Hal-Hal yang Boleh Dilakukan Oleh Orang yang
Berpuasa
1.
Bersiwak
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda :
لولا
أن أشق على أمتي ، لأمرتهم بالسواك عند كل صلاة
“Jika aku tidak takut
menyulitkan umatku, niscaya akan kuperintahkan mereka bersiwak setiap hendak
shalat” (HR. Bukhari no. 847 dan Muslim no. 252).
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam tidak mengkhususkan hal itu hanya pada orang yang tidak
berpuasa saja. Namun secara umum berlaku
untuk orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Dan bahkan, bersiwak ini sangat
dianjurkan……
2.
Masuk Waktu Fajar dalam Keadaan
Junub (Belum Mandi).
Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah bangun
pagi ketika fajar, sedangkan beliau dalam keadaan junub setelah bercampur
dengan istrinya, lalu beliau mandi setelah terbit fajar dan kemudian
berpuasa. Hal ini berdasarkan hadits :
عن
عائشة وأم سلمة - رضي الله عنهما- : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كان يدركه
الفجر وهو جنب من أهله ثم يغتسل ويصوم
“Dari Aisyah dan Ummu Salamah radliyallaahu
‘anhuma bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah mendapati
fajar telah terbit dan ketika itu beliau dalam keadaan junub setelah bercampur
dengan istrinya. Kemudian beliau mandi dan berpuasa” (HR.
Bukhari no. 1825 dan Muslim no. 1109).
3.
Berkumur dan Memasukkan Air ke dalam Hidung (Ketika
Wudlu’).
Hal ini karena Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam biasa berkumur dan memasukkan air ke hidung saat beliau
berpuasa. Hanya saja beliau melarang
orang yang berpuasa untuk berlebih-lebihan dalam melakukan kedua hal
tersebut. Laqith bin Shabirah
meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
...
وبالغ في الاستنشاق إلا أن تكون صائماً
“Dan
bersungguh-sungguhlah kalian dalam ber-istinsyaaq (memasukkan air ke dalam
hidung saat berwudlu’) kecuali bila kalian berpuasa” (HR. Tirmidzi no. 788,
Abu Dawud no. 142, Ibnu Abi Syaibah 1/21, Ibnu Majah no. 407, dan Nasa’i dalam Al-Mujtabaa no. 87; dishahihkan oleh
Syaikh Al-Albani dalam Irwaa’ul-Ghalil
no. 935).
4.
Bercumbu dan Berciuman Bagi Suami Istri yang Sedang
Berpuasa
Hal ini ditegaskan oleh hadits
berikut :
عن
عائشة رضى الله تعالى عنها قالت كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقبل وهو صائم
ويباشر وهو صائم ولكنه أملككم لإربه
“Dari ‘Aisyah radliyallaahu
‘anhaa bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah mencium dan
bercumbu pada saat beliau sedang berpuasa.
Namun beliau adalah orang yang paling kuat menahan nafsunya diantara
kalian” (HR. Bukhari no. 1826 dan Muslim 1106).
Hal itu dimakruhkan bagi orang
yang masih muda dan tidak bagi yang sudah tua.
Telah diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radliyallaahu
‘anhuma ia berkata :
كنا
عند النبي صلى الله عليه وسلم فجاء شاب فقال يا رسول الله أقبل وأنا صائم قال لا
فجاء شيخ فقال أقبل وأنا صائم قال نعم قال فنظر بعضنا إلى بعض فقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم قد علمت لم نظر بعضكم إلى بعض ان الشيخ يملك نفسه
Kami pernah bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba seorang pemuda
mendekati beliau seraya berkata,”Wahai Rasulullah, bolehkah aku mencium istriku
sedangkan aku dalam kondisi berpuasa?”.
Beliau shallallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab,”Tidak boleh”.
Kemudian datang seorang yang telah tua seraya berkata,”Apakah aku boleh
mencium (istriku) sedangkan aku dalam kondisi berpuasa?”. Beliau menjawab,”Boleh”. Abdullah berkata,”Lalu kami saling
berpandangan, kemudian Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda : “Sesungguhnya
orang yang sudah tua tersebut mampu untuk menahan nafsunya” (HR. Ahmad no. 6739, 7054 dan Thabrani dalam Al-Kabiir
11040; dihasankan oleh Syaikh Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahiihah no. 1606).
5. Tranfusi Darah dan Suntikan yang Tidak
Dimaksudkan Sebagai Makanan.
6.
Berbekam
Pada awalnya berbekam (canduk) termasuk perkara yang
membatalkan puasa sebagaimana hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam :
أفطر
الحاجم والمحجوم
“Telah berbuka (batal puasa) orang yang berbekam dan
yang dibekam” (HR. Tirmidzi
no. 774; Abu Dawud no. 2367, 2370,2371; Ibnu Majah no. 1679; dan lainnya. Dishahihkan
oleh Syaikh Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi
Dawud 2/68).
Lalu kemudian hukum ini
dimansukh (dihapuskan). Hal ini terlihat
dari perbuatan Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau berbekam
pada saat berpuasa, sebagaimana hadits berikut :
عن
بن عباس رضى الله تعالى عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم احتجم وهو محرم واحتجم
وهو صائم
Dari Ibnu ‘Abbas
radliyallaahu anhuma bahwasannya Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam berbekam
saat beliau dalam keadaan ihram (haji) dan pernah berbekam dalam keadaan
berpuasa (HR. Bukhari no. 1836;
lihat Kitab Nasikh Al-Hadits wa
Mansukhuhu karya Ibnu Syahin 334-338).
7.
Mencicipi Makanan
Mencicipi makanan dibolehkan bagi orang yang berpuasa
dengan catatan tidak sampai masuk ke tenggorokan (tertelan). Hal tersebut didasarkan atsar dari Ibnu
‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma :
لا
باس أن يذوق الخل ، أو الشيء ما لم يدخل حلقه وهو صائم
“Tidak ada masalah untuk mencicipi cuka atau yang
lainnya selama tidak dimasukkan ke dalam kerongkongannya, sedangkan dia dalam
keadaan berpuasa” (HR. Bukhari dalam Fathul-Baari
4/154 secara mu’allaq dan disambung oleh Ibnu Abi Syaibah 2/463; dan Baihaqi
4/261 dengan sanad hasan).
8. Celak, Obat Tetes Mata, dan Semisalnya
yang Dimasukkan ke dalam Mata
Memakai celak dan obat tetes
mata tidak termasuk perkara yang membatalkan puasa, baik pengaruh rasanya
sampai tenggorokan maupun tidak.
Pendapat ini dikuatkan (ditarjih) oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah di
dalam risalahnya Haqiiqatush-Shiyaam, dan juga oleh muridnya
Ibnul-Qayyim dalam Zaadul-Ma’aad.
Imam Bukhari berkata dalam Shahih-nya
:
ولم
ير أنس والحسن وإبراهيم بالكحل للصائم بأسا
”Anas, Al-Hasan, dan Ibrahim tidak mempermasalahkan celak
mata bagi orang yang berpuasa” (Lihat Fathul Baari 4/153).
9.
Membasahi Kepala dengan Air
Dingin dan Mandi
Al-Bukhari dalam Shahih-nya bab Ightisal Ash-Shaaim,”Ibnu
Umar membasahi baju (dengan air) lalu memakainya, sedang dia berpuasa. Asy-Sya’bi masuk ke kamar mandi, sedang dia
berpuasa. Al-Hasan berkata,”Tidak ada
masalah dengan berkumur-kumur dan mendinginkan (badan) bagi orang yang
berpuasa”. Dalam suatu hadits disebutkan
:
كان
صلى الله عليه وسلم يصب الماء على رأسه وهو صائم من العطش أو من الحر
“Rasulullah
shallallaahu ‘alaihi wasallam pernah menyiramkan air di atas kepalanya, sedang
dia berpuasa karena kehausan dan kepanasan” (HR. Abu Dawud no. 2365 dan Ahmad
no. 16653, 23239. Dishahihkan oleh Syaikh Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 2/61).
No comments:
Post a Comment