Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 30 May 2013

Orang Yang Makbul Do'anya


1.1.         Orang Yang Mustajab Do’anya

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ[1]

Dari Abi Hurairah ra berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga do’a yang diijabah, tidak ada keraguan padanya: do’a orangtua terhadap anaknya, do’a  orang yang sedang bepergian dan do’a orang yang dizhalimi,.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثَلَاثَةٌ لَا تُرَدُّ دَعْوَتُهُمْ الصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ وَالْإِمَامُ الْعَادِلُ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ وَيَقُولُ الرَّبُّ وَعِزَّتِي لَأَنْصُرَنَّكِ وَلَوْ بَعْدَ حِينٍ[2]
Dari Abi Hurairah RA berkata, bersabda Rasulullah saw: Tiga orang yang do’anya tidak ditolak, do’a orang yang shaum sampai ia berbuka, do’a pemimpin yang adil, dan do’a orang yang dizhalimi, Allah mengangkatnya di atas mega. Dan Allah membukakan baginya pintu-pintu langit, dan berfirman, demi kemuliaan-Ku, Aku akan menolongmu walaupun sampai akhir zaman.
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌ[3]
                Do’a seorang muslim kepada saudaranya di belakangnya (dari jauh) diijabah”
          Berdasarkan hadits-hadits tersebut di atas, maka ada tujuh kelompok muslim yang do’anya dikabulkan oleh Allah SWT yaitu :
1.                 Orang yang dizhalimi,
2.                 Orang yang sedang bepergian,
3.                 Orang Tua kepada anaknya,
4.                 orang yang shaum,
5.                 Pemimpin yang adil,
6.                 Seorang Muslim kepada saudaranya,
7.                 Orang tuanya kepada anaknya atau sebaliknya.

1.2.         Waktu Yang Mustajab Untuk Berdo’a

Selain dengan membaca sholawat, ikhlash, banyak beribadah hingga mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal, hendaknya kita mencari dan memilih waktu yang mustajab dalam berdo’a.
Pertama yaitu di waktu sahur atau fajar.

وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ
            “Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar.”( Adz Dzaariyaat 51:18).
          عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَه[4]ُ

            Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Rabb kita yang maha agung dan maha tinggi turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku akan Kuampuni.‘”
          Kedua, diwaktu berbuka puasa.

وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ حِينَ يُفْطِرُ وَفَرْحَةٌ حِينَ يَلْقَى رَبَّهُ[5]
“Bagi orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan yaitu  kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya kelak.
Ketiga, di waktu malam lailatul qadr (malam kemuliaan).
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (1) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (3) تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (5)
“1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan, 2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?, 3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan., 4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan, 5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (Al Qadr 97:1-5).
Pada malam tersebut dianjurkan untuk banyak berdo’a dan beribadah kepada Allah SWT.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّهَا قَالَتْ
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ وَافَقْتُ لَيْلَةَ الْقَدْرِ مَا أَدْعُو قَالَ تَقُولِينَ اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي[6]
“Dari Aisyah RA, “Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni ['Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat pemaaf, maka ampunilah aku''].
Keempat, ketika adzan berkumandang.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا[7]
            Rasulullah SAW bersabda, Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang
Kelima, antara adzan dan iqamah.
            قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ[8]

Rasulullah SAW bersabda, tidak tertolak doa di antara adzan dan iqamah”.
Keenam, ketika sedang sujud dalam shalat
            أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ[9]
          Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda,Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu.”
Ketujuh, ketika sebelum salam pada shalat wajib
            عَنْ أَبِي أُمَامَةَ قَالَ
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الدُّعَاءِ أَسْمَعُ قَالَ جَوْفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ الْمَكْتُوبَاتِ[10]
Dari Abu Umamah, dikatakan :Wahai Rasulullah, kapan doa kita didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib
Kedelapan, di hari Jum’at
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ
            Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”(Al Jumu’ah 62:9).
          Kesembilan, Ketika adzan dan ketika perang berkecamuk.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا[11]
Rasulullah SAW bersabda, “Doa tidak tertolak pada dua waktu, Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang.
Kesepuluh, Ketika turun hujan
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ وَوَقْتُ الْمَطَرِ
Pada hadits di atas ada tambahan dari Nabi yang mengatakan waktu itu adalah di waktu hujan.
Kesebelas, Hari Rabu antara Dzuhur dan Ashar.
دعا رسول الله صلى الله عليه وسلم في مسجد الأحزاب يوم الاثنين ويوم الثلاثاء ويوم الأربعاء فاستجيب له يوم الأربعاء بين الصلاتين الظهر والعصر[12]
Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam berdoa di Masjid Al Fath 3 kali, yaitu hari Senin, Selasa dan Rabu. Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu diantara dua shalat. Ini diketahui dari kegembiraan di wajah beliau. Berkata Jabir : ‘Tidaklah suatu perkara penting yang berat pada saya kecuali saya memilih waktu ini untuk berdoa,dan saya mendapati dikabulkannya doa saya.”
Keduabelas, Ketika Hari Arafah
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَفْضَلُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ[13]
            Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Do’a yang Utama adalah do’a pada hari arofah.”
          Ketigabelas, Ketika Meminum Air Zam-zam
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَه[14]ُ
          Rasulullah SAW bersabda, “(Khasiyat) air zam-zam ketika diminum peminumnya.”
          Untuk itu perbanyaklah berdo’a ketika minum air zam-zam, semoga dengan wasilah air zam-zam keinginan kita dikabulkan Allah SWT.



[1] Sunan Abu Daud 4:333:1313, Sunan Turmudzi 7:133:1828, Sunan Ibnu Majah 11:323:3852, Musnad Imam Ahmad 15:238:7197
[2] Sunan Turmudzi 12:25:3522, hadits hasan,  Shahih Ibnu Hibban 14:356:3497
[3] Shahih Muslim 13:271:4914
[4] Shahih Muslim 4:138:1261, 4:315:1077, Shahih Bukhari 19:389:5846, 23:13:6940, Sunan Abu Daud 4:83:1120, 4108, Sunan Turmudzi
[5] Shahih Bukhari 23:11:6938, Shahih Muslim 6:18:1945, Sunan Turmudzi 3:236:697.
[6] Sunan Ibnu Majah 11:305:3840, Musnad Ahmad 51:372:24215, Turmudzi berkata Hasan Shahih.
[7] Sunan Abu Daud 7:77:2178, Shahih Ibnu Khuzaimah 2:21:412, Sunan Darimi 3:419:1246
[8] Sunan Turmudzi 1:359:196, 12:22:3519, Hasan Shahih, Musnad Ahmad 24:301:11755
[9] Shahih Muslim 3:29:744, Sunan Abu Daud 3:41:741, Musnad Ahmad 19:126:9083
[10] Sunan Turmudzi 11:404:3421, Hasan
[11] Sunan Abu Dawud 7:77:2178, Shahih Ibnu Khuzaimah 2:221:412.
[12]Syu’bul  Imam Baihaqi 8:396:3717
[13] Sunan Turmudzi 12:8:3509, Muwatho Imam Malik 2:150:449, 3:298:841, Sunan Kabir Bayhaqi, Syu’bul Imam Baihaqi
[14] Sunan Ibnu Majah 9:182:3053, Musnad Ahmad 29:369:14320, Sunan Kabir Baihaqi, Sunan Daruquthni, Syu’bul Iman Baihaqi

No comments: