Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 20 June 2013

BUAH IKHLASH

 قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَمَنْ كَانَ يَرْجُو لِقَاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَالِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِ أَحَدًا 


Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya". (Al Kahfi 110)
  

Pengantar

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Harairah, RA, Rasulullah bersabda :

“Sesungguhnya manusia pertama yang akan diadili oleh Allah SWT adalah seorang yang mati syahid, kemudian ia didatangi dan diingatkan tentang nikmat Allah kepadanya sehingga ia mengingatnya, Allah SWT bertanya : “Untuk apa engkau pakai nikmat-KU ? “; ia menjawab :” Aku berperang di jalan-MU hingga aku mati syahid.” Allah berkata :”Engkau telah berdusta, engkau bukan berperang di jalan-KU tetapi engkau berperang biar dikatakan pemeberani.  Dan sebutan itu telah engkau peroleh, kemudian Allah memerintahkannya agar diseret mukanya dan dilemparkan ke dalam neraka.


Kemudian giliran orang yang mempelajari ilmu pengetahuan dan mengajarkannya serta membaca Alqur’an. kemudian ia didatangi dan diingatkan tentang nikmat Allah kepadanya sehingga ia mengingatnya, Allah SWT bertanya : “Untuk apa engkau pakai nikmat-KU ? “; ia menjawab :”Aku menggunakannya untuk mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain, kemudian aku membaca Qur’an karena-MU. Allah berfirman :”Engka telah berdusta. Engkau belajar agar dikatakan orang sebagai qari’, Dan sebutan itu telah engkau peroleh, kemudian Allah memerintahkannya agar diseret mukanya dan dilemparkan ke dalam neraka.

Kemudian giliran orang yang diberi keluasan harta oleh Allah SWT, kemudian ia didatangi dan diingatkan tentang nikmat Allah kepadanya sehingga ia mengingatnya, Allah SWT bertanya : “Untuk apa engkau pakai nikmat-KU ? “; ia menjawab :”Aku tidak meninggalkan sesuatu kecuali yang Engkau sukai yaitu dengan menginfakkan karena-MU, Allah SWT berkata : Engkau telah berdusta, engkau melakukan itu agar disebut dermawan. Dan sebutan itu telah engkau peroleh, kemudian Allah memerintahkannya agar diseret mukanya dan dilemparkan ke dalam neraka.

Pengertian IKHLASH

Secara lughah Ikhlash berasal dari kata khalasho, yakhlushu, khuluushon yang berarti bersih tidak bercampur. Atau khaalishun yang berarti bersih-murini.

Secara istilah, Qardhawi menyatakan ikhlash adalah menghendaki keridhaan Allah dalam beramal, membersihkannya dari noda individual dan duniawi. Tidak ada yang melatarbelakangi suatu amal kecuali karena Allah dan akherat. (DR. Yusuf Al Qardawi : Niat dan Ikhlash hal. 17).

Fudhail bin Iyadh menyatakan ikhlash adalah beramal karena Allah (Ibnul Qayyim : Madarijus Salikin hal. 323).

Ada yang menyatakan ikhlash adalah menunggalkan Allah SWT yang menjadi tujuan dalam menjalankan ketaatan.  Atau membersihkan perbuatan dari perhatian makhluk., termasuk dari diri sendiri. (Ibnul Qayyim hal. 325).

Ikhlash berarti juga samanya amalan antara lahir dan batin. Atau lupa memperhatian makhluk kerena senantiasa memperhatikan Al Khaliq. Sebagian ahli tasawuf menyatakan ikhlash adalah anda tidak mencari saksi terhadap amal anda selain dari pada Allah dan tidak mencari balasan selain dari pada-NYA (Ibnul Qayyim hal 326).

Dari pengertian tersebut ada beberapa hal yang perlu digarisbawahi :


·              Ruang lingkup ikhlash adalah dalam semua amal, baik ibadah ataupun muamalah.
·              Tujuannya adalah untuk Allah atau akherat
·              Tidak ada ikhlash tanpa ilmu dan iman.
·              Jangan menjadikan ikhlash sebagai penghalang untuk beramal

Buah Ikhlash

Ikhlash merupakan salah satu syarat sahnya amal. Karena tanpa keikhlasan amal akan sia-sia.

·                    Memberikan ketenangan jiwa

Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasullullah bersabda :
“Barangsiapa dunia merupakan tujuannya, maka Allah memecah belah urusannya dan menjadikan kemiskinan ada di depan matanya. Dan tidak mendapatkan dunia kecuali yang telah ditetapkan baginya. Dan barangsiapa yang aherat merupakan tujuannya, maka Allah menghimpun urusannya, menjadikan kecukupan ada di dalam hatinya”

Orang yang tidak ikhlash seperti orang yang minum air laut, tidak pernah merasa cukup dan selalu kehausan.  Ia berusaha mati-matian untuk memperoleh dunia dengan segala cara serta tipu daya.

·                    Memberikan kekuatan Ruhaniyah

“Tatkala Allah menciptakan bumi, maka bumipun bergetar. Lalu Allah menciptakan gunung, dan kekuatan diberikan kepadanya, yang ternyata ia diam. Maka malaikatpun heran dengan penciptaan gunung tersebut.  Mereka bertanya :”Ya Rabbi adakah sesuatu yang lebih kuat daripada gunung?”; Allah menjawab :”Ada yaitu besi.” Mereka bertanya :”Ya Rabbi adakah sesuatu yang lebih kuat daripada besi?”; Allah menjawab :”Ada yaitu api.” Mereka bertanya :”Ya Rabbi adakah sesuatu yang lebih kuat daripada api?”; Allah menjawab :”Ada yaitu air.” Mereka bertanya :”Ya Rabbi adakah sesuatu yang lebih kuat daripada air?”; Allah menjawab :”Ada yaitu angin.” Mereka bertanya :”Adakah sesuatu dalam penciptaan-MU  yang lebih kuat daripada angin?”; Allah menjawab :”Ada yaitu anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sedang tangan kirinya tidak mengetahui” (HR At Tirmidzi dan Imam Ahmad).

Dalam kitab Ihya Ulumuddin diceritakan bahwa ada seorang ahli ibadah yang sangat taat kepada Allah SWT. Suatu hari ia mendengar kabar ada sebuah pohon yang disembah oleh banyak orang.

Untuk itu ia akan menebang pohon tersebut agar tidak menjadi sumber kemusyrikan. Tapi ditengah jalan ia dihadang Iblis. Dan terjadilah perkelahian. Akhirnya Iblis tersebut kalah.

Tapi Iblis ternyata licik. Dengan tipu muslihatnya Iblis menawarkan akan memberikan dinar dibawah bantalnya setiap hari, jika ahli ibadah tersebut mengurungkan niatnya menebang pohon. Sehingga ia dapat memberikan sedekah kepada fakir-miskin.  Sebab menebang pohon itu tidak ada manfaatnya karena orang-orang dapat menyembah pohon yang lain.

Akhirnya luluh juga hati ahli ibadah dan ia pulang ke rumah. Selama beberapa hari ia menerima uang dinar. Tapi pada suatu hari ia terkejut karena tidak mendapati dinar lagi dibawah bantalnya. Ia bersabar beberapa hari.

Seteleh terbukti iblis ingkar janji iapun pergi membawa kapak untuk menebang pohon.  Ditengah jalan ia dihadang oleh Iblis dan terjadilah perkelahian. Ternyata Iblis mampu mengalahkannya dengan mudah.


Iapun terkejut dan bertanya kepada Iblis kenapa Iblis dapat mengalahkannya. Iblis menjawab : “Saat pertama engkau ingin menebang pohon, kemarahanmu karena cinta kepada Allah SWT tapi kini kemarahanmu karena engkau tidak mendapati dinar.”

·                    Konsisten Dalam Amal

Para nabi adalah mukhlishiin sejati. Mereka tetap tegar di jalan dakwah meskipun kesulitan menghadang. Meskipun musuh semakin banyak dan pembela semakin sedikit.

Contohnya Rasulullah meskipun ditinggalkan Paman dan istri tecinta Khadijah, dimusuhi ketika hijrah ke Thaif, tapi beliau tetap tegar di jalan Allah untuk terus menerus mengumandangkan kalimat tauhid ke seluruh jazirah Arab.

Berbeda dengan kita. Kita semangat ketika teman lain semangat. Kita lemah ketika melihat teman lainnya lemah. Sedangkan mukhlishiin sejati tidak. Ia tetap tegar dalam kondisi apapun juga. Baik senang maupun susah.

Sebagian orang shalih berkata : ‘Segala sesuatu yang dilakukan karena Allah akan abadi dan berkesinambungan,  sedangkan yang dilakukan selain karena Alalh akan terputus dan bercerai berai” (Al Qaradhawi 151).

·                    Merubah yang mubah menjadi ibadah


قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (162) لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ (163) 

 “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)". (Al An’am 162-163)

Rasulullah bersabda :”Sesungguhnya tidaklah engkau mengeluarkan nafkah seraya mencari keridhaan Allah melainkan engkau akan diberi pahala, termasuk pula satu suapan yang engkau letakkan dimulut istrimu,” (Muttafaq Alaihi).


·                    Tetap Memperoleh Pahala Amal Meskipun belum Melaksanakan


وَمَنْ يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا


“Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi Ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), Maka sungguh Telah tetap pahalanya di sisi Allah. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (An Nisaa 100)

“Barangsiapa yang bersungguh-sungguh meminta mati syahid kepada Allah, maka Allah menghantarkannya kepada kedudukan orang yang mati syahid, sekalipun ia mati di atas tempat tidurnya” (HR Muslim)

Dalam riwayat Muslim yang lain dinyatakan “sekalipun ia tidak benar-benar mati syahid”

Annasai, Ibnu Hibban, Al hakim dan Ibnu Majah meriwayatakan, Rasulullah bersabda :

“Barang siapa menghampiri tempat tidurnya, sedang ia berniat hendak bangun untuk shalat malam, namun tertidur hingga pagi hari, maka ditetapkan baginya seperti yang diniatkannya dan hal tersebut merupakan sedekah dari Allah kepadanya”


Riya dan Sum’ah

Ada dua hal yang mencemari keihklasan yaitu riya dan sum’ah. Riya berasal dari kata ru’yah yang berarti menampakkan amal agar dilihat manusia. (Dr. Sayyid M. Nuh hal. 175). Sedangkan DR. Abdullah Nashih Ulwan mengartikanya dengan tuntutan kepada suatu kedudukan atau keagungan disisi manusia melalui amalan akherat.  Allah berfirman :


 ) الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ (6) وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ (7) 

Orang-orang yang berbuat riya[1603], Dan enggan (menolong dengan) barang berguna[1604]” (Al Maa’uun ayat 6-7)
[1603]  riya ialah melakukan sesuatu amal perbuatan tidak untuk mencari keridhaan Allah akan tetapi untuk mencari pujian atau kemasyhuran di masyarakat.
[1604]  sebagian Mufassirin mengartikan: enggan membayar zakat.


Rasulullah menamakan hal ini sebagai syirik kecil (ashgar) atau syirik khafi (yang tersembunyi). Rasulullah bersabda :

“Saya sangat khawatir terhadap umatku akan tertimpa dua hal yaitu perbuatan syirik dan syhwat yang samar. Kemudian ada yang bertanya “ Ya Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan perbuatan syirik setelah masa anda? Rasulullah menjawab : “Benar tetapi mereka tidaklah menyembah matahari dan bulan serta tidak menyembah batu dan berhala, tetapi mereka melakukan riya dalam amal mereka. Adapun syahawat yang samar adalah seseorang melakukan ibadah puasa kemudian disuguhkan kepadanya apa yang disenanginya lalu ia meninggalkan puasanya itu” (HR Ahmad)

“Barang siapa yang mengharapkan pahala dari Allah , maka Alah akan memberinya pahala, dan barangsiapa yang berbuat riya, maka Allah tidak akan memberinya pahala” (HR Bukhari)


 إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا
Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka[364]. dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. mereka bermaksud riya[365] (dengan shalat) di hadapan manusia. dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali[366]” (An-Nisaa 142)


[365]  riya ialah: melakukan sesuatu amal tidak untuk keridhaan Allah tetapi untuk mencari pujian atau popularitas di masyarakat.
[366]  Maksudnya: mereka sembahyang hanyalah sekali-sekali saja, yaitu bila mereka berada di hadapan orang.

Sedangkan sum’ah adalah menampakan amal kepada manusia yang sebelumnya mereka tidak mengetahuinya. Jadi pada mulanya mungkin ikhlash, tapi kemudian dipamerkan di hadapan manusia.

Semoga kita termasuk orang-orang yang ikhlash karena Allah. Untuk itulah mari kita sering2 bertaubat dan mohon ampun kepadaNYA.


No comments: