Ilmu-Ilmu Alqur’an
“Orang-orang yang Telah kami berikan Al Kitab kepadanya, mereka
membacanya dengan bacaan yang sebenarnya, mereka itu beriman kepadanya.
dan barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang
rugi.” (Al Baqarah 121)
Karena Alqur’an ilmu yang pertama dan
utama yang harus dipahami oleh umat sebelum ilmu-ilmu lainnya. Alqur’an adalah hudal
linnaas (petunjuk bagi manusia), bayyinat (penjelas), furqan (pembeda)
antara yang haq dan bathil. Alqur’an juga rahmat, berkah, syifa’ (obat)
bagi penyakit hati . Obat bagi umat yang lemah iman, lemah amal dan lemah
wawasan.
Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran
dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Yunus 57).
Alqur’an adalah kalam Allah. Ayat-ayatnya
mutawatir. Yang pasti benar, karena diriwayatkan oleh sejumlah orang yang tidak
mungkin salah atau dusta. Baik mutawatir dalam lafazhnya maupun maknanya. Ini
berbeda dengan hadits, yang lebih banyak shahih dalam maknanya (bukan lafazh).
Ilmu Tajwid
Ilmu tajwid
adalah ilmu tata cara membaca Alqur’an agar benar dan sesuai dengan
hukum-hukumnya maupun cara keluarnya huruf (makhrajil huruf). Umat Islam harus
dapat membaca Alqur’an sesuai dengan tajwidnya. Sehingga ia dapat membaca
Alqur’an dengan baik dan benar.
Kita harus
membaca dengan haqqa tilawatihi (tilawah yang benar). Baik dalam masalah
tajwid maupun dalam memahami ayat-ayat Alqur’an.
Membaca
Alqur’an (dari Al Fatihah hingga An Naas) adalah aktifitas sunnah yang harus
didahulukan sebelum aktifitas-aktifitas membaca lainnya. Baik membaca barjanji,
rawi atau ratib. Atau sholawat-sholawat bikinan manusia. Betapa banyak kita
dapati kaum muslimin melalaikan membaca Alqur’an dibandingkan membaca rawi atau
ratib.
Ilmu Tafsir
Ilmu tafsir
adalah ilmu bagaimana kita dapat memahami ayat-ayat Alqur’an dengan baik dan
benar. Karena itu aktifitas ilmiyah selanjutnya adalah membaca dan memahami
tafsir Alqur’an.
Kesalahan
dalam memahami Alqur’an dapat menyesatkan umat manusia. Contohnya Ahmadiyah
yang memahami khatam sebagai cincin. Padahal yang benar adalah penutup.
Atau JIL
(Jaringan Islam Liberal) yang memahami Alqur’an hanya berdasarkan bahasanya saja.
Ini juga akan menyeret umat kepada kesesatan yang fatal. Contohnya kalau sholat
yang artinya do’a kita pahami secara bahasa maka kita tidak perlu sholat lima waktu. Cukup berdo’a
saja. Padahal yang benar adalah aktifitas ibadah yang dimulai dengan niat dan
diakhiri dengan salam.
Tafsir Alqur’an ada bermacam-macam. Ada
tafsir bil ma’tsur yaitu berdasarkan ayat-ayat lainnya, hadits dan atsar
(peninggalan sahabat/tabiin) . Ada juga tafsir bir ra’yi yaitu berdasakan akal
dan penemuan-penemuan ilmiyah. Namun ada juga yang gabungan antara tafsir bil
ma’tsur dan ra’yi.
Tafsir-tafsir Qur’an sudah banyak
kita temui di sekeliling kita. Diantaranya Tafsir Ibnu Katsir, tafsir Jalalain,
tafsir Al Qurthubi, tafsir Fii Dzilalil Qur’an (Sayyid Qutb), tafsir Al Maraghi,
tafsir HAMKA, tafsir Al Mishbah (Qurays Shihab) dan tafsir Al Asas (Said
Hawwa).
Asbabun Nuzul
Asbabun nuzul adalah ilmu untuk
mengetahui sebab-sebab turunnya Alqur’an. Asbabun Nuzul yang paling populer adalah karangan
Imam As Suyuthi. Dengan ilmu ini maka kita dapat mengetahui dalam sistuasi dan
kondisi apa ayat-ayat tersebut turun.
Contohnya adalah tentang berita
bohong (hadits ifik) yang menimpa Aisyah RA karena difitnah selingkuh dengan
salah seorang sahabat yang disebarluaskan oleh kaum munafiq dan Yahudi. Kemudian
Allah menurunkan ayat :
“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu.” (Al Hujurat 6)
Berita bohong semacam itu ternyata kini
laris manis. Artis melahirkan
saja diberitakan. Artis bercerai diberitakan. Artis selingkuh diberitakan.
Artis berentem diberitakan. Artis dugem diberitakan. Sementara ilmu-ilmu
Alqur’an jarang disiarkan. Jarang diulas apalagi dikaji. Paling-paling diwaktu
subuh yang tidak ada pemirsanya.
Ilmu Lainnya
Selain ilmu-ilmu di atas sebenarnya
masih banyak yang kita kaji dan pahami dari Alqur’an. Semisal ilmu qiraat. Ilmu
sejarah pengumpulan Alqur’an. Ilmu nasikh wa mansukh . Yaitu ilmu yang membahas
ayat-ayat yang dihapus dan ayat-ayat yang menghapuskannya. Dan ilmu tahfizhul
Qur’an. Yaitu ilmu untuk menghafal Alqur’an dengan mudah, baik dan nyaman.
Dengan banyaknya cabang ilmu dari
Alqur’an, sudah saatnya kita tinggalkan kegiatan lainnya yang tidak bermanfaat
dan tidak diajarkan. Karena ternyata untuk mengetahui dan memahami ilmu-ilmu
tersebut dibutuhkan waktu yang cukup banyak. Selain juga dibutuhkan kesungguhan,
kesabaran dan ketekunan.
Mudah-mudahan kita termasuk
orang-orang mencintai Alqur’an dan dicintai Alqur’an. “Tegakkan Alqur’an dalam
dadamu, maka ia akan tegak di negerimu.”
Wallahu ‘alam
No comments:
Post a Comment