Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Sunday 30 June 2013

Tes Masuk Kerja (Menentukan Level Kompetensi)

TABEL DIMENSI TINGKAT KOMPETENSI
INDIVIDU



1. Kompetensi
:
Semangat untuk Berprestasi
(Achievement Orientation, ACH)
    Definisi
:
Derajat kepedulian seseorang terhadap pekerjaannya sehingga ia terdorong berusaha untuk bekerja dengan lebih baik atau di atas standard.

SKALA ACH
Level

Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi A: Intensitas dan Kelengkapan
-1
Tidak memiliki standar prestasi kerja sama sekali. Tidak perlu adanya perhatian khusus terhadap pekerjaan, hanya sekedar melakukan yang dibutuhkan (barangkali bisa disebabkan karena perhatiannya telah tercurahkan pada hal-hal di luar pekerjaan seperti kehidupan sosial, status, hobby, keluarga, olahraga, dan persahabatan). Jika diwawancarai, hal ini akan terlihat dari ketidakmampuannya untuk menjelaskan pekerjaannya secara detail, tetapi lebih semangat jika diminta untuk menjelaskan atau diajak diskusi sesuatu diluar pekerjaan.
0
Berfokus pada tugas yang diberikan. Menunjukkan telah bekerja keras, tetapi hasil kerjanya tidak dapat melampui prestasi rata-rata. (Sudah kerja keras tapi belum kerja dengan cerdas).
1
Bermotivasi untuk mengerjakan pekerjaan dengan baik. Secara sekilas tampak berkeinginan untuk mencapai standar kerja (prestasi tidak di bawah rata-rata). Mencoba untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik atau benar. Kadang memperlihatkan rasa frustasi atau protes terhadap pemborosan atau ketidakefisiensian (misalnya, merisaukan waktu yang terbuang dan ingin mengerjakan dengan lebih baik), tetapi hasil kerjanya belum menunjukkan perbaikan kerja yang menonjiol (significant).
2

Selalu berusaha untuk menyamai standar orang lain/prestasi rata-rata. Telah dapat bekerja untuk mencapai suatu standar yang ditetapkan oleh pihak manajemen (misalnya, menyesuaikan dengan anggaran, memenuhi kuota penjualan, dan persyaratan kualitas, dsb.)

3
Mampu menetapkan ukuran kepuasan kerja/prestasi kerja sendiri, tidak ada pedoman performansi dari manajemen. Menggunakan caranya sendiri dalam menetapkan ukuran keberhasilan kerjanya (bukan karena sekedar diperintah oleh pihak manajemen); misalnya, jumlah uang yang dikeluarkan, tingkatan, menilai performansi oranglain, penggunaan waktu, tingkat scrap, memenangkan persaingan, dan sebagainya. Level ini juga dapat diberikan kepada individu yang menetapkan target kerjanya, tetapi belum benar-benar menantang (selalu menetapkan target baru yang lebih baik).[Catatan: untuk target kerja yang benar-benar menantang dapat diberi nilai untuk level 5, jika tidak benar-benar menantang (agak ragu) diberi skor ini, 3]
4
Terus berusaha untuk memperbaiki performansi. Membuat perubahan yang berarti dalam sistem kerja atau dalam cara kerjanya sendiri untuk memperbaiki performansi (menetapkan target kerja selalu meningkat dari waktu ke waktu, misalnya mengerjakan sesuatu dengan lebih baik, lebih cepat, dengan biaya yang lebih murah, lebih efisien; meningkatkan kualitas, kepuasan konsumen, semangat, pendapatan), tanpa menetapkan suatu target/tujuan tertentu pada awal kerjanya.
5
Menetapkan tujuan yang menantang. Menetapkan dan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan-tujuan yang menantang baik menurut standar diri sendiri maupun menurut standar orang lain. (misalnya, ‘meningkatkan penjualan/kualitas/produktivitas sebanyak 15% dalam waktu 6 bulan’). “menantang” disini maksudnya ada kemungkinan 50-50 untuk mencapai tujuan tersebut-merupakan suatu tujuan yang ketat, namun realistis, atau mungkin dilaksanakan. Individu yang biasa merencanakan dan melaksanakan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan yang menantang tetap diberi skor 5, bahkan jika tujuan itu pada akhirnya tidak dapat dicapai.  Sebaliknya untuk individu yang dalam kesehariannya membuat target rencana yang “aman” dalam arti pasti bisa dicapai dan benar-benar tidak menantang, tidak diberi skor 5, tetapi 3. Skor 5 diberikan juga kepada individu yang tidak menyatakan target kerjanya di awal, tetapi terbukti performansinya meningkat tajam. ‘Tadinya ketika saya mengambil alih, efisiensinya sebesar 20%, sekarang menjadi 85%’
6
Menganalisis segala tindakan dan keputusannya berdasarkan pertimbangan Biaya–Manfaat (Cost Benefit Analysis). Membuat keputusan-keputusan, menetapkan prioritas, atau memilih tujuan-tujuan dalam basis input dan output: membuat pertimbangan secara ilmiah dan eksplisit mengenai potensi profit, Return on Investment, atau analisis Biaya-Manfaat.
7
Mengambil resiko entrepreneurial dengan pertimbangan yang masak. Memanfaatkan sumberdaya dan atau waktu yang signifikan (dalam ketidakpastian) untuk meningkatkan performansi, mencoba sesuatu yang baru, mencapai suatu tujuan yang menantang (misalnya, mengeluarkan produk atau jasa  baru, memilih operasi ‘turn aroun”), disamping itu juga melaksanakan kegiatan untuk meminimasi resiko yang akan terjadi (misalnya, melakukan riset pemasaran, melakukan pendekatan kepada konsumen, dan sebagainya); atau dalam Achievement for Other, memberikan semangat dan mendukung bawahan dalam menanggung resiko entrepreneurial. Mengambil kesempatan baru dengan penuh pertimbangan, dan meninggalkan apa yang telah dicapai/dimiliki dengan resiko terbesar akan kehilangan yang telah dimiliki jika ternyata kesempatan baru yang diambil tersebut gagal.
8
Konsisten dalam usaha-usaha entrepreneurial. Melaksanakan banyak kegiatan yang diperlukan diluar waktu kerja dalam ketidakpastian untuk meraih tujuan entrepreneurial; atau dengan sukses menyelesaikan usaha-usaha entrepreneurial/intrapreneurial.

Level

Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi B. Dampak Prestasi
(berlaku jika level kompetensi ACH A 3 atau lebih)
1
Fokus pada kinerja/performansi pribadi. Bekerja untuk meningkatkan efisiensinya melalui teknik time-management, metoda kerja personal yang baik, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya usaha-usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja diri sendiri dan bisa juga termasuk satu orang lainnya ( salah satu bawahan, sekretaris, dan sebagainya)
2

Mempengaruhi satu atau dua orang lain. Mungkin menimbulkan komitmen finansial (pendapatan/penghematan) yang kecil saja bagi perusahaan.

3
Mempengaruhi suatu kelompok kerja (4-15 orang). Mungkin memberikan dampak komitmen finansial atau penjualan dengan ukuran yang moderat. Bekerja untuk membuat sistem yang menjadi lebih efisien, mempengaruhi orang lain untuk bekerja dengan lebih baik/efisien (ACH Others), meningkatkan performansi kelompok (ACH Team).
4
Mempengaruhi satu departemen(lebih dari 15 orang). Mungkin akan mengakibatkan penjualan dalam jumlah yang cukup besar atau komitmen finansial yang cukup besar bagi perusahaan.
5
Mempengaruhi keseluhan perusahaan dalam skala menengah. (atau suatu divisi dalam suatu perusahaan besar)
6

Mempengaruhi keseluruhan perusahaan dalam skala besar

7
Mempengaruhi keseluruhan industri

Level

Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi C. Derajat Inovasi

(berlaku untuk  level kompetensi ACH A 3 atau lebih)
0
Tidak melakukan hal-hal baru.
1
Hal baru untuk pekerjaan atau unit kerja. Melakukan hal-hal tertentu (untuk meningkatkan performansi) yang belum pernah dilakukan untuk pekerjaan tertentu, namun mungkin sudah dilakukan dibagian lain perusahaan.
2

Hal baru untuk organisasi. Meningkatkan performansi dengan melaksanakan hal-hal baru dan berbeda (yang belum pernah dilakukan sebelumnya di perusahaan tersebut, namun bukan hal yang baru di dalam industri yang bersangkutan)

3
Hal baru untuk industri. Meningkatkan performansi dengan melakukan hal yang unik, melawan arus, dan baru bagi industri yang bersangkutan
4
Transformasi. Melakukan hal-hal yang benar-benar baru dan efektif yang merubah industri (misalnya transformasi yang dimulai Apple, terhadap industri komputer personal, pengembangan transistor oleh Schockley, yang mengawali langkah industri elektronik, transformasi yang dilakukan oleh Henry Ford terhadap industri manufaktur mobil). Level ini, sesuai dengan definisinya, jarang sekali terlihat.


2. Kompetensi
:
Perhatian terhadap KEJELASAN tugas, kualitas dan ketelitian kerja
(Concern for Order, CO)
    Definisi
:
Dorongan dalam diri seseorang untuk mengurangi ketidakpastian di lingkungan sekitarnya, khususnya berkaitan dengan pengaturan kerja, instruksi, informasi dan data.

SKALA CO
Level

Penjelasan Indikator Perilaku

-1

Kurang Peduli. Kurang perhatian  terhadap kejelasan perintah, atau kerja pengaturan. Tidak berlaku untuk masalah-masalah yang muncul akibat dari tidak adanya pengelolaan dan pengaturan yang baik.

0
Tidak dapat diberlakukan. Mencari kejelasan tugas secara aktif tidak diperlukan, atau tugas dapat berubah-ubah karena dikerjakan oleh orang lain, atau kurangnya perhatian terhadap aturan diketahui, namun tidak menimbulkan masalah.
1
Menjaga tempat kerja selalu terorganisir. Memelihara lingkungan kerja yang teratur dengan meja, berkas-berkas, perkakas, dan sebagainya dalam susunan yang baik.
2

Memperlihatkan perhatian umum terhadap aturan dan kejelasan tugas. Mencari kejelasan tentang peran, hasil yang diharapkan, berikut dengan tugas-tugasnya mencakup penjelasan data/sumber daya yang digunakan. Lebih menyukai penugasan secara tertulis.

3
Mengecek ulang pekerjaan sendiri. Secara sadar selalu mengecek ulang sendiri akurasi informasi atau pekerjaan sendiri.
4
Memonitor pekerjaan orang lain. Memonitor kualitas pekerjaan orang lain, mengecek untuk meyakinkan bahwa prosedur yang berlaku sudah dilaksanakan dengan baik. Atau melakukan pencatatan proses kerja secara detail dan jelas mengenai aktivitas diri sendiri atau orang lain.
5
Memonitor data atau proyek. Memonitor kemajuan dari suatu proyek terhadap suatu batas waktu. Memonitor data, menemukan kelemahan atau kehilangan data, dan mencari informasi untuk menjaga keteraturan; memberikan perhatian besar terhadap peningkatan keteraturan di suatu sistem.
6
Mengembangkan sistem. Mengembangkan dan menggunakan sistem untuk mengorganisir dan menjaga kemampuan lacak setiap informasi.
7
Mengembangkan sistem yang kompleks. Mengembangkan suatu sistem yang baru, detail, dan komplek pada tempatnya untuk meningkatkan keteraturan dan meningkatkan kualitas data atau mengurangi kebutuhan-kebutuhan baru (yang tidak berkaitan dengan yang lain) dari ketidakteraturan yang ada.

3. Kompetensi
:
Proaktif (Initiative, INT)
    Definisi
:
Dorongan bertindak untuk melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari pekerjaan – melakukan sesuatu tanpa menunggu perintah lebih dahulu, tindakan ini dilakukan untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil pekerjaan atau menghindari timbulnya masalah atau menciptakan peluang baru.
SKALA INT

Level

Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi A. Waktu
-1
Hanya memikirkan masa lalu. Tidak mampu memanfaatkan kesempatan.
0
Tidak dapat diaplilkasikan atau tidak perlu inisiatif. Perlu pengawasan terus menerus.
1
Menunjukkan usaha yang konsisten. Konsisten-mengambil inisiatif (dua inisitaif atau lebih langkah) untuk mengatasi ketidakjelasan atau penolakan [dimenasi waktu: tugas masa lalu atau tugas yang sedang dilaksanakan]. Tidak mudah menyerah jika rencana tidak berjalan dengan mulus.
2
Memusatkan pada kesempatan atau masalah yang dihadapi pada saat sekarang. Mengenali dan melakukan tindakan terhadap kesempatan yang ada sekarang atau memfokuskan pada masalah yang dihadapi pada saat sekarang (biasanya diselesaikan dalam waktu 1-2 hari)
3
Cepat dalam krisis Cepat mengambil keputusan dan bertindak dalam suatu krisis (dimana norma yang berlaku adalah menunggu, ‘belajar’, dan berharap bahwa masalah akan selesai dengan sendirinya).
4
Melakukan tindakan antisipatif untuk lebih dari 2 bulan ke depan. Menciptakan kesempatan atau meminimasi masalah-masalah potensial dengan usaha-usaha khusus ekstra (merencanakan program-program baru, mengadakan perjalannan khusus, dan sebagainya) yang dilakukan untuk 1-2 bulan berikutnya.
5
Melakukan tindakan antisipatif untuk 3-12 bulan ke depan. Mengantisipasi dan menyiapkan segala sesuatu untuk kesempatan dan masalah yang tidak diperhatikan oleh orang lain. Melakukan tindakan untuk menciptakan kesempatan atau menghindari krisis yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Melihat jauh ke 3-12 bulan ke depan.
6
Melakukan tindakan antisipatif untuk 1-2 tahun ke depan. Mengantisipasi situasi 1-2 tahun ke depan dan bertindak untuk menciptakan kesempatan dan menghindari masalah.
7
Melakukan tindakan antisipatif untuk 2-5 tahun ke depan. Mengantisipasi situasi 2-5 tahun ke depan dan bertindak untuk menciptakan kesempatan dan menghindari masalah.
8
Melakukan tindakan antisipatif untuk 5-10 tahun ke depan. Mengantisipasi situasi 5-10 tahun ke depan dan bertindak untuk menciptakan kesempatan dan menghindari masalah.
9
Melakukan tindakan antisipatif untuk lebih dari 10 tahun ke depan. Mengantisipasi situasi lebih dari 10 tahun ke depan dan bertindak untuk menciptakan kesempatan dan menghindari masalah.


Level
Dimensi B.
Dorongan dari dalam diri sendiri, Besarnya usaha yang dilakukan
-1
Menghindari pekerjaan yang seharusnya dilakukan. Mencoba melarikan diri atau menghindari  pekerjaan.
0
Tidak dapat diaplikasikan atau tidak berlaku. Membutuhkan pengawasan secara terus menerus.
1
Bekerja mandiri secara independen. Menyelesaikan tugas tanpa pengawasan yang konstan.
2
Melakukan usaha ekstra. Bekerja lembur, bekerja di malam hari, pada akhir pekan, dan sebagainya untuk  untuk menyelesaikan tugas, meskipun sebenarnya tidak diharuskan/diminta.
3
Mengerjakan pekerjaan lebih dari yang diperintahkan. Melampaui deskripsi pekerjaan, misalnya mengerjakan tugas-tugas tambahan.
4
Mengerjakan pekerjaan  jauh lebih  dari yang diperintahkan. Memulai dan melaksanakan tugas-tugas atau proyek-proyek baru.
5
Melakukan usaha-usaha yang luar biasa atau heroik. Bertindak tanpa kewengangan formal, mengambil resiko personal, mengabaikan aturan demi memenuhi kebutuhan pekerjaan.(penekanan diberikan pada bagaimana memenuhi tuntutan pekerjaan, bukan bagaimana agar tidak melanggar norma yang berlaku)
6
Melibatkan orang lain. Melibatkan orang lain dalam usaha ekstra yang tidak biasa (misalnya melibatkan keluarga, bawahan, anggota masyarakat, biasanya atas dasar sukarela)

4. Kompetensi
:
Mencari Informasi
(Information Seeking, INFO)
Definisi
:
Besarnya usaha tambahan yang dikeluarkan untuk mengumpulkan informasi lebih banyak
SKALA INFO
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
0
Tidak diperlukan. Tidak mencari informasi tambahan selain yang diberikan kepadanya.
1
Bertanya. Mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pihak yang disediakan. Atau orang yang terlibat secara langsung.dalam situasi yang bersangkutan, bahkan jika orang tersebut tidak hadir secara fisik dalam situasi yang bersangkutan, berkonsultasi dengan sumber daya yang ada. Menyedari bahwa orang dengan performasnsi superior sekalipun akan melakukan usaha untuk mengumpulkan informasi yang tersedia sebelum melakukan tindakan.
2
Melakukan penyelidikan secara pribadi. Bergerak sendiri untuk melihat pesawat, pabrik, kapal, instalasi konsumen, permohonan pinjaman bisnis, ruang kelas, paper, atau masalah-masalah lainnya. Menanyai orang orang yang paling dekat dengan masalah yang biasanya diabaikan oleh orang lain.
3
Menggali lebih dalam. Mengajukan serangkaian pertanyaan untuk mencari akar permasalahan atau latar belakang situasi, jauh dibawah yang terlihat di permukaan.
4
Menghubungi pihak-pihak lain. Menghubungi pihak lain yang tidak terlibat secara personal untuk mengetahui perspektif mereka mengenai, informasi yang melatarbelakangi, pengalaman (ini sering dilakukan tetapi tidak penting, suatu bentuk pemanfaatan hubungan yang dibina sebelumnya).
5
Melakukan penelitian. Melakukan usaha-usaha yang sistematis selama periode waktu yang terbatas, untuk memperoleh data atau umpan balik yang dibutuhkan;atau melakuakn riset formal lewat suratkabar, majalah, dan media lainnya. [jika informasi adalah berupa data teknis yang sudah ada atau pengetahuan atau usaha sistematis tersebut memerlukan suatu entuk pelatihan, maka, skornya diberikan untuk Technical Expertise C]
6
Menggunakan cara kerja sendiri. Secara personal telah merencanakan cara kerja atau kebiasaan dalam mengumpulkan berbagai jenis informasi (bisa berupa ‘management by walking around’, pertemuan informal secara reguler, dan sebagainya), jika hal ini ditujukan benar-benar untuk mengumpulkan informasi.
7
Melibatkan pihak lain. Melibatkan orang-orang yang secara normal semestinya tidak terlibat dan meminta mereka untuk mencari informasi yang diperlukan.[tidak memberikan skor untuk pendelegasian riset atau pencarian informasi kepada bawahan; poin ini hanya untuk melibatkan pihak-pihak yang seharusnya tidak terlibat]

5. Kompetensi
:
Empati
(Interpersonal Understanding, IU)
Definisi
:
Kemampuan untuk memahami dan mendengarkan hal-hal yang tidak diungkapkan dengan perkataan – bisa berupa pemahaman atas perasaan, keinginan atau pemikiran orang lain.

SKALA IU

 
Penjelasan Indikator Perilaku
Level
Dimensi A.  Kedalaman pemahaman terhadap orang lain
-1
Tidak pengertian. Salahpaham atau terkejut atas tindakan maupun perasaan orang lain, atau cenderung melihat orang lain berdasarkan “ciri-ciri umum”(stereotypes) daerah asal, keturunan, kebangsaan, jenis kelamin, agama dsb.
0
Tidak dapat diberlakukan. Tidak menunjukkan kepedulian nyata terhadap orang lain, tapi tidak terlihat adanya bukti kesalahpahaman yang serius. Level ini sering ditemui sebagai kombinasi dengan persuasi langsung (IMPACT level A-2 dan 3)
1
Paham atas isi pesan verbalnya atau hanya emosinya saja. Mampu memahami perasaan emosi seseorang yang sedang terjadi, ataupun menangkap isi pesan eksplisit yang disampaikan, tapi tidak kedua-duanya secara bersamaan.
2
Mengerti baik emosi maupun isinya. Mampu memahami perasaan emosi seseorang yang sedang terjadi dan sekaligus juga menangkap isi pesan eksplisit yang disampaikan.
3
Memahami dengan penuh pengertian. Mengerti pikiran yang tidak terungkap secara verbal, peduli dan penuh perasaan. Dan mampu membuat orang lain untuk bertindak sesuai dengan keinginan si pembicara.
4
Memahami isue yang ada dibalik suatu percakapan. Mampu mengerti hal-hal yang mendasari suatu permasalahan, alasan-alasan yang mendasari munculnya perasaan, tindakan, ataupun kepedulian seseorang. Mampu menunjukkan suatu pandangan yang seimbang tentang kekuatan dan kelemahan spesifik seseorang.
5
Memahami isu kompleks yang ada dibalik suatu percakapan. Mampu mengerti penyebab yang kompleks dari perbuatan, pola kebiasaan maupun masalah lama seseorang.

Level

Dimensi B. Mendengar dan merespon orang lain

-1
Tidak simpati. Bersikap menyerang seseorang, dan menjadikan orang lain menutup diri.
0
Tidak relevan atau tidak ada usaha untuk mendengarkan.
1
Mendengarkan. Menangkap kunci pokok pesan atau perasaan seseorang, atau bersedia mendengarkan bila didekati oleh seseorang. Mengajukan pertanyaan untuk mengkonfirmasi pengertiannya tentang topik pembicaraan. Menggunakan pemahaman/kata-katanya sendiri dalam menerangkan apa yang telah terjadi/pernah disampaikan kepadanya.
2
Menjadi pribadi yang selalu siap mendengarkan. Selalu menyediakan diri untuk mendengarkan orang lain, dan secara aktif berusaha untuk mengerti persoalan.
3
Mampu memprediksi respon orang lain. Mempergunakan pemahaman yang didasari atas apa yang telah didengar dan dilihat, dan kemudian siap untuk merespon orang lain.
4
Mendengar dengan responsif.  Merefleksikan kepedulian pada orang lain, mudah diajak bicara, merespon kepedulian orang lain dengan tindakan responsif untuk membantu. Selalu berusaha berdialog, berkomunikasi dua arah.
5
Siap untuk menolong. Menolong orang lain dengan masalah mereka baik  yang mereka ungkapkan maupun tidak.




6. Kompetensi
:
Berorientasi kepada kepuasan pelanggan (Customer Service Orientation, CSO)
    Definisi
:
Keinginan untuk menolong atau melayani pelanggan/ orang lain. Pelanggan adalah pelanggan aktual atau pengguna akhir dari organisasi yang sama
SKALA CSO
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Berfokus pada kebutuhan konsumen
-3
Menunjukkan sikap negatif kepada konsumen. Secara umum membuat komentar negatif kepada konsumen, menyalahkan konsumen akan hasil yang negatif. Termasuk berkomen yang bernada SARA mengenai konsumen.[catatan : komentar negatif mengenai konsumen yang benar secara obyektif tidak diberi skor ini, (misalnya “dia seorang penjahat kelas kakap” mengenai seorang konsumen yang memang telah ke luar masuk penjara karena melakukan berbagai tindak kejahatan)]
-2
Tidak mampu menangkap maksud/keinginan konsumen dengan jelas. Tidak mengerti akan kebutuhan konsumen dan detail dari keterlibatan dirinya sendiri.(‘tidak merasa benar-benar yakin akan tujuan diadakannya pertemuan, ‘tidak pernah merasa yakin mengetahui apa yang diinginkan konsumen’) tanpa melakukan tindakan apapun untuk memperjelas keadaan.
-1
Terfokus pada kemampuan diri sendiri. Ingin menunjukkan fakta –fakta kepada konsumen, atau lebih  terfokus pada kemampuan sendiri atau perusahaan dari pada keinginan untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
0
Memberikan servis minimal yang dibutuhkan. Memberikan respon seadanya atas pertanyaan/kebutuhan konsumen dan tidak berusaha untuk mencoba mencari akar permasalahan atau mencari konteks masalah yang dihadapi oleh konsumen.
1
Menindaklanjuti. Menindaklanjuti kebutuhan kebutuhan, permntaan, keluhan konsumen. Menjaga agar konsumen selalu mengetahui perkembangan terbaru dari produk/jasa perusahaan  (tapi tidak  berusaha mencari akar permasalahan yang dihadapi oleh konsumen).
2
Menjalin dan memelihara komunikasi yang baik dengan konsumen dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan di kedua belah pihak. Memonitor kepuasan konsumen. Mendistribusikan informasi yang membantu kepada konsumen. Memberikan servis yang ramah dan bersikap bersahabat.
3
Mengambil resiko pribadi. Memperbaiki masalah yang berkaitan dengan pelayanan konsumen secara sungguh-sungguh.
4
Membuat diri sendiri selalu siap sedia bagi konsumen. Selalu siap sedia untuk membantu terutama jika konsumen berada pada periode yang kritis. Memberikan nomor telepon rumah, atau cara akses lain yang mudah, atau menghabiskan lebih banyak waktu di lokasi konsumen.[ level ini mungkin tidak relevan untuk beberapa situasi, namun kadang sangat diperlukan oleh situasi lain, tergantung dari perusahaan dan situasinya]
5
Melakukan tindakan untuk membuat segalanya menjadi lebih baik. Melakukan kegiatan nyata untuk meningkatkan nilai tambah untuk konsumen, untuk membuat keadaan menjadi lebih baik bagi konsumen. Menunjukkan ekspektasi yang positif terhadap konsumen.
6
Memperhatikan kebutuhan-kebutuhan konsumen yang sifatnya mendasar. Mencari informasi mengenai kebutuhan-kebutuhan konsumen yang mendasar/spesifik, selain yang sudah diketahui sebelumnya, dan mencocokkannya dengan produk dan jasa yang ada.
7
Memiliki perspektif jangka panjang. Bekerja dengan mempergunakan perspektif jangka panjang. Mungkin akan mengakibatkan  biaya, demi membina hubungan jangka panjang ini. Berusaha memenuhi keuntungan jangka panjang bagi konsumen. Kegiatan ini mungkin dimulai dengan memberikan sukses nyata kepada konsumen, dan kemudian meminta imbalan atas kesuksesan tersebut kepada konsumen.
8
Bersedia menjadi penasehat/memberikan alternatif solusi secara obyektif. Membuat suatu opini independen mengenai keinginan, masalah dan kesempatan yang dihadapi oleh  konsumen, serta kemungkinan implementasinya. Bertindak atas dasar opini ini (misalnya, merekomendasikan pendekatan yang sesuai yang baru dan berbeda dengan apa yang diinginkan oleh konsumen). Terlibat secara langsung dan aktif dalam proses pengambilan keputusan oleh konsumen.[fungsi efektif dari level ini tergantung pada keberhasilan membangun hubungan dalam jangka panjang]. Memberikan dorongan kepada klien untuk menghadapi isu yang sulit.
9
Membela konsumen. Berada disisi konsumen, menentang perusahaan sendiri demi keuntungan jangka panjang perusahaan, misalnya memberikan nasehat kepada konsumen untuk menghentikan pembelian terhadap produk dari perusahaan sendiri (untuk membangun kesetiaan konsumen di masa yang akan datang) ; atau mendorong pihak manajemen untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsumen. Berada di pihak konsumen bila kosumen memiliki keluhan yang sangat beralasan, meskipun melawan perusahaan sendiri.


Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Inisiatif (usaha yang dilakukan) untuk melayani
-1
Menghalangi orang lain untuk bertindak. Mungkin dengan membuat penilaian negatif mengenai konsumen, atau menunjukkan konsumen yang menimbulkan masalah.
0
Tidak bertindak/lempar tanggungjawab. Mungkin dengan cara membuat alasan, ‘ saya tidak berwenang atas hal ini karena……’
1
Melakukan tindakan seperlunya (rutin). Memberikan perhatian terhadap bagaimana memenuhi kebutuhan konsumen.
2
Bersikap sangat membantu kepada konsumen. Melakukan lebih dari tindakan rutin untuk menolong konsumen (memakan waktu hampir 2 kali dan waktu yang normal)
3
Berusaha dengan ekstra keras untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Lebih dari 2 sampai 6 kali waktu dan usaha yang normal dilakukan.
4
Melibatkan orang lain dalam tindakan non rutin untuk memenuhi kebutuhan seseorang .
5
Melakukan usaha yang luar biasa keras. Menggunakan waktu atau usaha pribadi selama berminggu-minggu untuk menolong orang lain; atau melaksanakan tugas atau usaha yang jauh melebihi deskripsi tugas.

7. Kompetensi
:
Mempengaruhi
(Impact and Influence, IMP)
    Definisi
:
Tindakan membujuk, meyakinkan, mempengaruhi atau mengesankan sehingga orang lain mau mendukung agendanya
SKALA IMP
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Tindakan untuk mempengaruhi orang lain
-1
Ingin paling berkuasa. Berambisi untuk menempatkan diri pribadi pada suatu posisi tanpa menghiraukan dampak terhadap organisasi.
0
Tidak berlaku. Atau tidak menunjukkan usaha untuk mempengaruhi atau membujuk orang lain.
1
Menyatakan keinginannya, tapi tidak melakukan tindak lanjut yang spesifik. Menyatakan keinginannya untuk melihat adanya suatu pengaruh atau dampak tertentu yang dapat menghasilkan efek atau pengaruh terhadap reputasi, status, dan penampilan.
2
Melakukan satu tindakan persuasif. Tidak berusaha melakukan tindakan khusus untuk meningkatkan ketertarikan orang lain terhadap ide yang disampaikan. Meyakinkan orang lain dengan langkah persuasif langsung dalam suatu diskusi atau presentasi, misalnya menampilkan alasan, data, tujuan yang lebih besar; menggunakn contoh-contoh yang kongkrit, alat bantu visual, demonstrasi dan sebagainya-
3
Melakukan pendekatan persuasif 2 langkah untuk mempengaruhi. Tidak melakukan tindakan khusus untuk meningkatkan interes orang lain. Melakukan persiapan dengan seksama untuk presentasi berbentuk data atau menyertakan 2 atau lebih argumen dari sudut pandang yang berbeda dalam suatu presentasi atau diskusi.
4
Menyesuaikan cara mempengaruhi dengan komentar atau tindakan seseorang. Menyesuaikan presentasi atau diskusi dengan interes atau level orang lain. Mengantisipasi efek dari suatu tindakan atau detail lain terhadap image orang tentang pembicara.
5
Memperhitungkan untuk menggunakan suatu tindakan yang dramatis. Memodelkan perilaku orang lain  yang diinginkan atau menmperhitungkan perilaku yang tidak biasa atau dramatis untuk menghasilkan impak yang spesifik.[catatan: tekanan atau kemarahan tidak diperhitungkan sebagai tindakan dramatis untuk memperngaruhi orang lain: lihat Directiveness level 8]
6
Melakukan 2 tahap dalam mempengaruhi orang lain. Dimana setiap lagkah disesuaikan untuk orang yang berbeda atau direncanakan untuk menimbulkan efek tertentu atau mengantisipasi dan mempersiapkan diri untuk menghadapi reaksi orang lain.
7
Tiga tindakan atau menyusun pengaruh secara tidak langsung. Meminta bantuan dari ahli atau pihak ketiga untuk mempengaruhi, atau melakukan tiga tindakan yang berbeda, atau membuat argumen yang bertingkat dan kompleks. Membangun koalisi politis, membangun dukungan ide di belakang layar, memberikan informasi dengan bebas atau menahannya, demi untuk menimbulkan efek tertentu, menggunakan ‘group process skills’ untuk memimpin suatu kelompok.
8
Menggunakan strategi untuk mempengaruhi yang kompleks. Menggunakna strategi yang kompleks yang disesuaikan dalam situasi tertentu.(misalnya menggunakan serangkaian pengaruh tidak langsung-‘ melakukan A untuk mendapatkan B, sehingga B akan mengatakan pada C, begini, begini.’’), menyususn situasi atau pekerjaan, merubah struktur oraganisasi untuk mengembangkan perilaku tertentu yang diinginkan;menggunakan manuver politis tertentu untuk mencapai tujuan  atau menimbulkan efek tertentu. [ level kompleksitas tindakan ini biasanya disertai dengan level 4, 5, dan 6 dari Interpersonal Understanding, atau dengan level yang terkait dalam Organizational Awareness]
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Keluasan dari pengaruh, pemahaman atau jaringan
1

Satu orang lain

2
Unit kerja atau team proyek
3
Departemen
4
Divisi atau keseluruhan perusahaan yang berskala menengah
5
Keseluruhan organisasi berskala besar
6
Pemerintah kota, organisasi politis atau profesional
7
Pemerintah negara, organisasi politis atau profesional
8
Politik nasional, organisasi pemerintahan atau profesional
9
Pemerintah internasional, organisasi politis atau profesional.


8. Kompetensi
:
Kesadaran berorganisasi
(ORGANIZATIONAL AWARENESS)
Definisi
:
Kemampuan untuk memahami hubungan kekuasaan atau posisi dalam organisasi

SKALA OA

Level

Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Kedalaman pemahaman organisasi
-1
Salah dalam memahami struktur organisasi. Menimbulkan masalah peran.
0
Nonpolitis. Merespon kebutuhan/permintaan yang dinyatakan secara eksplisit, terfokus pada bagaimana melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dan tidak memperdulikan/tidak memperjuangkan kebutuhan kelompok/”klik” dalam perusahaan.
1
Memahami struktur organisasi formal. Mengenali dan dapat mendeskripsikan (memanfaatkan) struktur formal atau hirarki dari suatu organisasi, ‘ rantai perintah’, kekuasaan setiap posisi, peraturan, dan Standard Operating Procedure, dan sebagainya.
2
Memahami struktur informal dalam organisasi. Memahami dan bisa memanfaatkan jalur dan struktur informal (mampu mengidentifikasi aktor kunci, orang yang bisa mempengaruhi keputusan, dan sebagainya)
3
Memahami iklim dan budaya. Mampu mengenali batasan organisasional yang tidak dinyatakan secara eksplisit-apa yang dimungkinkan dan apa yang tidak pada waktu tertentu atau posisi tertentu. Mampu mengenali dan memanfaatkan kebiasaan, tatacara, situasi tertentu dan sebagainya sehingga apa yang disampaikannya menjadi “didengar”.
4
Memahami politik perusahaan. Memahami, mendeskripsikan  (atau memanipulasi) pengaruh dan hubungan/kekuatan kelompok yang sedang berjalan di organisasi (aliansi atau persaingan).
5
Memahami isu-isu yang berada dibalik organisasi. Memahami dan memperhatikan  alasan-alasan dari perilaku perusahaan yang sedang berjalan atau masalah yang ada dibalik organisasi, kesempatan, atau kekuatan kelompok-kelompok yang akan berpengaruh di perusahaan. Mampu menjelaskan struktur fungsional yang menjadi kekuatan tulang punggung organisasi (misal mampu mengenali “think thank” kelompok yang sedang memimpin).
6
Memahami isu-isu jangka panjang. Memahami dan memberikan perhatian kepada isu-isu yang berjangka panjang, kesempatan, atau kekuatan politik yang mempengaruhi organisasi dalam hubungannya dengan dunia luar.

Level

Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Keluasan dari pemahaman organisasi
1

Satu orang lain

2
Unit kerja atau team proyek
3
Departemen
4
Divisi atau keseluruhan perusahaan yang berskala menengah
5
Keseluruhan organisasi berskala besar
6
Pemerintah kota, organisasi politis atau profesional
7
Pemerintah negara, organisasi politis atau profesional
8
Politik nasional, organisasi pemerintahan atau profesional
9
Pemerintah internasional, organisasi politis atau profesional.

9. Kompetensi
:
Membangun hubungan
(Relationship Building, RB)
    Definisi
:
Besarnya usaha untuk menjalin dan membina hubungan sosial atau jaringan hubungan sosial agar tetap hangat dan akrab
SKALA RB
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A.
Intensitas tindakan yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain
0
Menghindari kontak. Mengucilkan diri, menghindari interaksi sosial
1
Menerima undangan. Menerima undangan atau tawaran persahabatan lainnya, tapi  tidak mengembangkan tawaran tersebut untuk membangun hubungan kerja.
2
Membuat kontak yang berhubungan dengan pekerjaan. Mempertahankan hubungan pekerjaan (dalam hal ini maksudnya adalah untuk hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan). Termasuk obrolan yang tidak terstruktur, tetapi masih  mengenai hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan .
3
Kadang-kadang menyelenggarakan  kontak informal. Kadang kadang menyelenggarakan hubungan informal atau tidak resmi di lingkungan kerja, mengobrol tentang anak-anak, olahraga, berita dan sebagainya.
4
Membangun kesepakatan. Sering menyelengarakan kontak informal atau tidak resmi di lingkungan kerja baik dengan teman, maupun dengan konsumen. Dengan sengaja melakukan usaha untuk membangun kesan hubungan yang baik.
5
Kadangkala  melakukan kontak/kegiatan sosial. Kadangkala  mengadakan kegiatan untuk membina persahabatan dengan teman atau konsumen di luar lingkungan kerja, di klub atau restoran dan sebagainya.
6
Sering melakukan kegiatan/kontak sosial. Sering mengadakan kegiatan untuk membina persahabatan dengan teman atau konsumen di luar lingkungan kerja, di klub atau restoran dan sebagainya.
7
Mengadakan kontak yang melibatkan keluarga. Kadangkala membawa teman atau konsumen ke rumah atau berkunjung ke rumah mereka.
8
Membina persahabatan akrab dan pribadi. Sering menjamu teman atau konsumen di rumah. Menjalin hubungan yang akrab dengan mereka; atau menggunakan hubungan personal ini untuk memperluas jaringan bisnis.


Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B.
Luasnya dampak dalam membangun hubungan
1

Satu orang lain

2
Unit kerja atau team proyek
3
Departemen
4
Divisi atau keseluruhan perusahaan yang berskala menengah
5
Keseluruhan organisasi berskala besar
6
Pemerintah kota, organisasi politis atau profesional
7
Pemerintah negara, organisasi politis atau profesional
8
Politik nasional, organisasi pemerintahan atau profesional
9
Pemerintah internasional, organisasi politis atau profesional.





10. Kompetensi
:
Menembangkan orang lain
(Developing others, DEV)
     Definisi
:
Keinginan untuk mengajarkan atau mendorong pengembangan orang lain
SKALA DEV
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A.
Intensitas arah pengembangan dan kelengkapan tindakan pengembangan
-1
Melemahkan semangat. Menyatakan ketidakmampuan orang lain, cenderung menolak suasana belajar dengan bawahan, siswa, konsumen; dan cenderung “mencari muka” sebagai individu yang pintar.
0
Tidak berlaku, atau tidak melakukan usaha spesifik untuk mengembangkan orang lain. Hanya terfokus pada melaksanakan tugasnya dengan baik, melakukan atau membuat contoh kerja yang baik.
1
Mengekpresikan ekspektasi positif mengenai orang lain. Membuat komentar yang positif mengenai kemampuan dan potensi orang lain bahkan dalam kasus yang sulit sekalipun. Percaya bahwa orang lain memiliki keinginan dan mampu untuk belajar.
2
Memberikan instruksi secara mendetail, dan atau mendemonstrasikan mengenai suatu cara untuk menyelesaikan suatu tugas. Memberi tahu bagaimana caranya melakukan suatu pekerjaan, memberikan nasehat yang menolong penyelesaian pekerjaan.
3
Memberikan argumentasi atau dukungan yang lainnya. Memberikan pengarahan atau demonstrasi berikut dengan alasannya atau melibatkan logika sebagai suatu strategi training.; atau memberikan bantuan atau dukungan praktis untuk mempermudah pekerjaan (misalnya tanpa diminta memberikan tambahan sumberdaya, perkakas, informasi dan nasehat dari para pakar). Mengajukan pertanyaan, memberikan ujian, atau menggunakan metode lain untuk meyakinkan bahwa orang lain telah memahami penjelasan atau pengarahan.
4
Memberikan umpan balik positif atau negatif dan positif dengan tujuan pengembangan.
5
Meyakinkan kembali dan memberikan semangat. Meyakinkan kembali orang lain setelah mengalami langkah balik. Memilih untuk memberikan umpan balik yang negatif dalam perilaku dibandingkan dengan tekanan secara personal, dan mengekspresikan ekspektasi positif mengenai performansi di masa yang akan datang atau memberikan nasehat secara pribadi untuk perbaikan; atau memecahkan permasalahan yang sulit menjadi komponen yang lebih kecil atau menggunakan strategi yang berbeda.
6
Melakukan pelatihan atau training jangka panjang. Menyiapkan tugas yang sesuai dan dapat membantu, training formal, atau pengalaman lainnya dengan tujuan untuk memaksa orang lain untuk belajar dan mengembangkan diri. Termasuk di dalamnya membuat orang menanyakan sesuatu mengenai masalah yang dihadapinya sehinga mereka benar-benar mengetahui, dan bukan hanya sekedar memberikan jawaban kepada mereka. Training formal secara sederhana yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan dari perusahaan atau pemerintah tidak diperhitungkan di sini.
7
Mengembangkan pelatihan atau training baru. Mengidentifikasi atau pengembangan seperti apa yang dibutuhkan dan merancang atau menyusun program baru atau material untuk melaksanakannya; atau merencanakan pengalaman yang sukses untuk orang lain untuk membangun sendiri keahlian dan kepercayaan diri mereka.

8
Mendelegasikan secara penuh. Setelah mengukur kompetensi bawahan, dilakukan pendelegasian secara penuh tanggungjawab dan wewenang dengan rekan sejawat  untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan caranya termasuk kesempatan untuk membuat dan belajar dari kesalahan dalam situasi yang tidak kritis.
9
Memberikan penghargaan bagi pengembangan yang berhasil. Mempromosikan atau merencanakan promosi untuk bawahan yang berkompeten sebagai imbalan atas pengembangan yang dilakukannya; atau memberikan imbalan lain untuk performansinya. Perilaku ini diberi peringkat yang ini karena secara umum seseorang harus mengembangkan orang lain dengan baik untuk bisa memberikan imbalan kepada mereka dalam memberikan respon yang baik pula.


Dimensi B.
Banyaknya dan tingkatan orang yang dikembangkan
1
Satu orang bawahan (atau siswa, atau konsumen)
2
Beberapa orang bawahan (2 – 6 orang)
3
Banyak bawahan (lebih dari 6 orang)
4
Seorang  rekan sejawat (termasuk supplier, kolega, dan sebagainya)
5
Beberapa rekan sejawat
6
Banyak rekan sejawat
7
Satu orang atasan atau konsumen (atau klien bertipe konsumen)
8
Lebih dari satu orang atasan atau konsumen
9
Suatu grup besar (lebih dari 200 orang) pada level campuran.

11. Kompetensi
:
Kemampuan mengarahkan
(Directiveness, DIR)
     Definisi
:
Kemampuan memerintah dan mengarahkan orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai posisi dan kewenangannya.

SKALA DIR
Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Intensitas pengarahan
-1
Pasif. Tidak bisa menolak walaupun dapat mengganggu pelaksanaan tugas utamanya. Terfokus pada usaha untuk menjadi orang yang disukai (bukan karena marah atau kecewa pada orang lain) daripada mementingkan pekerjaan itu selesai. Tidak berani mengganggu orang lain.
0
Tidak memberi perintah. Atau tidak memberikan pengarahan seperti yang diharuskan (ataupun tidak) untuk jabatan ini, Pada level ini manager kerap memberikan perintah yang kurang jelas meski disampaikan secara langsung. Gejala utamanya adalah bawahan yang tidak mengetahui apa yang harus dilakukan
1
Menjelaskan perintah standar dan pengarahan rutin. Memberikan penjelasan yang cukup, membuat kebutuhan dan apa yang diminta secara jelas.
2
Memberi pengarahan secara detil. Memberikan pengarahan tugas secara cermat langkah demi langkah dan menutup peluang untuk pemikiran cara kerja yang berbeda, atau memerintahkan secara spesifik. (Bila perintah ini digunakan untuk meningkatkan skill orang lain, disebut sebagai pembangun. Bila digunakan untuk memposisikan dirinya sendiri, lihat pada kepemimpinan tim. Disini tujuan utamanya adalah agar pekerjaan selesai).
3
Berbicara dengan lugas. Biasa mengatakan “tidak” dengan jelas untuk perintah yang tidak masuk akal  atau mengeset batasan untuk orang lain. Bisa memanipulasi situasi untuk memaksa orang untuk menurut.
4
Menuntut prestasi/performansi yang tinggi. Mematok standar hasil kerja secara seragam; untuk mendapatkan performa, kualitas, atau menggunakan sumber daya dengan baik; memaksakan perintah dengan gaya tidak mempedulikan alasan yang mencoba menentang. Level ini ditemui pada salesman dengan pangkat yang tinggi, konsultan, atau pegawai yang berhubungan dengan konsumen.
5
Memantau performa dengan pasti. Secara terbuka selalu mengecek prestasi atau performansi berdasarkan standar yang sudah jelas/disepakati.
6
Menegur orang. Menegur secara terbuka mengenai masalah performansi. (Bila hal ini termasuk pada ekspektasi yang positif untuk peningkatan di masa depan, maka hal ini termasuk pada orientasi perkembangan, level 5-1.)
7
Menjelaskan konsekuensi dari tingkah laku yang dianggap sesuai dan tidak sesuai. Menggunakan hukuman dan hadiah untuk mengontrol tingkah laku (reward and punishment).
8
Menggunakan ancaman dengan kemarahan yang terkontrol. Misalnya dengan memberiakn ancaman pemecatan untuk suatu tindakan. (Bila kemarahan tidak terkontrol, tidak termasuk level ini.)
9
Bila perlu memutus hubungan kerja (PHK) orang yang berferforma rendah. Dilakukan tanpa keraguan setelah menjalankan usaha pencegahan sesuai prosedur yang berlaku (Bila ditunjukan perasaan menyesal maka tidak termassuk level ini.)

Dimensi B.
Banyaknya dan tingkatan orang yang diarahkan
1
Satu orang bawahan (atau siswa, atau konsumen)
2
Beberapa orang bawahan (2 – 6 orang)
3
Banyak bawahan (lebih dari 6 orang)
4
Seorang  rekan sejawat (termasuk supplier, kolega, dan sebagainya)
5
Beberapa rekan sejawat
6
Banyak rekan sejawat
7
Satu orang atasan atau konsumen (atau klien bertipe konsumen)
8
Lebih dari satu orang atasan atau konsumen
9
Suatu grup besar (lebih dari 200 orang) pada level campuran.


12. Kompetensi
:
Kerjasama kelompok
(Teamwork, TW)
     Definisi
:
Dorongan dan kemampuan untuk bekerja sama dengan orang lain, menjadi bagian dari suatu kelompok dalam melaksanakan suatu tugas.

SKALA TW

Level

Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Intensitas yang mendorong kerja kelompok
–1
Tidak kooperatif. Selalu membuat masalah, mengganggu.
0
Netral. Pasif, tidak berpartisipasi, tidak ikut berkelompok.
1
Kooperatif. Berpartisipasi dengan sepenuh hati, mendukung keputusan tim, menyelesaikan tugasnya yang memberikan andil bagi tim.
2
Membagi informasi. Selalu menjadikan orang lain tahu mengenai proses di dalam grup, membagi informasi yang berguna dan relevan bagi anggota lain.
3
Menunjukkan ekspektasi positif. Ekspresi tersebut diungkapkan pada anggota kelompok dengan pengungkapan positif, dengan menunjukkan penghormatan terhadap kontribusi/intelegisi orang lain.
4
Meminta input. Selalu mencari input nilai dari kecakapan orang lain, mau belajar dari orang lain (terutama bawahan). Meminta pendapat dan ide untuk menentukan keputusan, mengundang seluruh anggota tim untuk saling berkontribusi.
5
Memberi semangat. Memberi penghargaan pada orang yang berperformansi baik. Memberi semangat, dan menghargai kontribusi orang.
6
Membangun tim. Menciptakan suasana bersahabat, moral yang baik, kerjasama (menciptakan identitas grup). Menjaga kelangsungan hidup kelompok.
7
Menciptakan kompetisi. Membuat konflik terbuka pada tim dengan tujuan meningkatkan kompetisi, keberanian dan kerjasama anggota (termasuk memberi penjelasan secara terbuka, tidak menyembunyikan isu).

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Ukuran team yang dilibatkan
1
Kecil, kelompok informal 3-8 orang. Termasuk kelompok persahabatan. (Level ini jarang trjadi pada situasi kerja, tapi berguna untuk mewawancara lulusan baru)
2
Tim sementara (ad hock) berdasarkan tugas tertentu.
3
Departemen kecil. Dapat terdiri dari kelompok bawahan yang menguasai medan. Bila aktivitas kepemimpinan tidak mempengaruhi pegawai secara langsung.
4
Departemen besar secara keseluruhan . (Kira-kira 16-50) orang).
5
Divisi dari perusahaan. Atau keseluruhan dari perusahan berukuran sedang.
6
Seluruh anggota Perusahaan besar.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi C.
Besarnya usaha atau inisiatif untuk mendorong kerja kelompok
0
Tidak memberikan usaha ekstra.
1
Memberikan lebih dari sekedar tindakan rutin. (sampai dengan 4 buah tindakan).
2
Memberikan lebih banyak usaha (5-15 tindakan).
3
Memberikan usaha yang luar biasa (pada periode tertentu sepanjang bulan).
4
Mengajak orang lain mengerjakan lebih dari sekedar pekerjaan rutin. (Termasuk level ini bila yang diajak adalah seluruh komponen organisasi. Tiadk termasuk bila memang bertugas untuk melakukan hal itu, kecuali bawahan tersebut tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang jelas).
5
Melibatkan orang dengan usaha yang luar biasa.


13. Kompetensi
:
Memimpin kelompok (Team Leadership, TL)
      Definisi
:
Keinginan dan kemampuan untuk berperan sebagai pemimpin kelompok, biasanya ditunjukkan dalam posisi otoritas formal

SKALA TL

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Kekuatan peran kepemimpinan
-1
Menyerah. Menolak untuk memimpin, Tidak memberikan pengarahan saat bawahan memerlukannya.
0
Tidak berlaku. Untuk pekerjaan yang tidak membutuhkan kepemimpinan.
1
Memimpin pertemuan. Mengusulkan acara pertemuan dan tujuan, mengontrol pemakaian waktu, dan membagi tugas.
2
Memberitahu orang lain. Membuat orang yang terlibat mengetahui apa yang terjadi. Memastikan bahwa seluruh anggota kelompok mengetaui informasi yang diperlukan. Dapat menjelaskan alasan dari suatu keputusan.
3
Menggunakan kekuasaan secara adil. Menggunakan kekuasaan formal secara adil dengan tidak sepihak atau merugikan pihak lain/lawan.
4
Meningkatkan efektivitas kelompok. Menggunakan strategi yang kompleks untuk meningkatkan moral dan produktivitas kelompok (keputusan untuk merekrut dan memberhentikan, penugasan tim, rotasi-magang) Tindakan yang meningkatkan saling pengertian/kesadaran anggota termasuk dalam skala ini.
5
Mempedulikan kelompok. Memproteksi kelompok terhadap organisasi lain, atau terhadap masyarakat, memberikan kebutuhan personel, sumber daya, dan informasi sehingga kebutuhan kelompok terjaga dan terpenuhi. Level ini sering terlihat pada situasi militer atau pabrik, tapi juga diaplikasikan pada perekrutan bawahan.
6
Menempatkan diri sebagai pemimpin. Memastikan bahwa orang lain mengikuti misi, tujuan, agenda, iklim, cara kerja dan afiliasi kelompok (politik kantor) yang dikembangkan, dengan cara memberi contoh yang baik. Memastikan grup bekerja dengan baik (sebagai pemimpin yang memiliki kredibiltas).
7
Mengkomunikasikan visi. Mempunyai kharisma untuk mengkomunikasikan visi yang membangkitkan rasa bangga, bersemangat dan komitmen terhadap misi kelompok. (Contoh kasus ini sangat jarang, dan biasanya baru terlihat berdasarkan hasil suatu pekerjaan.)

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Ukuran team yang dipimpin
1
Kecil, kelompok informal 3-8 orang. Termasuk kelompok persahabatan. (Level ini jarang terjadi pada situasi kerja, tapi berguna untuk mewawancara lulusan baru)
2
Tim sementara (ad hock) berdasarkan tugas tertentu.
3
Departemen kecil. Dapat terdiri dari kelompok bawahan yang mengusai medan. Bila aktivitas kepemimpinan tidak mempengaruhi pegawai secara langsung.
4
Departemen besar secara keseluruhan . (Kira-kira 16-50) orang).
5
Divisi dari perusahaan. Atau keseluruhan dari perusahan berukuran sedang.
6
Seluruh anggota Perusahaan besar.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi C.
Besarnya usaha atau inisiatif untuk memimpin kerja kelompok
0
Tidak memberikan usaha ekstra.
1
Memberikan lebih dari sekedar tindakan rutin. (sampai dengan 4 buah tindakan).
2
Memberikan lebih banyak usaha (5-15 tindakan).
3
Memberikan usaha yang luar biasa (pada periode tertentu sepanjang bulan).
4
Mengajak orang lain mengerjakan lebih dari sekedar pekerjaan rutin. (Termasuk level ini bila yang diajak adalah seluruh komponen organisasi. Tidak termasuk bila memang bertugas untuk melakukan hal itu, kecuali bawahan tersebut tidak sesuai dengan deskripsi pekerjaan yang jelas).
5
Melibatkan orang dengan usaha yang luar biasa.

14. Kompetensi
:
Berpikir analitis
(Analitical Thingking, AT)
      Definisi
:
Kemampuan untuk memahami situasi dengan cara menguraikan masalah menjadi bagian-bagian yang lebih rinci (faktor-faktor penyebab masalah), atau mengamati akibat suatu keadaan tahap demi tahap berdasarkan pengalaman masa lalu.

SKALA AT

Level
Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi A. Kompleksitas Analisis

0
Tidak berlaku atau tidak ada. Melaksanakan segala sesuatu yang ada atau diperintahkan, atau melakukan apa yang diatur orang lain.
1
Menguraikan masalah menjadi bagian-bagian/tugas/kegiatan sederhana.
2
Melihat hubungan mendasar. Menganalisa hubungan antara beberapa bagian dari persoalan. Membuat hubungan sebab-akibat sederhana, dan mengkaji keuntungan dan kelemahan setiap alernatif. Membuat prioritas tugas berdasarkan tingkat kepentingan.
3
Melihat hubungan bertingkat. Menganalisa hubungan beberapa bagian dari suatu situasi atau permasalahan. Memecah persoalan menjadi bagian-bagian yang dapat dikelola sistemastis. Mampu memprediksi kemungkinan konsekuensi dari suatu tindakan. Secara umum mengantisipasi hambatan dan selalu berfikir ke depan/langkah berikutnya.
4
Membuat rencana atau analisis yang kompleks. Secara sistematis memecah persoalan yang kompleks menjadi komponen-komponennya sehingga mudah dipahami. Menggunakan beberapa teknik untuk memilah permasalahan untuk mencari solusi, atau menyusun rantai sebab akibat dari suatu proses yang terkait yang cukup panjang.
5
Membuat rencana atau analisis yang sangat kompleks. Secara sistematis memecah masalah multi dimensi (banyak faktor yang mempengaruhi) menjadi bagian-bagiannya sehingga mudah dipahami, atau menggunakan beberapa teknik analisis untuk mengidentifikasi beberapa alternatif solusi dan memberi prioritas atau bobot pada tiap alternatif solusi tersebut.
6
Membuat rencana atau analisa yang luar biasa rumit. Mengorganisir, mengurutkan dan menganalisis sistem yang saling terkait dan sangat kompleks/dinamis.

Level
Penjelasnan Indikator Perilaku
Dimensi B. Ukuran permasalahan yang dihadapi
1
Memikirkan performansi satu atau dua orang.
2
Memikirkan unit kerja kecil atau melibatkan penjualan skala sedang, atau salah satu aspek dari unit yang lebih besar.
3
Memikirkan masalah yang sedang dihadapi. Dapat termasuk unit kerja berukuran sedang, beberapa penjualan, dan penjualan yang cukup besar.
4
Memikirkan performansi keseluruhan organisasi. Termasuk performansi dari divisi besar dari suatu perusahaan besar, atau keseluruhan perusahaan berukuran kecil.
5
Memikirkan performansi jangka panjang/yang berkelanjutan. Berhubungan dengan divisi besar, ataui seluruh perusahaan dalam lingkungan yang kompleks.



15. Kompetensi
:
Berpikir konseptual
(Conceptual thingking, CT)
      Definisi
:
Kemampuan memahami situasi atau masalah dengan cara memandangnya sebagai satu kesatuan yang terintegrasi-mencakup kemampuan mengidentifikasi pola keterkaitan antara masalah yang tidak tampak dengan jelas, atau kemampuan mengidentifikasikan permasalahan utama yang mendasar dalam situasi yang kompleks

SKALA CT

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Kompleksitas dan keaslian konsep/gagasan
0
Tidak menggunakan konsep abstrak. Berfikir secara kongkrit.
1
Menggunakan rumusan sederhana. Menggunakan akal sehat, pengalaman masa lalu untuk mengidentifikasi situasi atau masalah. Melihat kesamaan antara permasalahan sekarang dan masa lalu.
2
Mengenali pola. Mengamati kecenderungan, hubungan dan ketimpangan data atau melihat pentingnya perbedaan antara situasi sekarang dengan situasi sebelumnya.
3
Menerapkan rumusan yang kompleks. (Seperti analisis akar masalah) aatau menerapkan pengetahuan masa lalu, kecenderungan, dan hubungan antara berbagai situasi yang berbeda. Menerapkan dan memodifikasi konsep belajar sesara wajar.
4
Menyederhanakan hal yang kompleks. Menyatukan ide, isu, dan observasi menjadi konsep tunggal atau penjelasan yang jelas. Mengidentifikasi isu kunci dalam situasi kompleks.
5
Membuat konsep-konsep baru. Mengidentifikasi masalah dan keadaan yang tidak jelas bagi orang lain dan tidak menggunakan pelajaran dari masa lalu dengan memunculkan konsepsi atau cara pandang baru.
6
Membuat konsep-konsep baru untuk isu-isu kompleks. Memformulasikan penjelasan yang berguna untuk permasalahan-pemasalahan, situasi-situasi, atau kesempatan-kesempatan yang kompleks. Memunculkan dan menguji berbagai konsep dan dugaan atau penjelasan untuk suatu situasi tertentu, atau mengidentifikasikan penjelasan hubungan-hubungan yang bermanfaat dari berbagai data kompleks yang berasal dari bidang area yang tidak saling berkaitan.
7
Membuat model-model baru. Menyelesaikan suatu permasalahan yang kompleks dengan menggunakan model atau teori baru yang diciptakannya.

Level
Penjelasnan Indikator Perilaku
Dimensi B. Ukuran permasalahan yang dihadapi
1
Memikirkan performansi satu atau dua orang.
2
Memikirkan unit kerja kecil atau melibatkan penjualan skala sedang, atau salah satu aspek dari unit yang lebih besar.
3
Memikirkan masalah yang sedang dihadapi. Dapat termasuk unit kerja berukuran sedang, beberapa penjualan, dan penjualan yang cukup besar.
4
Memikirkan performansi keseluruhan organisasi. Termasuk performansi dari divisi besar dari suatu perusahaan besar, atau keseluruhan perusahaan berukuran kecil.
5
Memikirkan performansi jangka panjang/yang berkelanjutan. Berhubungan dengan divisi besar, atau seluruh perusahaan dalam lingkungan yang kompleks.


16. Kompetensi
:
Keahlian teknikal/ Profesional/ manajerial (EXPERTISE, EXP)
      Definisi
:
Penguasaan bidang pengetahuan yang terkait dengan pekerjaan (dapat teknik, manajerial maupun profesional), dan motivasi untuk menggunakan, mengembangkan dan membagikan pengetahuannya yang terkait dengan pekerjaan kepada orang lain.

SKALA EXP

Level
Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi A. Kedalaman pengetahuan

1
Dasar. Sangat sederhana, tugas berulang yang dapat dipelajari dalam beberapa jam atau beberpa hari, seperti pekerja tidak terampil dengan tenaga.
2
Berketerampilan dasar. Memiliki variasi tugas yang bertipe berurutan, memerlukan latihan beberapa minggu untuk menguasainya, misalnya pekerjaan pembukuan sederhana, pekerja semi terampil dsb..
3
Tenaga terampil. Memiliki variasi tugas yang yang membutuhkan perencanaan dan pengaturan , biasanya memerlukan pendidikan SMU dan membutuhkan pendidikan profesi khusus antara 6 bulan sampai 2 tahun. Contohnya adalah pengawas gudang, sekretaris, dan operator komputer.
4
Berketerampilan tinggi. Mengerjakan tugas yang kompleks dan beragam, membutuhkan perencanaan yang teliti untuk mendapatkan hasil yang baik, biasanya membutuhkan pendidikan bidang tertentu yang dilengkapi dengan praktek/latihan lapangan, biasanya dengan masa pendidikan antara dua sampai empat tahun, seperti programer komputer, adjunk akuntan dsb.
5
Profesional dasar. Mampu memberikan pengaturan dan pelayanaan profesional kepada pihak lain. Biasanya membutuhkan pendidikan formal seperti kuliah atau gelar keprofesionalan lainnya atau berdasarkan pengalaman yang dimiliki seperti akuntan, insinyur, dokter, notaris dsb.
6
Profesional menengah.  Memberikan pelayanan spesialis dari suatu profesi secara lebih khusus. Biasanya membutuhkan pendidikan yang intensif (seperti memperoleh gelar spesialis, master) yang disertai dengan beberapa tahun pengalaman langsung pada bidangnya, seperti dokter bedah, pengurus pajak, dan senior manager.
7
Profesional atau pakar. Ahli dibidangnya karena memiliki landasan filosofi, pengetahuan dan pengalamanan yang mendalam tentang suatu bidang tertentu. Seperti peneliti senior, CEO.
8
“Begawan”. Yaitu orang yang telah diakui memiliki otoritas yang sangat tinggi untuk suatu bidang secara nasional atau internasional.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Lingkup kepakaran
1
Tidak ada. Individu yang berkontribusi tanpa memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinir atau mengawasi pekerjaan orang lain.
2
Unit/fungsi kerja homogen
Lini: Lini pertama adalah supervisor dari unit kerja dimana pegawai melakukan aktivitas yang serupa seperti supervisor produksi atau manager area penjualan.
Staf: Menyatukan pelayanan staf yang berhubungan seperti perencana produksi, analisis finansial.
Tim/proyek:Pemimpin dengan unit yang homogen seperti pemimpin operator atau pengembang software.

3
Departemen/ kelompok yang heterogen/lintas fungsional
Lini: memimpin beberapa unit kerja yang dipimpin supervisor yang lebih tinggi. Seperti managemen penjualan regional, dan SDM.
Staf: mengelola fungsi keuangan, SDM yang berpengaruh pada unit bisnis.
Tim/proyek: mengatur tim dengan anggota dari beberapa unit kerja.
4

Beberapa Departemen/ beberapa unit kerja yang heterogen

Lini: mengelola suatu pabrik, distrik, atau cabang termasuk beberapa departemen atau fungasi seperti keuangan, produksi, marketing, yang diatur oleh supervisor yang lebih tinggi. Seperti manager penjualan distrik, dan CEO firma kecil.
Staf: mengintegrasikan beberapa fungsi staf seperti keuangan dan administrasi, atau kejadian yang mempengaruhi unit bisnis pada suatu divisi.
Tim proyek: mengkoordinasikan tim multidisiplin yang besar yang dilaksanakan oleh bawahan supervisor.
5
Unit bisnis besar
Lini: mengelola (direktur atau manajer) dari unit bisnis, yang merupakan bagian grup dari grup besar, CEO dari firma berukuran sedang.
Staf: mengelola suatu dari bisnis seperti staf penasehat/ahli keuangan, marketing, dan pengembangan SDM
Tim/proyek: mengelola proyek utama atau produk pada level unit bisnis yang mengkoordinasikan penelitian dan pengembangan, produksi, keuangan , pemasaran, dan SDM.
6

Divisi besar, kelompok bisnis yangs strategis

Line: mengelola suatu divisi atau sekelompok unit bisnis (direktur atau kepala cabang dari perusahaan besar)..
Staf: staf ahli senior/penasehat perusahaan bidang keuangan, marketing, manufakturing, SDM, strategi bisnis dsb.
Tim/proyek: mengelola proyek bernilai  besar (100 juta dollar atau lebih) seperti penjualan senjata militer.
7
Direktur utama  perusahaan besar ; mengatur organisasi multi divisi yang kompleks.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi C. Penguasaan keilmuan
-1
Menolak. Menghindari penambahan pengetahuan yang ada, tidak berinovasi. Mengandalkan pengetahuan, ide dan teknik yang telah dimiliki.
0
Netral. Tidak tertarik untuk menambah pengetahuan teknis, tapi juga tidak menolak terhadap perubahan pengetahuan teknis yang diperlukan.
1
Memelihara pengetahuan teknis yang dimiliki. Selalu sadar akan teknologi baru dan secara aktif mengupgrade skill yang dimiliki.
2
Memperluas dasar-dasar pengetahuan. Mencari informasi baru dalam skala yang lebih kecil seperti informasi baru pada proyek yang ada, mengembangkan rasa ingin tahu untuk mendapatkan hal baru  tidak tergantung dari keahliannya.
3
Menggali pengetahuan baru atau yang berbeda. Melakukan usaha yang besar untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang baru atau menjaga kontak antar jaringan profesional agar tetap mengetahui perkembangan mutakhir dari suatu bidang ilmu pengetahuan tertentu.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi D. Penyebaran pengetahuan
-1
Pelit. Menjaga pengetahuan yang dimiliki, merahasiakannya dari kolega yang lain.
0
Tidak berlaku. Tidak memiliki pengetahuan untuk dibagi.
1
Menjawab pertanyaan.  Membagi pengetahuan/informasi terkini dalam peran sebagai ahli.
2
Menerapkan teknis untuk mempelajari dampak yang muncul. Dilakukan dengan cara menjawab pertanyaan (seperti mempengaruhi konsumen) atau membantu kesulitan teknis orang lain dan mempelajari hasilnya.
3
Menawarkan bantuan teknis. Berperan sebagai konsultan yang fleksibel dan menawarkan kemampuannya untuk meningkatkan performansi  atau mengatasi kesulitan teknis tertentu.
4
Menyebarkan teknologi baru. Secara aktif menyebarkan misi atau berperan sebagai agen untuk menyebarkan teknologi baru ke luar organisasi.
5
Menerbitkan paper tentang teknologi baru. Dilakukan melalui artikel atau jurnal profesional mengenai metoda baru.

17. Kompetensi
:
Pengendalian diri (Self-control, SCT)
      Definisi
:
Kemampuan untuk mengendalikan emosi diri sehingga mencegah untuk melakukan tindakan-tindakan yang negatif pada saat ada cobaan, khususnya ketika menghadapi tantangan atau penolakan dari orang lain atau pada saat bekerja di bawah tekanan

SKALA SCT

Level

Penjelasan Indikator Perilaku

-1
Kehilangan kendali. Memiliki emosi yang dipengaruhi langsung dengan efektifitas kerja. Menunjukkan rasa frustasi, menjadi emosi, kacau dalam kondisi tertekan.
0
Menghindari stress. Menghindari situasi atau orang yang dapat menimbulkan emosi.
1
Menahan godaan. Bertahan terhadap godaan dan mengendalikan diri untuk tidak bereaksi secara negatif atau berbuat yang tidak patut.
2
Mengendalikan emosi, melampiaskan perasaan dengan sangat marah, frustasi, dan stress, tapi tidak melakukan tindakan destruktif baik bagi diri sendiri maupun orang lain.
3
Bersikap tenang. Ingin marah sekali, merasa frustasi, atau stress, tapi mengendalikan ekspresi dan tindakan dengan tenang.
4
Mengelola stress secara efektif.  Menggunakan teknik manajenen stress untuk menghindari reaksi yang berlebihan secara efektif.
5
Memberikan respon yang membangun. Mengontrol emosi, dan memberikan tindakan yang membangun/konstruktif untuk merespon permasalahan yang ada.
6
Menenangkan orang lain. Dalam situasi stress, menenangkan orang lain seperti cara menenangkan dirinya sendiri.

18. Kompetensi
:
Percaya diri (Self-confidence, SCF)
      Definisi
:
Keyakinan seseorang pada kemampuan diri sendiri untuk menyelesaikan suatu tugas/ tantangan.

SKALA SCF

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi A. Keyakinan terhadap diri sendiri
-1
Tidak berdaya. Gabungan dari kurang percaya diri, tidak yakin atas kemampuan diri dan putus asa. Menghindari ditolak dan konflik, dicap sebagai pribadi yang lemah.
0
Tidak berlaku atau menghindari tantangan. Tidak percaya diri.
1
Terdapat sikap percaya diri. Membuat keputusan independen, bekerja tanpa pengawasan rutin.
2
Impresif atau memapakkan kekuatan diri. Membuat keputusan tanpa mengindahkan ketidaksetujuan orang lain selain yang berwenang. (Bila tindakannya melawan pengawas termasuk level 5)
3
Menyatakan rasa percaya diri atas kemampuannya. Memandang diri sebagai ahli, organisator, atau penggerak utama.  Membandingkan diri dengan orang lain. Mengungkapkan kepercayaan diri berdasarkan pertimbangan kemampuannya sendiri.
4
Menunjukan rasa percaya diri. Menempatkan posisi diri secara jelas dalam suatu konflik. Melakukan suatu perbuatan untuk membuktikan apa yang telah diucapkan.
5
Menerima tantangan dengan suka rela. Merasa senang dengan tantangan, mencari tanggung jawab yang lebih besar tanpa diminta.
6
Menempatkan diri dalam situasi yang sangat menantang. Mengambil tugas yang sangat menantang, dan menentang atasan atau konsumen.

Level
Penjelasan Indikator Perilaku
Dimensi B. Mengatasi kegagalan
-2
Menyalahkan diri sendiri secara terus menerus. Membuat pernyataan diri secara mendalam “saya selalu begini, salah melulu”. Memiliki perasaan tidak berdaya, tidak dapat berubah. (tidak ada ungkapan “saya akan memperbaikai kedaaan ini”).
-1
Menyalahkan orang lain . Melihat diri sendiri sebagai korban. Ini merupakan karakteristik sales dengan perfomansi superior dan beberapa pekerjaan lain yang berhubungan dengan tingginya tingkat kesalahan.
0
Tidak berlaku, atau tidak diamati.
1
Menerima tanggung jawab. Mengakui kesalahan secara spesifik dan tidak secara umum “saya salah dalam menilai situasinya saat itu”.
2
Belajar dari kesalahan diri sendiri. Menganalsis performansi diri dan mengerti kesalahannya, dan melakukan perbaikan “karena saya ceroboh”.
3
Mengakui kesalahan diri terhadap orang lain dan bertindak untuk memperbaiaki masalah.

19. Kompetensi
:
Fleksibilitas (Flexibility, FLX)
      Definisi
:
Kemampuan menyesuaikan diri dan bekerja secara efektif pada berbagai situasi, dengan berbagai rekan atau kelompok yang berbeda; kemampuan untuk memahami dan menghargai perbedaan dan pandangan yang bertentangan atas suatu isu.

SKALA FLX

Level
Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi A. Besarnyaperubahan
-1
Ngotot. Dalam permasalahan yang sudah jelas, tetap tidak mengindahkan pendapat orang lain, meskipun pendapat tersebut valid. Sulit menerima perbedaan.
0
Selalu mengikuti prosedur
1
Melihat situasi secara objektif. Menyadari validitas pendapat orang lain.
2
Menerapkan prosedur dan aturan secara fleksibel. Melihat keadaan atau situasi, menyesuaikan tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan yang lebih besar. Menolong pekerjaan rekan kerja yang memungkinkan dilakukan saat darurat.
3
Menyesuaikan taktik pada situasi/orang yang berbeda. Merubah tingkah laku atau pendekatan sesuai dengan situasi atau orang yang dihadapi.
4
Menyesuaikan strategi, dan tujuan  diri sendiri,  sesuai dengan situasi.
5
Melakukan penyesuaian pengaturan. Membuat perubahan yang lebih kecil atau lebih  berjangka pendek sebagai respon terhadap perubahan kebutuhan atau situasi.
6
Menyesuaikan strategi. Membuat perugahan besar dan berjangka panjang untuk merespon perubahan situasi lingkungan.(Level ini melibatkan berbagai kompetensi, kemungkinan managerial, kognitif, dan perencanaan/berprestasi.)

Level
Penjelasan Indikator Perilaku

Dimensi B. Kecepatan bertindak
1
Perubahan jangka panjang, dan terencana (lebih dari 1 bulan)
2
Perubanan rencana jangka pendek. (1 minggu-1 bulan)
3
Perubahan cepat (kurang dari satu minggu). Terjadi bila contoh kasus menunjukkan jangka waktu yang tidak jelas.
4
Perubahan sangat cepat (dalam hitungan hari)
5
Aksi spontan atau keputusan langsung. Sekejap.


20. Kompetensi
:
Komitmen terhadap organisasi
(Organisational Commitment, OC)
      Definisi
:
Kemampuan dan kemauan seseorang untuk mengkaitkan apa yang diperbuat dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi; berbuat sesuatu untuk mempromosikan tujuan organisasi atau untuk memenuhi kebutuhan organisasi; dan menempatkan misi organisasi di atas keinginan diri sendiri atau peran profesionalnya.

SKALA OC


Level

Penjelasan Indikator Perilaku

-1
Pembangkang. Menentang terhadap norma organisasi.
0
Tidak berlaku atau melakukan upaya minimal agar tetap dapat bekerja di organisasi.
1
Usaha aktif. Melakukan upaya aktif dalam menyesuaikan diri dan menghormati norma organisasi.
2
Model “menjadi warga organisasi yang baik”. Menunjukkan kesetiaan, kesadaran untuk menolong kolega dalam menyelesaikan tugasnya, menghormati keinginan pemegang kekuasaan/pengambil keputusan.
3
Menyatakan manfaat dan komitmen. Mengerti dan mendukung misi dan tujuan organisasi. Menyelaraskan kebutuhan pribadi dengan kebutuhan organisasi, mengerti kebutuhan bekerjasama untuk mencapai hasil yang lebih besar.
4
Melakukan pengorbanan diri. Menempatkan kepentingan organisasi di atas kepentingan dan keinginan pribadi, status profesi dan kebutuhan keluarga.
5
Membuat keputusan yang tidak populer demi keuntungan perusahaan walau bersifat kontroversial.
6
Mengorbankan unit sendiri demi kebaikan perusahaan. Pengorbanan ini berjangka pendek dan sangat baik bagi kelangsungan perusahaan berjangka panjang. Seperti pengurangan gaji sukarela, mengambil lebih banyak pekerjaan. Dan meminta orang lain untuk membuat pengorbanan untuk kepentingan perusahaan yang lebih luas.

No comments: