Menikah
dengan janda kaya. Ini bukan guyonan. Apalagi ngeledek. Tapi memang kenyataan. Kalau anda ingin segera kaya, nikahlah
dengan janda yang kaya. Di dunia banyak janda kaya. Misalnya ada anak mantan
presiden atau mantan presiden. Atau istri mantan pejabat. Atau mantan istri
milyuner.
Coba perhatikan di sekitar kita. Ada
pengacara yang menikahi artis yang sudah menjanda dengan membawa beberapa anak.
Ada penyanyi dangdut yang kawin dengan janda yang merupakan pengusaha yang kaya.
Maka saat itu juga hidupnya berubah total. Demikian pula popularitas dan bisnisnya karena
mendapatkan dukungan finansial dari istrinya. Semuanya ini sah-sah saja dan
sama sekali tidak melanggar hukum maupun syareat Islam. Selama tujuannya adalah
dalam rangka membangun keluarga yang sakinah ma wadah wa rahmah.
Rasulullah
juga menikah dengan janda kaya Khadijah RA. Beliau bukan hanya kaya tapi
dermawan, cantik, berakhlak mulia, dari
kalangan bangsawan, gigih, teguh, shalihat, sekaligus wanita yang selalu
mendampingi nabi dalam suka dan duka. Bahkan Nabi tidak berpoligami selama
Khadijah di sisinya. Wanita yang selalu diingat dan disebut-sebut kebaikannya
sehingga kadang menimbulkan kecemburuan istri lainnya.
Dialah
wanita yang mendidik Nabi menjadi pedagang yang sukses. Pedagang yang
mengetahui dunia perdagangan beserta seluk beluknya. Padahal Nabi sebelumnya
adalah pemuda yang sederhana, namun setelah dibina oleh Khadijah Nabi menjadi
pedagang yang sukses.
Syaikh
Mahmud Al Mishri dalam bukunya Shahabiyah Haul Ar Rasul[1]
menyatakan :
”Bukti
yang paling kuat atas kebijaksanaan, kepintaran dan kecerdikan Khadijah adalah
ketika menjatuhkan pilihannya kepada Nabi SAW sebagai suaminya. Padahal saat
itu beliau adalah laki-laki yang misikin, sedangkan dirinya wanita kaya yang
didambakan oleh tokoh-tokoh Qurays. Namun Khadijah menolak mereka. Penolakannya
tersebut berdasarkan kebijaksanaan dan kematangan pikirannya bahwa kesempurnaan
jati diri seseorang laki-laki adalah pada kemuliaan hati dan kebikan sifatnya,
bukan kekayaan materi dan harta benda yang bersifat sementara. ”
Lebih
lanjut Syaikh Mahmud berkata, ”Sesungguhnya Khadijah ingin mencari kepuasaan
dan kekayaan dalam bentuk lain. Yakni
kepuasaan jiwa, kekayaan hati, dank emuliaan
akhlak. Dan semua itu tidak dimiliki seorangpun kecuali Muhammad SAW.”
Di
sisi lain, Muhammad tidak akan menerima tawaran Khadijah walaupun seandainya
dia wanita paling kaya di dunia dan wanita paling cantik sejagat raya, jika
saja beliau tidak melihat wanita tersebut memiliki pikiran yang matang dan
bijaksana. Beliau juga mendengar kesaksian kaumnya tentang diri Khadijah yang
memiliki sifat-sifat mulia, karya-karya yang terpuji, pandai menjaga kehormatan
diri, kepribadian yang bersih dan garis keturunan yang terpandang.[2]
Berkat
bimbingan Khadijah Nabi menjadi pemuda yang kaya raya. Buktinya ketika menikahi
Khadijah, Nabi memberian emas kawin 20 ekor unta muda dan 12 uqiyah emas.[3]
25 ekor unta jika dirupiahkan dengan harga unta Rp. 10 juta per buah maka
jumlahnya senilai Rp. 250 juta. Sedangkan 12 uqiyah dengan nilai 1 uqiyah Rp. 15,4 juta
maka jumlahnya senilai Rp. 184,8 juta. Sehingga total mas kawin yang
disampaikan nabi sebesar Rp. 434,80 juta. Hampir setengah milyar rupiah. Coba
bandingkan dengan mas kawin yang kita berikan paling-paling hanya 5 sampai 25
gram. Atau senilai Rp. 3 juta sampai dengan Rp. 15 juta rupiah. Atau sekitar
1/144 hingga yang terbaik 1/29 dari mas kawin Nabi SAW. Maknanya mas kawin nabi
sebesar 144 atau yang paling bagus 29 kali dari mas kawin yang kita berikan
kepada istri-istri kita. Ini menunjukkan bahwa Nabi lebih kaya 29 kali hingga
144 kali lipat dibandingkan kita.
Hal
itu adalah berkat seorang janda. Tentu saja bukan sembarang janda. Tapi carilah
janda yang kaya, cantik, sholihat, dermawan, baik budi, penyabar dan penyayang
seperti Khadijah.
No comments:
Post a Comment