CINTAI
ORANG KARENA TAKWANYA
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ
مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ
عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan
dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
dan Maha Kuasa.”(Al
Hujuraat 49:13).
Ciri-ciri orang bertakwa sebagaimana
dimaksud dalam surat
Al Baqarah ayat 177 antara lain adalah beriman kepada rukun iman yang enam
berbuat baik, menegakkan sholat, membayar zakat, sabar dan tabah.
Karena itu jika ada saudara kita yang
melakukan perbuatan itu semuanya maka ia
adalah orang yang bertakwa. Untuk itu tidak layak ia dihina, dijauhi (di-hajr),
dibid’ahkan, dimusuhi, disebut hizby dengan konotasi merendahkan hingga
dikafirkan.
Jika kita temukan sebagian kecil kesalahannya, maka selayaknya kita
maklumi. Atau kita nasehati dengan cara yang baik dan hikmah. Bukan dicaci maki
apalagi dijuluki dengan julukan yang aneh-aneh seperti ruwaibidhah
(dungu/bodoh), ahlul hawa’ hingga
anjing-anjing neraka (kilaabun naar).
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ
قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آَمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ
الْآَخِرِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآَتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ
ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ
وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآَتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ
إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ
أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke
arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan
itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,
nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan
orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan
shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia
berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam
peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah
orang-orang yang bertakwa” (Al Baqarah 2:177).
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللَّهَ يَقُولُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
أَيْنَ الْمُتَحَابُّونَ بِجَلَالِي الْيَوْمَ أُظِلُّهُمْ فِي ظِلِّي يَوْمَ لَا ظِلَّ
إِلَّا ظِلِّي[1]
Dari Abu
Hurairah berkata : bersabda Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Allah
berfirman pada hari kiamat nanti, dimana orang-orang yang saling mencintai
karena keagunganKu? Hari ini Kunaungi mereka dimana tidak ada naungan selain
naunganKu.”
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
مَنْ لَا يَرْحَمُ لَا يُرْحَمُ[2]
Dari Nabi SAW bersabda, “Barang siapa tidak menyayangi maka tidak disayangi.”
Akibat mengikuti hawa nafsu sebagian
kaum muslimin terjebak pada permusuhan yang sengit. Karena menilai seseorang
bukan berdasarkan takwanya namun organisasi atau jama’ah atau madzhabnya.
Semoga kita terhindar dari
kelompok-kelompok semacam itu. Mari kita jadikan parameter takwa atau iman atau
Islam sebagai standar dalam pergaulan.
Mari kita baca, kita renungi, kita jadikan standar ayat-ayat Allah
berikut ini. Yang menjelaskan bahwa yang beruntung bukanlah pengikut organisasi
A atau jama’ah B, manhaj x atau manhaj y, tapi mereka yang mengamalkan
ayat-ayat berikut ini.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1)الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ
فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5) إِلَّا عَلَى أَزْوَاجِهِمْ
أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ (6) فَمَنِ ابْتَغَى
وَرَاءَ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْعَادُونَ (7) وَالَّذِينَ هُمْ لِأَمَانَاتِهِمْ
وَعَهْدِهِمْ رَاعُونَ (8) وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ (9)
أُولَئِكَ هُمُ الْوَارِثُونَ (10) الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا
خَالِدُونَ (11)
“1.
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, 2.
(yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam sembahyangnya, 3.
dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada
berguna, 4. dan orang-orang yang menunaikan zakat, 5. dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, 6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela. 7.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. 8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya. 9. dan orang-orang yang
memelihara sembahyangnya. 10. Mereka itulah orang-orang
yang akan mewarisi, 11. (yakni) yang akan mewarisi
syurga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.”(Al Mukminuun 23:1-11).
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آَيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ (2) الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُونَ (3) أُولَئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ (4)
“2.
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah
gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman
mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal. 3.
(yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari
rezki yang Kami berikan kepada mereka. 4. Itulah
orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan memperoleh
beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezki (nikmat)
yang mulia.”(Al
Anfaal 8:2-4).
No comments:
Post a Comment