dua hari sebelum pelaksanaan shalat ‘Ied.
وأن عبد الله بن عمر كان يؤدي قبل ذلك بيوم ويومين

“Bahwasannya Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma membayarkan zakat fithri sehari atau dua hari sebelum shalat ‘Ied” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. 2421). 

No comments: