Melihat realitas umat yang
sering berkelahi dan berantem satu dengan yang lain. Saling sikut. Saling
sikat. Saling jegal dan saling jagal.
Penulis jadi teringat di zaman Rasulullah SAW hingga khulafa’ur
rasyidin. Pada zaman itu hanya ada satu Islam. Hanya ada satu muslim. Hanya ada
satu imam. Hanya ada satu khalifah. Hanya ada satu pemimpin Islam.
Tidak ada
muslim A. Muslim B. Tidak ada muslim pengikut orang terdahulu maupun pengikut
orang masa kini. Tidak ada muslim imitasi. Tidak ada muslim pramukiyin (disini
senang disana senang). Tidak ada muslim quburiyin (“Penyembah” qubur, baca
tabaruk). Tidak ada muslim kebangkitan
ulama. Tidak ada muslim pengarah dan pembimbing. Tidak ada muslim pembebasan.
Tidak ada muslim persaudaraan Islam. Tidak ada muslim yang bertabligh dan
keluar masuk kampung.
Tidak ada
muslim pengikut imam A atau imam B. Tidak ada muslim pengikut syaikh A atau
syaikh B. Tidak ada muslim sururi. Tidak pula muslim khalafi. Cukup satu kata
muslimin atau mukminiin atau muttaqiin.
No comments:
Post a Comment