Zakat Fithrah
1.
Hukum Zakat Fithrah
Zakat fithrah hukumnya wajib. Hal ini berdasarkan hadits Ibnu ‘Umar radliyallaahu
‘anhuma :
أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم فرض زكاة الفطر من رمضان على كل نفس من المسلمين
“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
telah mewajibkan zakat fithrah di bulan Ramadlan terhadap setiap orang dari
kalangan muslimin” (HR. Muslim no. 984).
2.
Siapa yang Wajib Membayar Zakat Fithrah
??
Zakat fithrah diwajibkan kepada semua golongan dari kaum
muslimin baik anak kecil dan orang tua, laki-laki dan wanita, merdeka dan
budak. Hal berdasarkan hadits Abdullah
bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma :
فرض
رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر صاعا من تمر أو صاعا من شعير على العبد
والحر والذكر والأنثى والصغير والكبير من المسلمين
“Bahwasannya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
telah mewajibkan zakat fithrah di bulan Ramadlan kepada manusia; satu sha’ tamr
(kurma) atau satu sha’ gandum atas budak dan orang merdeka, laki-laki dan
wanita dari kalangan umat muslimin” (HR. Bukhari no. 1432 dan Muslim
no. 984).
Seorang muslim wajib mengeluarkan zakat fithrah untuk
dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, baik anak kecil, besar,
laki-laki, wanita, orang merdeka, maupun budak.
Berdasarkan hadits dari Ibnu Umar radliyallaahu ‘anhuma :
أمر
رسول الله صلى الله عليه وسلم بصدقة الفطر عن الصغير والكبير والحر والعبد ممن
تمونون
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memerintahkan
menunaikan zakat fithrah untuk anak kecil, orang tua, orang merdeka, dan budak
yang masuk dalam tanggungannya” (HR. Ad-Daruquthni 2/1410 dan Baihaqi 4/161
dengan sanad hasan).
Tidak wajib zakat fithrah atas janin yang masih ada di
dalam perut ibunya.
3.
Jenis-Jenis yang Dibayarkan
Sebagai Zakat Fithrah
Jenis-jenis yang dapat dibayarkan sebagai zakat fithrah
adalah semua jenis makanan pokok, gandum, kurma, keju, dan kismis (anggur
kering). Hal berdasarkan hadits dari Abu
Sa’id Al-Khudry radliyallaahu ‘anhu :
كنا
نخرج زكاة الفطر صاعا من طعام أو صاعا من شعير أو صاعا من تمر أو صاعا من أقط أو
صاعا من زبيب
“Dulu kami mengeluarkan zakat fithrah (sebanyak) satu
sha’ makanan, atau satu sha’ gandum, atau satu sha’ tamr (kurma), atau satu
sha’ keju, atau satu sha’ anggur kering (kismis)” (HR. Bukhari no. 1435 dan Muslim no. 985).
4.
Ukuran Zakat Fithrah
Seorang muslim mengeluarkan zakat fithrah sebanyak satu
sha’ dari berbagai jenis makanan yang telah disebutkan. Satu sha’ kira-kira hampir setara dengan 3 kg
beras.
5.
Yang Berhak Menerima Zakat
Fithrah
Adapun golongan yang berhak menerima zakat fithrah hanyalah
dari golongan orang-orang miskin saja, sebagaimana hadits dari Ibnu ‘Abbas radliyallaahu
‘anhuma :
فرض
رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرة للصائم من اللغو والرفث وطعمة للمساكين
“Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
mewajibkan zakat fithrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari
perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor, serta menjadi makanan bagi
orang-orang miskin” (HR. Abu
Dawud no. 1609, Ibnu Majah no. 1827, dan Hakim 1/409. Dihasankan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud 1/447
dan Irwaaul-Ghaliil 3/332 no. 843).
Inilah pendapat yang dipilih oleh Syaikhul-Islam Ibnu
Taimiyyah dalam Majmu’ Fataawaa (25/71-78) dan muridnya Ibnul-Qayyim
dalam kitabnya Zaadul-Ma’aad (2/44).
Adapun mengqiyaskan pemberian zakat fithrah ini dengan
zakat maal (yaitu untuk delapan golongan), maka pengqiyasan ini adalah
pengqiyasan yang salah. Zakat fithri
berbeda sifatnya dengan zakat maal, sehingga tidak boleh adanya pengqiyasan
(terhadap 2 hal yang berbeda).
6. Waktu Penyerahan Zakat Fithrah
Zakat fithrah dikeluarkan sebelum orang-orang berangkat
menunaikan shalat ‘Ied, dan tidak boleh menundanya hingga shalat
didirikan. Hal ini didasarkan pada
hadits Ibnu ‘Abbas radliyallaahu ‘anhuma :
.... من أداها قبل الصلاة فهي زكاة
مقبولة ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات
“….Barangsiapa yang menyerahkannya sebelum shalat
(‘Ied), berarti ia adalah zakat yang diterima.
Dan barangsiapa yang menyerahkan setelah shalat (‘Ied), maka ia hanyalah
sedekah biasa” (ibid)
Diperbolehkan membentuk panitia pengumpulan zakat fithrah
serta diperbolehkan juga membayarkannya bagi kaum muslimin sehari atau dua hari
sebelum pelaksanaan shalat ‘Ied.
وأن
عبد الله بن عمر كان يؤدي قبل ذلك بيوم ويومين
“Bahwasannya
Abdullah bin ‘Umar radliyallaahu ‘anhuma membayarkan zakat fithri sehari atau
dua hari sebelum shalat ‘Ied” (HR. Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. 2421).
No comments:
Post a Comment