Dorongan Mengerjakan Puasa
Ramadlan
1.
Pengampunan Dosa
Pembuat Syari’at yang Maha Bijaksana telah memotivasi untuk
berpuasa di bulan Ramadlan seraya menjelaskan keutamaan dan ketinggian
kedudukannya. Sekalipun orang yang
menjalankan puasa itu memiliki tumpukan dosa bak buih di lautan, niscaya
dosa-dosa itu akan diampuni dengan melaksanakan ibadah yang penuh berkah ini,
yaitu ibadah puasa. Dari Abi Hurairah radliyallaahu
‘anhu ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wasallam :
من صام رمضان
إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه
“Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadlan dengan penuh
keimanan dan mengharapkan pahala (ihtisaaban) [1],
niscaya akan diberikan ampunan kepadanya atas dosa-dosanya yang telah lalu” (HR. Bukhari no. 1910 dan Muslim no.
759).
Dari Abi Hurairah radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam :
الصلاة الخمس
والجمعة إلى الجمعة كفارة لما بينهن ما لم تغش الكبائر
“Shalat yang lima waktu, antara Jum’at ke Jum’at
berikutnya, antara Ramadlan ke Ramadlan berikutnya; bisa menghapuskan dosa-dosa
yang terjadi diantaranya, jika dosa-dosa besar dihindari” [2]
(HR. Muslim no. 233).
2.
Dikabulkannya Doa dan Pembebasan
dari Api Neraka
Rasulullah shallallaahu
‘alaihi wasallam bersabda :
إن لله في كل
يوم وليلة عتقاء من النار في شهر رمضان و إن لكل مسلم دعوة مستجاب له
“Sesungguhnya setiap hari
Allah ta’ala membebaskan beberapa orang dari api neraka yaitu pada bulan
Ramadlan, dan sesungguhnya bagi setiap orang muslim apabila memanjatkan doa,
maka pasti dikabulkan” (HR. Bazzar
no. 3142, Ahmad no. 7443, dan Ibnu Majah no. 1643; dishahihkan oleh Syaikh
Al-Albani dalam Shahih Sunan Ibni Majah no.
1340).
3.
Termasuk dalam Golongan Para Shiddiqiin dan Syuhadaa’
Dari ‘Amar bin Murrah
Al-Juhhani bercerita :
جاء رجل إلى
النبي صلى الله عليه وسلم فقال يا رسول الله أرأيت إن شهدت أن لا إله إلا الله
وأنك رسول الله وصليت الصلوات الخمس وأديت الزكاة وصمت رمضان وقمته فممن أنا قال
من الصديقين والشهداء
Ada seseorang yang datang kepada Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam seraya
berkata : “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku bersaksi bahwa tidak
ada Tuhan yang haq untuk disembah melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa engkau
adalah Rasulullah, (dan aku) mengerjakan shalat lima waktu, menunaikan zakat,
dan berpuasa di bulan Ramadlan dan shalat (tarawih) di dalamnya; termasuk
golongan siapakah aku ini?”. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab
: “Termasuk golongan para shiddiqiin
dan syuhadaa’ “ (HR. Ibnu
Hibban dalam Mawaaridudh-Dham’aan
hal. 36 dengan sanad shahih).
[1] Makna iimaanan wah-tisaaban (إيمانا واحتسابا) berarti percaya sepenuhnya akan kewajiban puasa
tersebut serta mengharapkan pahalanya.
Menjalankan puasa dengan sepenuh jiwa tanpa adanya unsur keterpaksaan
dan juga tidak merasa keberatan untuk menjalaninya.
[2] Pengampunan
dosa-dosa tersebut hanya merupakan dosa-dosa kecil saja. Adapun dosa-dosa besar akan diampuni oleh
Allah apabila pelakunya bertaubat kepada Allah ta’ala dengan taubat nashuha. Maka, di bulan Ramadlan ini, pergunakanlah
waktu yang mustajab ini untuk bertaubat meminta ampunan kepada Allah untuk
semua dosa yang pernah kita lakukan.
No comments:
Post a Comment