Translate

Mencari Artikel

FIND(Mencari)

Tuesday, 28 May 2013

Keluarga Asmara - Agar Cinta Tetap Bersemi

GAR CINTA TETAP BERSEMI
(Memilih Berdasarkan Agama)

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan Mengawasi kamu.
(An Nisaa 1)

Kunci keluarga Asmara (As-Sakinah, mawaddah wa rahmah), dimulai sejak pemilihan pasangan, saat pernikahan hingga berkeluarga. Untuk mencapai keluarga Asmara dan menumbuhkan cinta antara suami-istri agar tetap bersemi, tumbuh dan bergelora ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian kita bersama.

Pernikahan Adalah Fardhu Kifayah

Perlu ditegaskan pernikahan adalah fardhu kifayah. Artinya merupakan tanggung jawab kolektif, masyarakat atau minimal orang tua. Namun-namun akhir-akhir ini pengertian ini menjadi terbolak-balik. Seoah-olah pernikahan adalah tanggung jawab pribadi. Sehingga setiap orang bebas mencari pasangannya sendiri-sendiri dengan gaya dan metodenya sendiri-sendiri. Dalilnya bahwa perintah nikah ditujukan kepada masyarakat Islam yaitu dengan kata-kata jama’ Wa ankihuu (dan nikahkanlah) yaitu sebuah perintah kepada komunitas Islam. Firman Allah :

Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (An Nuur 32).

Jadi pencarian jodoh dilakukan oleh orang tua/jama’ah/masyarakat,  bukan melalui pacaran. Karena pacaran selain berdosa, menghabiskan modal besar, martabak, nonton bareng, nraktir,  bergaya naik taksi,  juga riskan perceraian. Berdasarkan skripsi salah seorang mahasiswa IAIN Jakarta, bahwa perceraian kebanyakan terjadi pada pasangan yang berpacaran lebih dari tiga tahun dibandingkan mereka yang tidak berpacaran atau berpacaraan dibawah tiga tahun. Sekaligus pacaran juga termasuk delik percobaan perzinahan, sehingga Imam Al Mawardi (penulis buku Al Ahkam Ash Shulthaniyyah) merekemondasikan untuk dihukum cambuk.  Firman Allah :

“Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk” (Al Israa 32).

“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, Maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. “ An An Nuur 2).

Agama Sebagai Prioritas


Dalam pemilihan hendaknya orang tua/guru/jama’ah/masyarakat Islam memprioritaskan pemilihan jodoh berdasarkan agama. Alasan ini adalah realistis bukan idealis. Contohnya jika kita memprioritaskan kecantikan, maka kecantikan itu akan pudar. Betapa banyak artis yang cantik bercerai. Demikian halnya harta. Harta itu juga akan habis dan musnah.

Begitupun keturunan juga tidak kekal. Dulu menjadi presiden tapi kini dihujat masyarakat. Bahkan ada seorang laki-laki yang jadi istri anak presiden. Tapi pendapat dan nasehatnya tidak pernah digubris istri. Sehingga istrilah yang jadi pemimpin di rumah. Namun setelah bapaknya lengser kini baru dia menjadi laki-laki tulen yang pendapat dan nasehatnya mulai dipatuhi istrinya.

Sementara agama yang menyangkut aspek akidah, ibadah dan akhlak tidak akan musnah. Ia akan terus bersemi dan menjadi garansi di hari akhir kelak. Sabda Nabi :

wanita itu dinikahi karena empat hal, hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka kawiniah wanita atas dasar agamanya, niscaya kamu akan beruntung” (HR Bukhari-Muslim).

Dalam hadits riwayat Tirmidzi Nabi SAW bersabda :”Jika datang kepadamu seorang laki-laki yang engkau ridhai agama dan akhlaknya maka nikahkanlah dia …….”

Rasulullah juga bersabda “Dunia adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan adalah wanita shalihat” (HR Muslim dan An Nasai)

Selanjutnya baru memperhatikan masalah sekufu (sederajat), baik dalam pendidikan maupun keturunan. Meskipun tidak mutlak tapi hal ini dapat mengurangi keharmonisan rumah tangga. Contohnya istri Sarjana kawin dengan suami yang lulusan SLTA. Tentu kurang nyambung dalam pergaulan sehari-hari. Atau suami staf, sementara istrinya Direktur juga akan mengakibatkan kesulitan dalam memimpin rumah tangga.

Contohnya adalah perkawinan antara Zainab yang bangsawan dengan Zaid yang mantan budak (anak angkat Rasulullah) karena tidak sekufu’ akhirnya berakhir dengan perceraian. Karena itu dalam perkawinan masalah ini juga menjadi pertimbangan.

Begitupun keturunan. Kita harus melihat keluarganya. Biasanya keluarga yang baik-baik akan melahirkan keturunan yang baik-baik. Keluarga yang sehat dan cerdas biasanya  akan melahirkan keturunan yang sehat dan cerdas.

Sabda Rasulullah “Pilihlah tempat benih kamu, sebab asal keturunan itu membawa pengaruh” (HR Ibnu Majah dan Daraquthni).

Nikah Untuk Dakwah

Tujuan kawin itu berbeda-beda. Ada yang nikah karena untuk memenuhi kebutuhan biologis. Yaitu agar dapat menyalurkan hasrat seksualnya ditempat yang halal dan benar. Namun ada yang  meningkat lagi yaitu untuk memenuhi kebutuhan sosial. Sebab hidup ini tidak bisa sendiri harus saling tolong menolong dan kerjasama, karena manusia adalah makhluk sosial.

Meningkat lagi menikah karena ibadah. Mereka tahu bahwa menikah adalah sunnah nabi, maka barang siapa yang membencinya ia bukan golongan umat Islam. Sekaligus merupakan perintah Allah untuk menciptakan keluarga ASMARA. Tujuan ini merupakan tujuan minimal bagi umat Islam. Sehingga nikahnya berkah dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Namun yang lebih penting dari itu kita harus meningkatkannya menjadi tujuan dakwah. Pernikahan adalah tangga dakwah untuk membentuk keluarga yang merupakan batu bata terbentuknya masyarakat Islam. Jika keluarga-keluarga muslim di Indonesia itu baik, Insya Allah masyarakat Indonesia akan menjadi masyarakat yang baik. Yang jauh dari klenik, perdukunan, aliran sesat, korupsi, judi dan pelacuran.

Wallahu ‘alam.

No comments: