Dari Takut Kepada Makhluk Menjadi Takut KepadaNya
Diantaranya
yaitu mengobati takut dengan takut. Yaitu dari takut kepada makhluk menjadi
takut kepada Allah. Dengan kata lain berani terhadap makhluk dan takut
kepadaNya.
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ
أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيبًا
”(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah (para
Rasul), mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut
kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat
Perhitungan.” (Al Ahzab 33:39).
مَنْ خَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ وَجَاءَ بِقَلْبٍ
مُنِيبٍ
”(Yaitu)
orang yang takut kepada
Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia datang
dengan hati yang bertaubat” (Qaaf 50:33).
Yang
dimaksud takut kepada Allah adalah orang-orang yang takut kepada Allah di dunia
sebelum bertemu Allah dengan cara taat kepadaNya. Dan mengikuti apa-apa yang
diperintahkanNya. [1]
Dalam
tafsir Thabari sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Bin Malik bahwa Rasululah menceritakan
tentang dialog antara neraka dan syurga. Neraka berkata, ”Masuklah ke neraka
orang-orang yang berkuasa dan orang-orang yang sombong.” Berkata syurga, ”Masuk
ke dalam syurga orang-orang yang fakir dan miskin.”
Dan
Allah SWT berfirman kepada surga, ”engkau adalah rahmatku yang diberikan kepada
siapa saja yang Dia kehendaki.” Dan dia mewahyukan kepada neraka, ”engkau
adalah adzabku yang ditimpakan kepada siapa saja yang Allah kehendaki.”[2]
Karena
takut terhadap Allah ternyata memberikan fadhilah yang besar diantaranya berupa
ampunan dan pahala yang besar.
إِنَّمَا تُنْذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَنَ بِالْغَيْبِ
فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ
”Sesungguhnya
kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan
dan yang takut kepada Tuhan
Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihatnya. Maka berilah mereka kabar
gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (Yaasiin 36:11).
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ
وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
إِنَّ الَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ بِالْغَيْبِ
لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَأَجْرٌ كَبِيرٌ
”Sesungguhnya
orang-orang yang takut
kepada Tuhannya Yang tidak nampak oleh mereka, mereka akan memperoleh ampunan
dan pahala yang besar.” (Al Mulk 67:12).
Dan
tentu saja syurgaNya Allah.
وَلِمَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ جَنَّتَانِ
”Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap
Tuhannya ada dua syurga”( Ar Rahman 55:46).
Selanjutnya
takut kepada hari akhir dan adzab pada hari itu. Karena takut terhadap hal ini adalah
bagian dari takut terhadap Allah.
وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ
”dan orang-orang yang takut terhadap azab Tuhannya.”(Al
Ma’aarij 70:27).
قُلْ إِنِّي أَخَافُ إِنْ عَصَيْتُ رَبِّي عَذَابَ
يَوْمٍ عَظِيمٍ
”Katakanlah:
"Sesungguhnya aku takut
akan siksaan hari yang besar jika aku durhaka kepada Tuhanku."(Az
Zumar 39:13).
”Sesungguhnya
kami takut akan (azab)
Tuhan kami pada suatu hari yang (di hari itu) orang-orang bermuka masam penuh
kesulitan.”(Al Insaan 76:10).
Kita juga tidak boleh
takut kepada setan maupun wali-walinya seperti orang musyrik dan orang kafir.
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَا تَخَافُوهُمْ
وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
”Sesungguhnya
mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan
kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi
takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”(Ali ’Imran 3:175).
Bahkan
kepada manusia sekalipun.
فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ
”....Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi)
takutlah kepada-Ku....”(Al Maa’idah 5:44).
Menurut
Imam Thabari maknanya adalah perintah kepada ulama yahudi untuk tidak takut
kepada manusia dalam menegakkan hukum Allah kepada hamba-hambaNya. Serta jangan
takut dengan menyembunyikan ketentuan-ketentuan yang telah diturunkan Allah.[3]
Allah
juga melarang kita untuk takut dari kemiskinan dengan cara membunuh anak atau
keturunan kita, sebab Allah sudah menjamin rizki mereka.
وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ
وَإِيَّاكُمْ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
”Dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka
dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
“ (Al Israa’ 17:31).
Maksudnya yaitu takut akan
kefakiran sebagaimana orang-orang jahiliyah yang membunuh anak-anak mereka
karena takut miskin. Menurut Qatadah yaitu dengan cara membunuh anak perempuan.
Sebab anak perempun dinilai tidak berguna. Tidak bisa perang dan tidak dapat
mencari nafkah sehingga hanya menjadi beban hidup.[4]
No comments:
Post a Comment