Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Thursday 6 June 2013

Umat Yang selamat


I.3. Umat Yang Selamat

          Umat Islam adalah umat yang selamat. Umat yang dijamin Allah masuk syurga. Umat yang diridhai agamanya. Umat yang disempurnakan ajarannya oleh Allah SWT. Allah berfirman yang artinya :
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ
Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam,  tiada berselisih orang-orang yang Telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, Karena kedengkian (yang ada) di antara mereka,  barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.”(Ali Imran 19).
                Umat yang selamat berarti juga bahwa umat Islam tidak boleh diperangi atau dibunuh oleh seorang khalifah/umara kalau ia telah menunaikan rukun Islam. Kecuali karena melanggar ketentuan Allah. Misalnya berzina (bagi yang sudah menikah), membunuh dan murtad. Sekaligus merupakan umat yang akan diselamatkan Allah dari pedihnya siksa neraka.
Dalam madzab Syafi’i & Maliki jika seorang muslim tidak mau melaksanakan sholat maka ia harus dibunuh. Sedangkan menurut imam Ahmad, Ishaq dan Ibnu Mubarok ia harus dibunuh karena telah kafir.  Sedangkan orang yang menolak membayar zakat, tidak mau puasa dan tidak menunaikan ibadah haji, menurut madzhab Syafi’i, ia tidak dibunuh. Sedangkan menurut Imam Ahmad dalam pendapatnya yang paling masyhur ia harus dibunuh.[1]
Rasulullah bersabda, “Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan Muhammad utusan Allah, kecuali diakibatkan satu dari tiga hal yaitu orang tua yang berzina (telah menikah), membunuh dan murtad” (HR Bukhari-Muslim).[2]

عَنْ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَشْهَدُوا أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَيُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ فَإِذَا فَعَلُوا ذَلِكَ عَصَمُوا مِنِّي دِمَاءَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ إِلَّا بِحَقِّ الْإِسْلَامِ وَحِسَابُهُمْ عَلَى اللَّهِ[3]
Hadis riwayat Abdullah bin Umar ra., ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Aku diperintah untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad saw. adalah utusan Allah, mendirikan salat dan mengeluarkan zakat. Barang siapa melaksanakannya berarti ia telah melindungi darah dan harta mereka dariku kecuali dengan sebab yang dibenarkan Islam, sedang perhitungannya mereka (terserah) pada Allah SWT” (Muttafaq ‘alaihi).[4] Hal sama juga diriwayatkan melalui jalan Abu Harairah.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra., ia berkata: Rasulullah saw. dan Muadz bin Jabal berboncengan di atas tunggangan. Rasulullah saw. Bersabda , “Hai Muadz. Muadz menyahut, “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Rasulullah saw. memanggil lagi, Hai Muadz.” Muadz menjawab, “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Sekali lagi Rasulullah saw. Memanggil, “Hai Muadz.” Muadz menjawab, “Ya, wahai utusan Allah, aku siap menerima perintah.” Rasulullah saw. Bersabda, “Setiap hamba yang bersaksi bahwa, “Tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, maka Allah mengharamkan api neraka atasnya. Muadz berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah aku memberitahukan hal ini kepada orang banyak agar mereka merasa senang?” Rasulullah saw. Bersabda, “Kalau engkau kabarkan, mereka akan menjadikannya sebagai andalan .” (HR Muslim)
Hadis riwayat Itban bin Malik ra.: Dari Mahmud bin Rabi` ia berkata:, Aku datang ke Madinah dan bertemu Itban.” Dan aku berkata, “Aku mendengar cerita tentang engkau.” Itban berkata, “Mataku terkena suatu penyakit.” Lalu aku menyuruh orang menghadap Rasulullah saw. untuk mengatakan kepada beliau bahwa aku ingin engkau (Rasulullah saw.) datang dan mengerjakan salat di rumahku, sehingga aku dapat menjadikannya sebagai mushalla. Nabi pun datang bersama beberapa orang sahabat beliau. Beliau masuk dan mengerjakan shalat di rumahku. Sementara itu para sahabat saling berbincang di antara mereka. Mereka umumnya sedang membicarakan Malik bin Dukhsyum (artinya, mereka membicarakan sikap orang-orang munafik yang buruk, di antaranya Malik). Mereka ingin Rasulullah saw. berdoa agar Malik mendapat celaka. Mereka ingin ia tertimpa malapetaka. Ketika Rasulullah saw. selesai shalat, beliau bertanya, “Bukankah ia bersaksi: Bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku adalah utusan Allah?” Para sahabat menjawab, “Memang benar ia mengucapkan itu, tetapi itu tidak ada dalam hatinya.” Rasulullah saw. Bersabda, “Seseorang yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah, tidak akan masuk neraka atau dimakan api neraka “ (HR Muslim).
          Hadits-hadits Rasulullah tersebut menunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang selamat. Umat yang akan bahagia. Umat yang bebas dari api neraka dan umat yang dijanjikan Allah dengan jannah.


[1]Musthafa Dieb Al Bugha, hal. 49-50.
[2]Ibid hal. 50.
[3] Shahih Bukhari 1:42:24
[4] Musthafa Dieb Al Bugha hal. 45

No comments: