Kisah Ali RA
Beliau berkata, “Wahai
uang emas, wahai uang perak, tidaklah mungkin aku melimpahkan kesalahanku
kepada orang lain dengan cara begini dan begitu.” Lalu beliau membagikannya
semuanya sehingga yang tersisa hanya tinggal satu dinar (uang perak), sedangkan
uang dirham (emas) tidak ada satupun yang tersisa, lalu beliau memerintahkannya
untuk memberikan dinar tersebut. Setelah itu beliau mengerjakan sholat dua
raka’at di dalam baitul maal tersebut.”[1]
Adh Dhirar
berkata, “Demi Allah, Ali itu memiliki pandangan yang jauh ke depan,
memiliki kekuatan yang hebat, perkataannya rinci, berlaku adil dalam memutuskan
hukuman, memancarkan ilmu dari berbagai arah, kata-katanya penuh hikmah, menjauhkan
diri dari dunia dan kemewahannya, demi Allah, di tengah gelapnya malam
beliau bangun dan mencucurkan air matanya, panjang pikirannya, terbuka
tangannya (dermawan), menasehati dirinya, menyukai pakaian yang kasar,
dan makanan ala kadarnya…”[2]
Syaikh Khalid
Muhammad Khalid berkata, “Imam (Ali)membeli barang-barang kebutuhan keluarga
dan membawanya dengan kedua tangannya.”[3]
Umar bin abdul
Aziz berkata, “Orang yang paling zuhud adalah Ali bin Abi Thalib.”[4] Ali RA berkata, “….Aku tidak ingin
kenyang sementara disekelilingku banyak perut kelaparan dan hati-hati yang
pedih.”[5]
No comments:
Post a Comment