Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Monday 17 June 2013

Seputar Fidyah

Hukum Seputar Fidyah
Fidyah merupakan shadaqah yang dibayarkan oleh seorang yang sudah tidak mampu lagi berpuasa dan juga bagi wanita hamil dan menyusui (menurut pendapat yang paling kuat dari para ulama’), yang dibayarkan kepada orang miskin (lihat QS. Al-Baqarah : 184).  Lihat pembahasan sebelumnya tentang Orang-Orang yang Tidak Diwajibkan Puasa.
Lalu berapa takaran jumlah fidyah yang harus dibayarkan ???  Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.  Beberapa hal yang terkait dengan pertanyaan tersebut dapat dijelaskan pada beberapa poin berikut :

1.       Sebagian ulama mengatakan jumlah takaran fidyah yang dibayarkan adalah sesuai dengan makanannya ketika ia tidak berpuasa (lihat Tafsir Ath-Thabari 2/143).
Dan yang difatwakan oleh Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma (sebagaimana telah disebutkan sebelumnya), takaran jumlah fidyah tersebut adalah setengah sha’ atau kurang lebih 1,5 kg (satu setengah kilogram) per jiwa (diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni 2/207 no. 12 dengan sanad shahih).  Dan pendapat inilah yang dipilih oleh Asy-Syaikh Abdulaziz bin Baaz dan Lajnah Fatwa Saudi Arabia (Fataawaa Ramadlan 2/554-555 dan 604).  Sehingga apabila seseorang tidak sanggup berpuasa selama 30 hari, maka yang dibayarkan adalah 1,5 kg x 30 = 45 kg.
2.       Diperbolehkan memberi makanan yang siap santap (makanan matang) dengan ukuran yang dapat mengenyangkan si miskin (Fataawaa Ramadlan 2/652).  Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Anas bin Malik radliyallaahu ‘anhu ketika beliau lemah untuk berpuasa karena tua (selama satu bulan : 30 hari); beliau membuat satu mangkok besar tsarid (bubur dari roti yang diremas dan dicampur kuah), lalu beliau mengundang 30 orang miskin sehingga mengenyangkan mereka. (Diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dalam Sunan-nya 2/207 no. 6 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwa’ul-Ghaliil 4/21).
3.       Tidak diperbolehkan membayar fidyah dengan uang, tetapi harus dengan makanan sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah Ash-Shahihah (Hadits Shahih).
4.       Diperbolehkan membayar fidyah sekaligus atau terpisah-pisah waktunya (Lajnah Fatwa Saudi Arabia, Fataawaa Ramadlan 2/652).

5.       Bolehkan memberi fidyah kepada orang yang miskin yang kafir??? Maka pertanyaan ini dijawab oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah (seorang fuqahaa, ahli tafsir, dan ahli ushul) : “Jika di daerahnya ada orang Islam yang berhak, maka diberikan kepadanya.  Tapi jika tidak ada, maka disalurkan ke negeri-negeri Islam yang membutuhkannya” (Fataawaa Ramadlan 2/655).

No comments: