Teman SMA
Pada suatu hari Amir dapat telephone dari pak Bejo.
Beliau tiada lain adalah suami dari bawahannya yang baru beberapa bulan ini
pindah ke bagiannya. Beliau menyatakan sangat keberatan dengan kepindahan
istrinya dari Medan ke Jakarta. Sebab ketika pak Bejo membuka HP istrinya,
ternyata ditemukan banyak sekali SMS rayuan dan janjian antara istrinya dengan
teman SMAnya dulu, sebut saja Andi yang kini bekerja di Jakarta. Dan ketika
keduanya dipertemukan oleh atasan Amir, ternyata bu Bejo mengakui perbuatannya
tersebut.
Dengan lokasi yang jauh yaitu antara Medan dan Jakarta,
tentu saja pak Bejo sangat kesulitan mengontrol kegiatan istrinya. Karena itu
ia minta agar istrinya bisa kembali bertugas di Medan? Bagi Perusahaan Amir hal
tersebut tentu sangat sulit sebab menurut info dari atasan Amir yang
menginginkan pindah adalah bu Bejo. Dan hal tersebut telah dimusyawarahkan dan
disepakati oleh keluarga. Belum lagi biaya pindah antar cabang membutuhkan
biaya hingga puluhan juta rupiah.
Untuk itu Amir menyarankan kepada pak Bejo untuk
membicarakannya dengan atasannya atau kepada Kepala Divisi HRD. Ternyata
hasilnya sama. Yaitu sulit dikabulkan. Akhirnya pak Bejo mengambil jalan lain
dengan cara menginap di kos-kosan istrinya setiap tiga bulan sekali. Selain
juga dengan tetap melakukan komunikasi yang rutin.
Setelah beberapa bulan berlalu, di hari libur di pagi
hari Amir menerima telephone kembali dari pak Bejo. Ia melaporkan bahwa
istrinya yang sejak hari Rabu ditugaskan ke luar kota ternyata sampai hari
Jum’at masih di luar kota. Ia curiga, bu Bejo ada main lagi dengan teman SMAnya
di kota tersebut. Karena ketika dihubungi Hpnya selalu dimatikan. Sebagai
atasan Amir hanya bisa menampung permasalahan tersebut serta menasehati
suaminya.
Dalam hati Amir bertanya, ”Bukankah ia mengenakan pakaian
muslimah? Bukankah bu Bejo rajin sholat dan membaca buku-buku keagamaan?” Lalu
terbayanglah kembali dalam benak saya wanita-wanita berkerudung di kantor Amir
yang hobi pacaran dengan suami orang lain. Ada apa ini? Jangan-jangan dunia
sudah edan kalau tidak edan tidak kebagian.
Akhirnya Amir cukup memaklumi bila sebagian karyawati
tidak mau mengenakan pakaian muslimah. Alasannya si A, B dan C saja berjilbab
tapi kelakuannya jauh dari jilbabnya. ”Lebih baik yang kita jilbabi hatinya”
kata ibu-ibu tersebut.
No comments:
Post a Comment